BLAM
"GUUD MORNING EPERIBADEH!!" sapa pria berambut oren menyala yang dihadiahi pukulan telak dari si hijau.
PLAK
"Berisik puqi"
"SAKIT! RIMBA ANYENK"
Rimba memutar matanya, dia melanjutkan chatting dengan ayangnya yang ngambek perkaranya di ewe satu hari yang lalu.
Pria rambut oren atau Nova mendengus sebal, dia duduk bersebrangan dengan Rimba dan mengambil segelas kopi milik Rimba yang belum tersentuh.
"Minta dikit" ucap Nova sebelum menghabiskan segelas kopi itu.
Rimba menatapnya datar, sedangkan Nova hanya cengengesan.
"Eh btw si tornado mana?" tanya Nova yang baru sadar tidak ada Beliung di sana, biasanya dia ngopi dulu sambil chattan ama ayangnya.
Rimba mengangkat bahunya, “Entah, mungkin dia sedang bersenang-senang”
"Hah?"
.
.
.
Sementara itu.
Sikap dingin di wajah Beliung sedikit melunak saat ia melihat Halilintar berusaha menemukan kata-kata, apalagi dengan mata berkaca-kaca karena takut dan gugup.
Terlepas dari segalanya, pemandangan itu menggugah sesuatu dalam dirinya. Ia melangkah lebih dekat, menjulang tinggi di atas pria yang lebih kecil, terdengar rendah dan tenang meskipun nadanya tegas.
“Ayolah, Alin" bisiknya, mengulurkan tangan untuk menyibakkan sejumput rambut dari dahi Halilintar.
"Kau tahu aku tidak akan pernah menyakitimu. Ini hanya....pelajaran"
Ia membungkuk, mencium bibir Halilintar dalam sebuah ciuman yang awalnya tegas dan berwibawa sebelum perlahan-lahan mengeras menjadi sesuatu yang lebih lembut.Ciuman itu menyadarkan Halilintar dari kebisuannya, dan ia mendesah pelan di bibir Beliung.
Suara itu bergema di setiap serat jiwa sang omega, membangkitkan perasaan hangat dan hasrat yang berbenturan dengan rasa takut dan khawatir yang ia rasakan.
"Ummh! L-liung!" Halilintar mencoba memberontak.
Beliung memperdalam ciumannya, lidahnya melewati bibir Halilintar yang terbuka untuk menjelajah rongga mulut yang hangat.
Rasa tubuhnya yang manis dan memabukkan, mengirimkan gelombang gairah yang mengalir melalui pembuluh darahnya. Tangannya menjelajahi tubuh Halilintar dengan bebas, menelusuri lekuk tubuhnya dan menekannya lebih dekat ke cetakan yang semakin membesar di celana Beliung.
"Ssst" bisiknya di bibir Halilintar, sedikit menarik diri untuk berbicara.
"Lepaskan saja, Alin. Percayalah padaku" Ia memegang dagu Halilintar dengan ibu jari dan telunjuknya, membungkukkan badan ke belakang untuk menampilkan tulang yang halus.
Giginya menggesek kulit sensitif itu, menggigit ringan sebelum menghisap lembut titik nadi yang berdenyut di bawah permukaan. Lalu ia membawa tubuh mungil nan rapuh itu ke dekapannya disaat ia merasa tubuh si manis ketakutan.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin memberikanmu hukuman kecil~ apa kamu percaya padaku?"
Halilintar yang matanya sudah berkaca-kaca, menganggukkan kepalanya pelan. Dia menduselkan wajahnya di dada bidang Beliung sambil terisak kecil.
Sang alpha tersenyum tipis, dia mengangkat tubuh mungil omeganya dan membawanya ke kamar, membaringkannya pelan diatas kasur.
"L-liung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {BeliungxHalilintar} BXB HIATUS
Ficción GeneralHanya kisah seorang omega manis bernama Halilintar yang dijadikan target oleh seorang alpha mafia karena meretas sistem keamanan miliknya. ⚠️ HIATUS ⚠️