0.4

395 43 1
                                    

Beberapa hari kemudian sejak kejadian itu, Irene jadi marah banget ke suaminya dan semua itu menurut Seulgi gak akan terjadi kalo gak ada akar permasalahnnya yang gak lain dan gak bukan adalah Winter sama Karina.

Jadinya Seulgi mutusin buat dateng di rumah WinRina buat meminta pertanggung jawaban.

Tok! Tok! Tok!

"Bentar, bentar!" Winter turun dari lantai dua menuju ke pintu rumahnya yang tentunya diketuk oleh Seulgi.

"Eh, mas Seulgi-"

"Hah! Payah kamu, Win!" Seulgi langsung nyelenong masuk gitu aja.

"Gara gara kamu saya sampe berantem sama istri saya tau gak?"

Winter bingung dong. Ini apa maksud dari perkataan Seulgi coba? Dateng gak samlekom, malah nyelenong masuk ke rumah orang yang baru dia kenal. Mana gitu sambil langsung nyalahin dia lagi.

"Oh, ya?"

"Hm"

"Berantem kenapa tuh, mas?"

"Nasib saya jadi persis seperti kamu. Kamu inget gak kemaren yang waktu kamu berantem sama istri kamu di rumah saya?"

"Hu'um..."

"Ternyata itu menular!"

"Dih, suka sembarangan deh nyama nyamain, hehehe. Mas Seulgi, asal mas Seulgi tau ya. Saya sama Karina itu udah baikkan. Udah gak berantem lagi"

"Ah, boong. Gak mungkin" Seulgi gak percaya.

"Beneran. Malahan si Karina itu udah setuju buat beli meja pimpong. Kalo gak percaya, tuh liat tuh" Tunjuk Winter make matanya ke arah belakang Seulgi.

Seulgi nurut dan perlahan noleh ke belakang dan dia sungguh terdiam gak bisa berkata apa apa lagi pas dibelakangnya udah ada 1 set meja Pimpong lengkap sama net, raket, sama bolanya juga.

"Langsung beli, mas!" Si Winter cengar cengir.

Seulgi masih ngeliatin meja pimpongnya sama Winter secara bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi masih ngeliatin meja pimpongnya sama Winter secara bergantian. Masih gak percaya dia tuh sama apa yang dia liat sekarang.

"Kok bisa?"

"Bisa lah! Gini. Saya bawain dia bunga..."

"Hu'um..." Seulgi mulai nyimak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetangga masa gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang