Enjoy!
Windu tersenyum ketika ia terbangun dan melihat Karina tidur di sampingnya dengan damai. Seperti biasanya istrinya itu senang meletakan kepalanya di dada Windu dan memeluk dirinya posesif. Wajahnya benar-benar tenang ketika memejamkan mata seperti ini.
"Morning, sayang."
"Eh hai, morning."
Setelah sejam Windu hanya memperhatikan Karina tertidur, akhirnya perempuan itu membuka matanya perlahan. Setelah cukup sadar, Karina tersenyum seraya mengeratkan pelukannya pada Windu.
"Kamu udah bangun dari tadi, Win?"
Windu mengangguk, "Liatin kamu tidur, gemes."
Karina tersenyum, "Masih pagi! Gak usah gombal!"
"Aku nggak gombal, itu fakta tau. Kamu tuh cantik sama gemes tiap hari." Ucap Windu sambil menciumi seluruh wajah Karina.
"Udah ih! Banjir muka aku!"
"Di kira hujan apa. Kamu jadi pergi? Jam berapa berangkat nya?"
"Jadi, aku agak siang sih. Kamu ke kantor jam berapa?"
"Aku nggak ke kantor, mau ngecek proyek yang ada di Bekasi."
"Jauh banget!"
Windu tertawa melihat raut muka Karina yang menggemaskan. Matanya membulat dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Halah bekasi doang, deket."
"Jauh tau."
"Deket sayang, aku kan pake mobil. Ngebut dikit mah nggak akan berasa jauh nya."
Karina yang mendengar itu langsung mencubit pinggang ramping suaminya, kadang-kadang ucapan Windu itu selalu membuatnya naik darah.
"Aw! Kok aku di cubit sih?!" Protes Windu seraya mengelus pinggangnya yang terasa sangat panas.
"Nggak ada ya ngebut ngebut! Awas aja!"
"Becanda sayang, aku nggak pernah ngebut kok, suer!"
Karina yang kepalang kesal itu tak mendengar ucapan Windu, ia melepas pelukannya dan bangun dari tidurnya. Setelahnya ia pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Lah, ngambek?"
Windu menatap punggung sang Istri yang perlahan menghilang di balik pintu kamar mandi. Setelah itu, ia memikirkan cara bagaimana membujuk Karina.
Setelah mendapatkan cara, Windu berlari ke luar kamar.
Beberapa menit kemudian...
Karina baru saja menyelesaikan urusan mandinya, ia melirik ke seluruh penjuru kamar, tapi tak menemukan keberadaan sang Suami. Tak ambil pusing, Karina segera berpakaian dan ia harus segera memasak sarapan untuk sang suami.
"Ini Windu kemana, deh? Masa hampir setengah jam dia nggak keliatan batang idungnya." Gumam Karina sambil menata masakan nya di meja makan.
"Sayang!"
Karina menoleh dan melihat Windu yang tersenyum sambil menyodorkan sebuah bunga dengan Ben berada di gendongan lelaki itu.
"Buat kamu, aku minta maaf soal yang tadi."
Karina menahan diri agar tidak tersenyum. Ia akan balas dendam pada Windu dengan pura-pura ketus dan masih marah.
"Makasih." Setelah berucap dan mengambil bunga dari sang Suami, Karina pergi menuju dapur untuk melanjutkan acara memasaknya.
Windu melongo dan menatap Ben yang juga tengah menatap dirinya. Bayi kecil itu tertawa seolah tengah menertawakan nasib sang paman.
"Kok kamu malah ketawain Om, sih? Ben harusnya bantu Om buat bujuk Aunty Ayin biar nggak marah terus." Ucapnya pada sang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Tahun
Ficção Geral"Untuk kali ini, izinkan aku mencintaimu. Setidaknya hingga 1000 tahun lamanya." Windu. ©️Iniwindu 2022