24. Usaha Karin

1.8K 192 22
                                    

Enjoy!

Karina menatap punggung Windu yang tengah menggendong gean yang terlelap, suaminya itu menepati janjinya untuk pulang ke rumah. Ingin rasanya ia memeluk punggung tegap suaminya itu, namun ia tak berani mengingat Windu masih marah padanya.

Karina menoleh saat Windu berjalan ke arah kamar Gean dan melewati dirinya begitu saja, sejak semalam Windu memang belum berbicara padanya.

Karina menghela nafas panjang, ia berdiri dari duduknya dan pergi menuju kamar dirinya dan Windu untuk mandi, mungkin nanti ia harus memberanikan diri berbicara pada Windu, bagaimana pun caranya.

Sedangkan di kamar Gean, Windu menatap buah hatinya yang terlihat sangat pucat karena anak itu masih demam tinggi, dalam hati ia merasa sangat bersalah pada anaknya dan mungkin juga istrinya? Entahlah, Ia hanya ingin melihat usaha Karina untuk membujuknya.

"Maafin Babah ya, nak. Harusnya Babah mikirin kamu, bukan malah mikirin diri sendiri." Windu bergumam seraya mengelus pelan surai anaknya.

Laki-laki itu melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi, dirinya belum makan apa-apa dari kemarin, dan ia merasa sangat lapar sekarang.

Merasa Gean sudah sangat nyenyak, Windu pun keluar dari kamar sang anak dan pergi menuju dapur untuk makan.

"Makan apa ya? Masa mie lagi, tiga hari ini gue makan mie terus, kalo makan sekali lagi kira-kira usus gue keriting gak ya," gumam Windu.

"Windu?"

Windu menoleh saat Karina dengan rambut basahnya tengah menatap ke arah dirinya.

"Kamu lapar ya? Aku belum masak. Sebentar aku masakin, kamu mau makan apa?" Tanya Karina dengan menggebu-gebu.

Windu menggeleng, "Aku mau pesan makan online aja."

Karina tersenyum pahit saat mendengar jawaban Windu, hatinya tambah sakit saat melihat Windu melenggang pergi begitu saja.

Tapi ia tak boleh menyerah.

"Jangan pesan, aku masak aja. Kamu mau udang saus mentega?"

"Enggak usah Karin."

Karina menutup matanya yang terasa panas dan menghela nafas panjang.

"Oke..."

Windu pergi ke kamar Gean, sedangkan Karina terisak di dapur. Baru kali ini Windu bersikap tak baik padanya, ia sadar penuh karena semua ini atas kesalahan dirinya yang tak pernah mau mendengarkan Windu, mungkin kali ini Windu nya sudah lelah dengan perilakunya yang seperti ini.

"Ayo usaha lagi Karin!"

Ia berpikir sebentar, ia harus membuat sesuatu untuk membujuk suaminya. Mungkin sebuah cake kesukaan Windu?

"Ah bikin cheese cake!"

Karina tersenyum, "Semangat Karina!" Gumamnya menyemangati diri sendiri.

•••

Karina kembali terisak saat Windu bahkan tak menyentuh kue buatan nya, bahkan surat permintaan maaf yang ia tulis tadi belum laki-laki itu buka.

"Windu jangan kayak gini... Aku gak bisa, sekecewa itu ya kamu sama aku? Rasanya sakit banget waktu kamu acuh sama aku..."

Karena terisak di kamarnya sambil terus bergumam, mungkin ini yang Windu rasakan tiga tahun lalu, mungkin lebih parah karena laki-laki itu harus menerima luka di tubuhnya.

Sekarang Karina menyesal telah memberikan maaf pada Jean, sangat amat menyesal.

"Windu aku minta maaf..."

1000 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang