Chapter 2. Why did you give up, Vijaya?

791 34 11
                                    

Vasudeva asked for the boon that he might always be loving towards Partha. The lord of the gods (Indra) happily granted this boon. 

Vasudeva meminta anugerah agar ia selalu mencintai Partha. Penguasa para dewa (Indra) dengan senang hati mengabulkan anugerah ini.

--- After Burning Khandava forest

[Khandava-daha Parva, Mahabharata BORI Critical Edition]

Then Vasudeva asked that his friendship with Arjuna might be eternal. The chief of the celestials granted unto the intelligent Krishna the boon he desired.

Kemudian Vasudeva memohon agar persahabatannya dengan Arjuna bisa abadi. Pemimpin para dewa menganugerahkan kepada Krishna yang cerdas anugerah yang diinginkannya.

--- After Burning Khandava forest

[Khandava-daha Parva, Mahabharata by Kisari Mohan Ganguli]

 ****

Karpet-karpet lembut digelar di sebuah ruangan luas. Pelayan berlalu-lalang menghidangkan piring-piring besar berisi makanan. Bau berbagai harum rempah dan manisan bercampur, menambah nafsu makan.

Keluarga besar Dwaraka dan Keluarga Pandu makan bersama dengan bahagia. Mereka juga terlihat masih memakai bunga pemberian Arjuna, kecuali Balaram yang memilih memakaikan bunganya pada Revati. Seminggu kebelakang mereka secara bergantian berkumpul di kamar Arjuna saat makan malam. Tapi sekarang tidak lagi.

"Dari mana kamu mendapatkan bunga ini Bratashree?" Nakula bertanya.

Dia dan Sahadeva mencoba mencari di hutan tapi tidak menemukan bunga yang sama. Nakula juga memperhatikan karangan bunga yang dipakai Krishna dan kakaknya.

Partha yang mulutnya penuh karena Madhava menyuapinya dalam porsi besar mencoba mengunyah lebih cepat.

"Mata dan Pita memberikannya sebagai hadiah kesembuhanku" katanya setelah menelan makanannya.

Semua yang mendengarnya, terutama Pandawa dan Pancali tersentak sejenak. Sementara Krishna tidak terpengaruh, bersemangat menyuapi Arjuna dalam porsi besar lagi. Menyadari kebingungan yang dia timbulkan, Vijaya mengoreksi dengan canggung.

"Itu Mata Sachi dan Pitashree Indra" katanya dengan nada rendah. Indraputra menunduk setelah mengatakannya. Devraj dan Dewi Sachi memang memintanya memanggil mereka seperti itu. Tapi apakah tidak apa-apa melakukannya di depan banyak orang?

"Devraj mengunjungimu?" tanya Yudhistira yang duduk disebelahnya.

Phalgun mengangguk, masih dengan menunduk malu. Dia tidak pernah terbiasa menjadi pusat perhatian.

"Temanku memang istimewa kan?" Krishna mencubit kedua pipi Arjuna.

"Ya, ya, Kanha. Kami tahu" Balaram dan istri-istri Krishna sudah sangat sering mendengarnya memberi tahu mereka betapa istimewanya Arjuna itu. Setidaknya seminggu sekali adiknya selalu mengatakannya dengan lantang.

Melihat Arjuna yang kewalahan lagi karena disuapi oleh Krishna, Balaram memberi nasihat. "Arjuna, kamu seharusnya belajar mengatakan tidak pada Kanha" Dia sudah cukup berpengalaman menangani kekacauan yang saudaranya timbulkan dan tidak ingin ada orang lain ikut menderita karenanya.

Pandawa Ketiga hanya memiringkan kepalanya, menggeleng lemah. Mulutnya masih penuh dengan makanan. Bukannya dia pernah mencoba. Arjuna bahkan tidak repot-repot memikirkannya.

Mahabharata What If 2: Mahanayak's NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang