Bab 15

2 0 0
                                    

Vote nya dungs plizzz








(Valentine day)

Awal pagi sekali, jeno sudah berada di kebun bunga bunda nya.

Ia mengambil beberapa tangkai bunga yang bermekaran Dan sesekali ia menghirup bunga mawar putih di genggaman nya.

"Mmm harum", puji nya seraya memasukannya pada keranjang .

Setelah selesai memetik ia segera membawa nya menuju dapur, tepat pada bundanya yang sudah menunggu kedatangannya.

"Gimana?! udah selesai", wanita paruh baya itu meletakan cangkir teh nya dan menghampiri jeno yang sedang tersenyum lebar.

Jeno mengangguk Dan memberikan semua bunga nya.

Ia mendarat kan bokong nya di salah satu kursi dan memilih memerhatikan sang bunda.


Ia memperhatikan zellyn yang sedang mendekorasi, sepertinya sulit, terlihat dari beberapa kegagalan dengan bahan terbuang yang memenuhi meja.

"Nda, mau atha bantuin?".

Zellyn melirik putranya, dan menggeleng pelan.

Lagi pula putranya itu hanya bisa mengacau dan akan membuat semuanya makin berantakan. Anak bundha gityu loch~~~.






Deyna berjalan di koridor dengan santai dan sesekali mengibaskan rambutnya ketika berjumpa dengan teman segosip nya.

Ia membuka pintu kantin yang menampakkan puluhan orang yang memenuhi ruangan.

Mata nya mengedarkan ruangan, dan dapat dilihat eliza sahabatnya, melambaikan tangan padanya.

Dengan gesit ia berjalan.

Namun.......

langkah nya pun terpaksa terhenti ketika melihat seorang pria mengesalkan sedang duduk di depan sahabatnya dengan mata genit ke arahnya.

Ia mengubah cara jalannya menjadi lambat, dan menghampiri mereka dengan muka masam tak enak di lihat.

Sepertinya nasib baik menghindari dirinya, terbukti dengan sisa kursi kosong yang hanya tersisa di samping pria gila itu.

Ia melirik enzo yang posisinya di daerah paling ujung meja.

"Zoo tuk...", ia memohon namun sebuah tangan dengan gerakan cepat menarik dirinya untuk duduk.

Teman teman nya dengan cepat melirik ke arahnya dengan bingung

Dengan terpaksa ia duduk dan mulai memesan pilihan nya.

Sedangkan para sahabat yang melihat itu membicarakanya  lewat gerakan muka, apalagi enzo yang manyun manyun dengan mata yang ia gerakan ke kanan dan ke kiri ke arah kekasih nya.

Entah apa yang di bicarakan hingga keheningan di meja itu tak kunjung berakhir.

Jeno yang mengerti gelagat temanya pun melirik enzo tajam, menyuruh untuk diam ketika melihat wajah deyna yang semakin menekuk kesal.

Di Balik Topeng || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang