0.6

287 34 7
                                    

Selesai dari rumahnya WinRina, akhirnya pasangan yang udah sepuh dalam dunia pernikahan ini pulang juga ke rumah mereka.

Seulgi nutup pintu rumah dan gak lupa ngunci pintunya sedangkan Irene udah duduk di sofa ruang tamu rumah.

"Kamu kenapa sih kayaknya gak suka sama cerita mereka? Itu kan romantis" Tanya Irene.

"Hmph! Romantis. Ngelamar di gunung kamu bilang romantis. Itu si Winter gak punya duit sama gak punya modal!" Kata Seulgi ngambil setoples cemilan di dapur.

"Oh, ya?"

"Hm!" Angguk Seulgi sambil makan cemilannya.

"Terus kamu pikir kamu ngelamarnya bermodal?" Tanya Irene.

"Terus kamu pikir kamu ngelamarnya bermodal?" Tanya Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, iya dong!...eh, waktu itu aku ngelamar kamu...dimana, ya?" Jawab Seulgi diakhiri tanya.

"Di Warteg! Tepat sekali. Dan waktu itu, karna aku belum pernah makan di Warteg, kamu bilang...Irene, kamu mau gak aku traktir ke Warteg? Terus aku pikir ya...bolehlah berhubung kamunya ganteng" Jawab Irene.

"Terus aku makan telur dadar, tiba tiba ada cincinnya di dalem" Lanjut Irene.

"Romantis kan?"

"Romantis kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, romantis. Kalo aja di cincin itu gak ada tulisan...Yuri dan Jessica, Jogjakarta 1978" Kata Irene.

"Nah, tuh kan. Tuh kan diungkit ungkit lagi deh. Males deh aku" Kata Seulgi yang mulai gak terima.

"Ya, kamu kan tau cincin itu dari Pakde Yuri. Pakde aku. Ya waktu itu kan aku gak punya uang, Irene. Aku lagi kere, kamu kan tau itu"

"Iya aku tau kamu kere. Sampe sekarang juga masih kere!"

 Sampe sekarang juga masih kere!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetangga masa gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang