"Seseorang yang berada di dekatmu bisa saja seseorang yang paling berbahaya."
***
"Iya, Tan. Nanti setelah dari kampus Rista langsung ke sana."
Usai berbicara dengan Anis di telepon yang menyuruhnya untuk datang berkunjung ke rumahnya itu, Rista pun kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana berniat melangkah kembali sebelum matanya terpusat menemukan sosok Amanda yang tampak akan masuk ke dalam ruangannya sembari membawa kotak berbentuk sedan itu.
Ia sempat bertanya-tanya tujuan Amanda datang ke kelasnya, tetapi itu tidak berlangsung lama. Ia memutuskan berjalan mengingat sebentar lagi dosen pada mata kuliah pertama akan segera masuk.
"Gi, ada paket, nih buat lo," ucap Ayna sang ketua tingkat begitu sosok yang ia tunggu sudah menampakan batang hidungnya.
Sedangkan sang empunya nama refleks menoleh. Niatnya ia akan ke belakang saja, mencari bangku yang kosong hanya saja tertahan begitu ia mendapatkan sebuah paket entah dari siapa. Hendak bertanya, tetapi urung begitu dosen sudah masuk. Ia pun dengan cepat memilih kursi kosong secara asal. Sejenak melupakan sosok pengiriman kotak di atas mejanya itu.
Dua jam pun berlalu dan dosen pada mata kuliah pertama sudah meninggalkan kelas diikuti oleh mahasiswa mengingat di mata kuliah kedua berhalangan hadir sehingga hanya menyisakan beberapa orang yang masih anteng di dalam kelas termasuk Anggi.
Ia sangat penasaran isi kotak di depannya dan bodohnya ia tidak sempat bertanya kepada Ayna karena keburu orangnya sudah ngacir duluan. Jadilah ia membuka kotak itu dan kedua matanya kontan terbelalak saat melihat langsung isi dalam kotak itu.
Lo akan bernasib sama kayak dia!
Sebuah kalimat tebal terpapar nyata di atas fotonya, bukan melainkan foto seseorang yang memakai seragam putih abu-abu.
"Aggi?" Rista yang memang masih di dalam kelas dan duduk di belakang Anggi tentu terkejut saat ia baru saja beranjak akan pergi malah tatapannya fokus menatap selembar foto yang dipegang Anggi. "Ini ...."
Yang semakin tidak membuatnya mengerti adalah sebuah kalimat ancaman yang tertulis di atas foto sang sahabat.
Anggi masih terdiam berusaha mencerna dengan hal yang ia pegang sekarang ini. Apa-apaan ini? Ia bukannya takut hanya saja bertanya siapa sosok pengirim yang tidak ada kerjaan sekali mengirimkannya hal seperti itu?
"Gue tau pelakunya," papar Rista seolah tahu isi pikiran Anggi dan tanpa menunggu izin dari sang empunya ia menyambar sebelah tangan Anggi dan menariknya agar mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayGi (Sequel ANGGIE)✓
Romance🌹Sequel ANGGIE🌹 "Aku mencintaimu, hari ini, esok, dan selamanya." *** Semenjak kepergian Aggi. Ray semakin dingin tak tersentuh bahkan irit bicara. Sudah banyak sekali cewek-cewek di kampusnya yang menembaknya, ia tolak dengan mulut pedasnya itu...