Jika Tuhan memberikan kesempatan untuk menghapus ingatan, memori mana yang ingin kamu lupakan?
Kata orang semua kisah akan berakhir bahagia. Namun, bukankah seindah apapun kita merencanakan masa depan, tetap saja hari esok merupakan di luar kehendak kita?
Desiran angin laut menyapu kulit, aroma garam yang terbawa sedikit mengganggu bagi gadis yang kini tengah duduk di atas beton pembatas. Iris coklatnya menatap hamparan laut biru yang begitu luas, sampai di sebuah titik, matanya memincing ke satu arah.
"Loh?!" Seru nya sambil bergegas menuju objek yang tak jauh darinya itu
Jika firasatnya benar, orang yang saat ini tengah berdiri di ujung beton hendak mengakhiri hidupnya.
"Permisi! Heii!! Tolong berhenti!!"
Secepat mungkin ia berlari, tepat sebelum lelaki itu kehilangan keseimbangan, ia dapat meraih tangannya dan kemudian menarik sejauh mungkin.
"Apa yang mau lo lakuin!!!" Ucapnya pada lelaki itu
Akan tetapi, lelaki yang jauh lebih tinggi darinya itu hanya diam menunduk, secara reflek ia memeluknya, mencoba menenangkan dan membawanya pergi menjauh
"Gak seharunya lo ngelakuin itu!!"
"Gue lelah." Akhirnya dia berbicara
"Bahkan kalo lo lagi kesulitan, itu bukan pilihan yang tepat, apapun itu lo gak boleh mikirin hal-hal buruk, okey?"
Ia membawa lelaki tadi menuju cafe yang tak jauh dari bibir pantai. Seharusnya ia tak peduli, seharunya cukup sampai dirinya membawa lelaki itu menjauh dari tempat berbahaya, seharusnya ia cukup membelikan sebotol air mineral dan meninggalkannya, begitu banyak seharusnya-seharusnya yang bisa ia lakukan, namun ia tidak bisa.
"Lo baik-baik aja?" Ia menyodorkan air mineral yang sudah ia buka, lelaki itu mengangguk dan menerima air yang ia berikan
"Denger, bahkan sesulit apapun masalah yang lagi lo hadepin, lo gak boleh membuat pilihan itu, lo itu berharga, jadi tolong cintai diri lo sendiri. Maaf banget gue lancang." Kata gadis itu
Keheningan sesaat membuatnya menatap dengan seksama lelaki yang saat ini terlihat berantakan. Ia tak memaksakan agar lelaki itu berbicara, baginya ia hanya cukup menemani hingga pikiran buruk yang saat ini bergelayar di otak lelaki itu bisa menghilang dengan cepat.
"Gue—gue gak punya orang yang bisa dengerin gue," ungkapnya dengan mata menatap botol air minum yang sudah tinggal setengah
"Gue akan jadi orang yang dengerin lo, apapun itu. Lo gak sendirian," katanya sambil tersenyum manis
Sesaat lelaki yang kini tengah menatapnya, terkekeh pelan "Itu kalimat pembual yang cukup menenangkan."
Benar, kalimat yang barusan ia ucapkan terdengar klise sekali, terlebih mereka baru bertemu hari ini.
Matahari sudah mulai tergelincir ke arah barat, menjadikan langit biru berwarna jingga keunguan, melihat sunset di pantai adalah perpaduan yang sempurna dalam mengakhiri hari.
"Gue Kaureen, salam kenal,"
"Lo bisa manggil gue Zen,"
Kaureen menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, namun Zen menolak dan memintanya untuk memesankan taksi online karena ia meninggalkan handphone serta dompetnya.
Kaureen menyetujuinya, ia juga bisa memastikan bahwa Zen akan sampai tujuan dengan benar, nantinya ia akan berpesan pada driver agar menjaga lelaki itu dengan baik.
Taksi online yang ia pesan sudah tiba, Kaureen kembali memastikan dengan baik bahwa itu adalah taksi yang sesuai, kemudian ia berbicara sebentar pada drivernya, lalu menyuruh Zen untuk bergegas pulang.
"Zen!" Panggilnya pada lelaki yang sudah berada di dalam mobil
"Un?"
"Lo gak sendirian, kalo ada apa-apa datang aja kesini." Ucap Kaureen sambil memberikan kartu namanya
"Sea you again!"
Belum sempat membalas, Kaureen sudah pergi meninggalkannya. Zen memandangi kertas dengan panjang 9 cm yang ia pegang
ᴋᴀᴜʀᴇᴇɴ ᴛɪᴛᴀɴɪᴀ ʀᴜʙʏ -ꜰᴏᴜɴᴅᴇʀ ᴏꜰ ʙ. ʏᴏᴜ

KAMU SEDANG MEMBACA
Sea You !!
Genel KurguJika Tuhan memberikan kesempatan untuk menghapus ingatan, memori mana yang ingin kamu lupakan?