BAB 16

1 0 0
                                    

"Vote nya tewtewh geulis atawa aa kasep, pang sina abdi semangat ngetikna(人 •͈ᴗ•͈)
Tong siders nyah sayang"

Hatur nuhun
*Vian keche anak mamah*

(Pak guru natha??)

Pagi pagi sekali deyna sudah tantrum, bagaimana tidak tantrum, pak joko guru kesenian itu memberikan nya banyak tugas, kalian tau karena apa??, Yaa ia di hukum karena terlihat sedang berpelukan mesra dengan seorang laki laki di depan matanya.

Deyna jeno bilek,'kaya belum pernah muda aja'.

Ia mengacak ngacak Rambut nya dengan mulut yang tak berhenti henti berceloteh kesal.

"Huahhhhhhhhhh", teriak nya begitu kencang hingga dari bibi, mbok, deyla dan sang ayah pergi menjenguknya.

Mereka mengintip di celah pintu yang sedikit terbuka dan melihat deyna yang memutar mutar rambutnya seperti trio macan sedang konser.

Dahi sang ayah berkerut takut,"Nana kesurupan laa".

Awalnya ayah nya ingin menghampiri deyna tapi lengan deyla mencegahnya, "tidak baik menenangkan nya sekarang biarkan ia dan mari kembali ke kegiatan masing-masing", semuanya menoleh dan mengganguk pergi meninggalkan depan pintu tuan putri tersebut.

Bukannya deyna tak tau keberadaan mereka hanya saja sekarang ia ingin mengeluarkan pusingnya, yang sekarang terjerat di ruangan otak nya.

Tringgg///sebuah notifikasi keluar dari ponselnya.

Ia meraih benda pipih tersebut dan membacanya terlihat sebuah cahaya kebebasan keluar dari wajahnya.

Pangeran tercayang

"Dedey belajar bareng yuk",

09.25

Pesan singkat padat tersebut mampu membuat nya memunculkan kembali aura kehidupan yang tertutup oleh kesuraman keputusasan yang melanda di wajah nya.

"Bukanya dari tadi kek!!!, kan gak harus nih gue rolling rolling kepala ke orgil ". ucapnya sedikit kesal jika mengingat ke gblk kan nya tadi.






Suasana rumah sepi sekarang karena ayah dan deyla sedang berada di luar rumah, bibi dan mbok di belakang rumah dan jeno dan deyna yang sedang saling tatap di kamar deyna.

Sebenarnya sudah 15 menit mereka saling diam, diam jeno bukan diam biasa sebenarnya ia sedang menyimpan aroma kamar ini dengan hidungnya.

"Tha mau belajar kagak sih".

Geram sudah deyna tahan bukanya belajar malah adu akting jadi patung, kan kesel!!.

Jeno terkekeh dan mengusap tengkuknya, sebenarnya pr nya sudah selesai ia kesini hanya untuk menghilangkan rindunya.

"Sebenarnya pr ku udah selesai... tapi aku bantuin kok", Jeno dengan cepat menyatukan kalimatnya ketika melihat aura tak mengenakan dari depan nya .

Deyna memutar matanya malas , ia beranjak bangun ,"diemm duduk", perintah nya ketika melihat jeno yang setengah berdiri, terpaksa lelaki itu pun duduk kembali.

Di Balik Topeng || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang