"Jangan terlalu mendengarkan omongan orang, bisa membawa pengaruh buruk."
***
Beres. Satu kata yang menggambarkan Ray saat ini yang sudah rapi bersiap untuk berangkat ke kampus. Begitu tiba di lantai satu langkanya spontan melambat begitu netranya kini tidak hanya menemukan papanya yang biasanya duduk sendirian di meja makan melainkan bersama seseorang yang sangat ia benci dan sialnya adalah adiknya beda ibu.
"Ray, ayo duduk!" suruh Bayu yang pertama kali menyadari eksistensi Ray.
Dengan malas Ray menarik kursi sebelah kiri dekat dengan Bayu berhadapan dengan Rissa. Jika bukan karena berbagai nasihat dari mamanya ditambah baktinya kepada sang papa mungkin ia tidak akan pernah mau menginjakan kaki di bangunan yang sama dengan gadis licik yang kini terlihat, sok lugu itu.
"Ray, mau capcay nggak?" Tanpa diduga Rissa menawarkan ayam capcay bersiap untuk mengambilkan salah satu menu favorit Ray.
Sayangnya Ray memilih abai dan malah sibuk menyendok nasi memindahkannya ke atas piringnya. "Bi, tolong ayam kecapnya," ucap Ray kepada bi Ira yang memang masih meletakkan beberapa laut di atas meja.
Sedangkan Rissa yang melihat Ray masih dingin kepadanya membuatnya menunduk dalam hal itu, tentu tak luput dari pandangan Bayu memerhatikan kedua anaknya yang tidak akur sama sekali.
Ia berdeham memecahkan keheningan. "Ray, kamu berangkat ke kampus bersama Rissa," tuturnya membuat Ray yang tadinya hendak menyendok laut di piringnya pun seketika menghentikan kegiatannya itu.
"Kenapa aku?" tanyanya dengan raut wajah datarnya itu.
Bayu menghela napas berat. "Kamu dan Rissa satu kampus. Jadi, apa salahnya kalian berangkat bersama?"
"Ray nggak bisa. Suruh dia naik mobil sendiri atau biasanya juga bareng Papa," tolak Ray yang kali ini berujar panjang.
"Rissa udah lama nggak nyetir. Tangannya masih kaku dan papa pagi ini ada meeting. Cobalah untuk mengerti, Ray. Mau bagaianpun Rissa itu adik kamu. Jangan anggap dia orang lain apalagi musuh," balas Bayu bahkan kini sepenuhnya tatapannya tertuju kepada sang anak sulung.
Merasa suasana yang mulai tidak enak Rissa bersuara, "Aku naik taksi aja, Pa."
"Nggak. Kamu berangkat bareng kakak kamu. Kali ini nggak ada penolakan," titah Bayu tanpa bantahan dan Rissa hanya menunduk mengaduk makanan yang berada di atas piringnya sesekali curi pandang kepada Ray yang terlihat diam, kentara sekali raut tidak suka cowok itu.
Tiba-tiba saja suara kursi yang terdorong ke belakang terdengar bersumber dari Ray yang beranjak dari duduknya setelah sempat meneguk susu putih miliknya hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayGi (Sequel ANGGIE)✓
Romance🌹Sequel ANGGIE🌹 "Aku mencintaimu, hari ini, esok, dan selamanya." *** Semenjak kepergian Aggi. Ray semakin dingin tak tersentuh bahkan irit bicara. Sudah banyak sekali cewek-cewek di kampusnya yang menembaknya, ia tolak dengan mulut pedasnya itu...