25. Sakit

1.1K 124 20
                                    

Enjoy!

Satu tahun kemudian.

Karina melambaikan tangannya pada Gean yang akan pergi menuju sekolahnya, anak Windu dan Karina itu kini sudah bersekolah di taman kanak kanak. Setelah anaknya pergi bersama dengan Hema, karina pun masuk ke dalam rumah.

Omong-omong, Karina kini tengah mengandung anak kedua nya, usia kandungan nya menginjak enam bulan, itu lah mengapa ia tidak bisa mengantar Gean ke sekolahnya, Windu sendiri sudah berangkat pagi buta.

Karena merasa bosan, Karina lebih memilih melipat baju yang baru saja kering untuk menghilangkan rasa bosannya.

Ting tong

Karina menoleh saat suara bel berbunyi, siapa yang bertamu sepagi ini pikirnya. Tak ingin membuat si tamu menunggu lama, dengan cepat Karina membuka pintu.

"Lho sayang?!" Pekik Karina saat melihat tubuh Windu di bopong oleh sekertaris dan satpam kantornya.

"Pak Windu hampir pingsan di depan lobby bu, jadi saya sama pak hamid buru buru bawa pak Windu pulang, badannya juga panas." Jelas sekertaris Windu, Mahes.

"Tolong bawa masuk ke dalam ya," pinta Karina dengan raut yang sangat khawatir.

Hamid dan Mahes berpamitan setelah membantu Windu untuk merebahkan dirinya di kasur.

"Badan kamu panas banget, sayang. Aku ambil kompresan dulu ya," ucap Karina setelah membuka kemeja Windu yang basah karena keringat.

"Disini aja, temenin aku." Balas Windu dengan lirih.

"Sebentar ya, kamu harus di kompres biar demam nya turun."

Windu mengangguk dan membiarkan istrinya itu pergi, tak lama Karina kembali dengan handuk kecil dengan wadah berisi air hangat.

"Pusing ya kepalanya?" Tanya Karina setelah menaruh handuk hangat itu di dahi Windu.

Windu mengangguk, "Tenggorokan ku juga sakit..."

"Kamu mah kebanyakan minum es ini kemarin sama Gean, mana malemnya keluar rumah gak pake jaket," ucap Karina mulai mengomel.

"Maaf..."

Karina menghela nafas pelan.

"Iya, kamu bobo aja ya. Aku mau buat bubur dulu," lanjut Karina.

Windu mengangguk dan mulai memejamkan mata nya pelan. Karina tersenyum dan mengecup pipi Windu dengan sayang.

"Cepet sembuh sayangku."

Setelah itu ibu hamil itu pergi dari kamarnya untuk membuat bubur.

•••

"Bunda!"

Karina yang tengah bersantai sambil membaca majalah segera menolehkan kepalanya saat suara anak laki-lakinya terdengar, jam menunjukkan pukul 11 siang, itu artinya Gean sudah pulang sekolah.

"Karin,"

"Lho Bunda?"

Karina bangun dari duduknya saat mendengar suara Joanna menyapa telinganya.

"Bunda kok gak ngabarin kalo mau kesini? Kan Karin bisa masakin dulu buat Bunda," ucap Karina sambil memeluk Joanna sekilas.

"Ah gak perlu repot-repot, ibu hamil harus banyak istirahat. Oh iya, kamu sanlma Windu apa kabar sayang? Tadi Bunda sekalian jemput Gean di sekolah nya."

1000 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang