Catatan Penulis & Informasi

485 19 0
                                    

Karya ini secara teknis adalah lanjutan dari fanfic Mahabharata What if 1: Arjun Gets Attacked in Dyut Sabha. Fic ini hanya berisi hal-hal ringan, sebelum menuju hal yang lumayan berat di fic selanjutnya.

Aku memutuskan bahwa penting untuk membangun hubungan sebab-akibat yang baik dalam cerita. Karena tidak adanya pengasingan 13 tahun dan Perang Virata, akan ada beberapa penyesuaian. Perang Bharatayudha pada hakikatnya tidak ditujukan untuk balas dendam. Arjuna terutama tidak akan menerima penghancuran massal seperti itu. 

Secara sederhana, jika merujuk di fic ini, Arjunalah penyebab awal benih perang dicetuskan. Drupadi juga sadar bahwa perang ini bukan hanya tentang dirinya. Lalu, Krishna, sebagai pionir utama dari seluruh peristiwa akan memastikan penghancuran besar terjadi dengan menjamin keselamatan kelima Putra Pandu sebagai pijakan awal penegakan dharma.

Jika kamu merasa aku payah dalam memberi judul, kamu benar. Lalu, untuk cover, aku tidak memiliki foto cantik lain selain foto awan dan foto kucing. Yah, jadi, tolong maafkan aku untuk yang satu ini.

Mahanayak artinya Great Hero. Di Mahabharata tv 2013, julukan ini hanya merujuk pada Arjuna dan tidak ada orang lain, meskipun Mahabharata dalam tiap versi bukunya tidak pernah menyebutkan kosa kata ini.

Meski begitu, Serial tv sangat sedikit menampilkan nama ini. Hanya pada Trailer (ketik saja di Youtube: Mahabharat-Official Trailer), episode Perang Virata (saat Arjuna mengambil Gandiwanya) dan episode Bhagavad Gita (saat Arjuna mengangkat Gandiwa kembali, sudah memutuskan mengangkat senjata dalam perang) dimana Arjuna disebut Mahanayak. Atau lebih mudahnya kalian bisa mencari di Youtube untuk Arjun theme song II: Parthasya Dhananjaya.

Episode Perang Virata yang seharusnya menjadi sangat ikonik dengan kemenangan telak Arjuna atas seluruh tentara Kuru justru berakhir dengan kebuntuan di serial tv! Jujur aku kesal di bagian itu. Mereka jelas mencoba memotong bagian dimana Arjuna tampil tak terkalahkan. Apalagi bagian dia berada di Indraloka dan mendapatkan tidak hanya banyak senjata dewa, tapi juga mahkota kiriti yang indah, banyak permata, dan Devraj bahkan berbagi tahta dengannya.

Nb: Arjuna memberikan semua permatanya untuk Drupadi setelahnya (meski secara teknis dia punya 3 istri lainnya). I really love them!

And then, Remember the First Sloka of Mahabharata:

Narayanam Namaskritya

Naram Chaiva Narottamam

Devim Sarasvatim Vyasam

Tato Jayam Udirayet

[Video untuk sloka diatas sudah aku selipkan di bagian atas Chapter 1]

Sloka ini diputar di Episode Bhagavad Gita. Aku ingat saat Arjuna bertekuk lutut di hadapan Krishna, meminta Krishna untuk membimbing jiwanya.

Terjemahan oleh KMG menuliskan: Om! Having bowed down to Narayana and Nara, the most exalted male being, and also to the goddess Saraswati, must the word Jaya be uttered. Kalimat ini diulangi di awal setiap 18 Parva (bab).

Sedangkan BORI CE menuliskannya sebagai: 'Jaya' must be recited after having bowed in obeisance before Narayana and also Nara, the supreme human being, and also the goddess Sarasvati. Dalam BORI CE, kalimat ini hanya muncul di awal Adi Parva, bukan di awal tiap 18 Parva.

Artinya kurang lebih:

Hendaknya seseorang memberi hormat kepada Sri Krishna dalam wujud Narayana yang paling dalam, (Sahabat abadinya) Arjuna, manusia terbaik berwujud manusia, Dewi Saraswati (yang mengungkapkan amal-amalnya) dan Maharesi Vyasa (yang menyusun amal-amalnya) dan melafalkan Jaya (Mahabharata).

Arti harfiah dari kata Sansekerta 'Jaya' adalah 'kemenangan'. Di sini, digunakan untuk merujuk pada Mahabharata. Saraswati adalah dewi pengetahuan dan kebijaksanaan.

Tetapi ada orang yang berpendapat ini adalah persembahan standar yang diberikan kepada Tuhan Yang Maha Esa Narayan sebagai Purushottam, Dewi Saraswati (Dewi Pengetahuan) dan Maharesi Vyasa saja, yang merupakan awal dari semua karya yang ditulis oleh-Nya. Namun aku pribadi kurang setuju karena ada nama Nara. Jika Vyasa menulis karya lain misalnya, dia tentu tidak akan menyebutkan Nara kan?

Namun bahkan jika itu benar, pada intinya, Sloka diatas menyebutkan empat nama. Narayan (Krishna), Nara (Arjuna), Dewi Saraswati (Lambang dari pengetahuan) dan Maharesi Vyasa (Penulis Mahabharata).

Jadi apa yang kamu harapkan saudaraku?

Kenapa Arjuna seakan mendapat banyak sorotan dalam epos, bahkan lebih dari Dharmaputra Yudhistira?

Mahabharata (dan banyak kisah dalam kitab India yang populer di Indonesia) secara teknis berpusat pada Avatar Wisnu, yang dalam hal ini adalah Krishna, untuk menegakkan dharma, mengurangi beban bumi dan mengakhiri periode Dwapara Yuga.

Sri Krishna memberikan pilihan pada setiap orang. Bishma memilih sumpahnya, Drona memilih putranya, Duryudhana memilih Pasukan Narayani, dan Karna memilih Duryudhana yang berada di jalan adharma. Hanya Arjuna yang memilih Krishna. Krishna sendiri, tanpa senjata.

Bahkan jika seluruh dunia membuat Arjuna terlihat selayaknya penjahat yang buruk, dia adalah Narottam, yang namanya juga bersanding dengan Wisnu dalam keabadian. Di masa lampau kita mengenal Nara-Narayana, sementara dalam epos ini lahirlah Krishnanashchasatya (Sahabat sejati Krishna) dan Parthasarathi (Kusir Partha).

Semua tokoh dalam epos memiliki peran masing-masing dan Arjuna memang terlahir sebagai eksekutor Krishna. Aku lupa membaca dimana, tapi aku suka saat seseorang menganalogikan bumi sebagai taman milik Krishna, sementara Arjuna adalah tukang kebun yang bertugas merawat dan terutama, mencabut semua gulma yang tumbuh di taman itu.

Banyak juga tindakan Arjuna yang sangat mempengaruhi jalan cerita Mahabharata. Yang paling signifikan menurutku adalah Swayamwara Drupadi dan Arjuna sebagai penerima ajaran Bhagavad Gita. Bagaimana penyerahan dirinya pada Krishna dan bagaimana Krishna sangat mencintainya tergambar dalam Bhagavad Gita dan sepanjang epos. Pertemanan ideal adalah apa yang membawamu pada kebaikan hidup, yang pada akhirnya menuntunmu pada Tuhan.

Islam juga mengajarkan hal ini. Bagaimana seharusnya memilih teman dan pertemanan ideal adalah yang membawamu bersama-sama menuju Surga dan Rahmat Allah SWT. Seorang sufi, Rabiah al Adawiyah, menyerahkan diri pada Allah SWT dengan segenap cinta. Digambarkan Beliau ingin membakar surga dan memadamkan neraka, agar beribadah hanya didasari pada cinta, bukan ketakutan atau mengejar kebahagiaan.

Secara umum, kita selalu bisa melihat Mahabharata dalam bentuk tersirat dimana banyak hal diungkapkan dalam perumpamaan. Misalnya, Arjuna adalah manusia, seperti kita semua. Kereta perangnya adalah dunia dan kehidupan. Lalu Krishna, perwujudan dharma sebagai kusir, adalah penuntun dalam menjalani hidup. Juga, dalam konteks epos, aku pribadi tidak pernah menganggap Krishna sebagai manusia.

Mahabharata tv 2013 meringkas Bhagavad Gita dengan baik dalam 3 episode (Dulu saat aku kecil, aku mengira bagian ini adalah akal-akalan sutradara untuk memperpanjang durasi sebelum perang ha ha). Ada banyak hal yang bisa dipetik. Anda mungkin akan tidak setuju pada beberapa hal seperti saya, tapi itu wajar dan tidak akan mengurangi nilai-nilai kehidupan di dalamnya.

-----------

Ringkasan: 

Setelah tragedi Dyut Sabha, Arjuna sadar ada satu hal yang berubah. 

Atau, bahkan jika Partha hanya menginginkan kedamaian, Madhava harus memastikan perang besar terjadi.

Mahabharata What If 2: Mahanayak's NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang