27. Daily Life Pranata's

418 102 6
                                    

Enjoy!

Pagi ini di kediaman Pranata sudah ramai dengan suara tangis dari Kiara dan Gean, entah apa yang terjadi yang jelas membuat Karina kerepotan di pagi yang cerah ini.

"Ndaa hiks..."

"Abang duduk sini dulu ya, Bunda mau samperin adik Kia dulu."

"Gak mau bunda, abang mau sama Bunda!"

"Sebentar aja, nak."

Tangan Karina di tahan oleh Gean, sementara tangis Kia semakin terdengar kencang. Tak lama Windu datang setelah pergi mencari sarapan, sang istri tidak memasak karena kesiangan.

"Sayang aduh tolong, itu samperin Kia dari tadi nangis, Abang gak mau lepasin tangan aku."

Windu mengangguk dan berlari menuju kamar Kia sebelum gadis kecilnya itu semakin menangis.

"Abang ini kenapa bangun tidur langsung nangis, hm?" Tanya Karina seraya memangku Gean yang kini sudah lebih tenang.

Gean memeluk erat tubuh Karina dan berusaha menetralkan nafas nya yang tersendat karena kebanyakan menangis.

"Bad dream, abang mimpi Bunda sama Adik Kia pergi."

"Itu kan cuman mimpi nak, Bunda sama Adik Kia gak kemana mana kok. Abis ini Abang mandi sama Babah ya, kan mau sekolah."

Gean mengangguk, Windu datang dengan Kia yang masih menangis dalam gendongannya. Balita berusia 2 tahun ini mengulurkan tangannya pada sang Bunda, dengan senang hati Karina mengambil Kia dari gendongan sang babah.

"Au nen." Tunjuk nya pada payudara sang Bunda.

"Iya nen, habis itu Kia mam terus mandi oke?"

Kia mengangguk, Karina mendudukkan dirinya dan segera menyusui anak bungsunya.

"Babe, itu abang ajak mandi udah mau jam 7, kesiangan nanti kalo gak cepet mandi."

"Iya sayang, oh iya tadi aku beli bubur buat sarapan. Bubur nya aku taruh di meja, aku mandiin abang dulu."

Karina mengangguk pelan.

Waktu memang berlalu begitu cepat, tak terasa dua tahun telah di lewati keluarga kecil ini setelah kelahiran Kiara. Tak banyak yang berubah, Windu tetap menjadi sosok kepala keluarga yang bisa di andalkan, seperti saat tadi laki-laki itu selalu sigap jika menyangkut kedua anaknya. Karina pun masih tetap sama, Ibu dua anak itu masih sangat lemah lembut dalam mengurus kedua anaknya. Hubungan pasutri itu juga semakin harmonis apalagi setelah di karunia Gean dan Kiara.

Plop

"Dah!"

Karina menoleh kearah Kiara yang menampilkan senyum cantik nya.

"Anak cantik udah nen nya sayang? Bunda masukin lagi nih kalo Kia selesai nen nya," Goda Karina sebab ia tau anaknya itu belum puas menyusu.

"No no au aghiii!" 

Kiara buru-buru memasukan nen ke dalam mulut kecilnya, sedangkan Karina tertawa gemas.

"Nen yang banyak sayang, biar cepet besar." Ucap Karina seraya mengelus rambut lebat sang anak.

Tuhan memang maha adil, jika Gean wajahnya dan tingkah lakunya mirip windu, maka Kiara sebaliknya. Dari segi wajah hingga cara ngambek nya persis  seperti sang Bunda.

•••

Setelah mengantarkan Gean yang kini duduk di bangku sekolah dasar, Windu bergegas pulang ke rumah untuk bercengkrama dengan putri kecilnya, Windu mengambil cuti setelah di buat lembur selama satu bulan full.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1000 TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang