0.9

308 37 3
                                        

Keesokkan paginya di hari weekend, Seulgi ngeluarin alat lukisnya diluar rumah. Lagi fokus mandangin lukisannya, Winter yang juga kebetulan lagi diluar rumah ngerasa heran ngeliat Seulgi cuma diem mantengin lukisannya.

"Selamat pagi mas Seulgi. Kok tumben diliatin doang, gak dilukis?" Sapa Winter.

"Lagi gak mood" Jawab Seulgi.

"Ooo" Angguk Winter.

"Sorry ya Win, bukannya saya judes atau gimana, tapi saya lagi malas ngobrol. Dah..."

Winter naro atensinya ke lukisan Seulgi dan ngerasa takjub akan lukisan yang dibuat oleh tetangganya itu.

Winter naro atensinya ke lukisan Seulgi dan ngerasa takjub akan lukisan yang dibuat oleh tetangganya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wish! Saya sih gak paham seni ya mas, ya. Tapi kalo saya liat nih, ini kayaknya yang ngelukis lagi ngamuk deh" Kata Winter.

"Win please, deh"

"Iya iya" Kata Winter yang tadinya mau cabut, malah gak jadi dan malah balik ke Seulgi sambil nanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya iya" Kata Winter yang tadinya mau cabut, malah gak jadi dan malah balik ke Seulgi sambil nanya.

"Emang kenapa lagi sih mas? Pasti brantem ya sama mbak Irene ya? Masalah cincin lagi?" Tebak Winter.

"WIN!"

"Iya iya oke, ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya iya oke, ampun. Saya permisi ya" Pamit Winter yang mutusin langsung cabut balik ke rumahnya sebelum suara teriakkan Seulgi kembali ia dengar.

"KIM WINTER!"

Tetangga masa gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang