Chapter 6. Under Dhananjaya's Shadow

254 24 15
                                    

Jadi, aku merasa penting untuk menjelaskan prinsipku terlebih dahulu. Meski aku menulis fiksi ini, aku tidak ingin mengurangi rasa hormatku pada cerita aslinya. Sebagian orang juga meyakini Mahabharata sebagai itihas, jadi aku harus menjaga batasku sebaik mungkin. Aku berharap ini menjadi semacam etika dasar dalam menulis, bukan hanya aku, tapi siapapun di luar sana.

Dua contoh paling mudah yang terpikirkan olehku adalah: Aku tidak akan menulis Shiva yang mendukung pihak lain selain Krishna, dan Aku tidak akan menulis Arjuna & Krishna yang 'berseberangan' dalam bentuk apapun.

Aku kira aku sudah cukup menjelaskan banyak hal terkait Nara (Arjuna) dan Narayana (Krishna).

Selanjutnya, yang lebih krusial, Shiva juga dikenal dengan nama Hari Vallabh atau Vishnu Vallabh (Yang Disayangi oleh Hari/Kekasih Wisnu). Lalu, dalam Mahisashura Mardini Stotram/Durga Stotram, Parvati disebut Vishnu Vilaasini (Yang Bermain dengan Wisnu [sebagai saudara perempuannya], atau Yang memberikan Sukacita kepada Wisnu [sebagai saudara perempuannya]).

Yajurveda Sandhyavanam menyatakan:

Shivaaya Vishnu Roopaaya, Shiva Roopaaya Vishanave |

Shivasya Hrudayam Vishnur, Vishnuscha Hrudayam Shivaha ||

Yatha Shivamayo Vishnuhu, Yevam Vishnu Mayaha Shivaha |

Yathaantharam Na Paschyaami, Thatha Me Swasthi Ra Yushi ||

Artinya:

Vishnu's roopa (Vishnu's beauty) and his avatar is none other than Shiva [In other words: Shiva is Vishnu]. The one in Shiva roopa is none other than Vishnu [In other words: Vishnu is Shiva].

Vishnu resides in Shiva's heart, and Shiva resides in Vishnu's heart.

Vishnu will be found in the same place you find Shiva, and Shiva can be found in the same place Vishnu is. As is if you find one, you have found the other.

We are one and the same. Until a person dont find any difference between those two he will be safe and long living

Ini bukan soal Mahabharata lagi. Jika aku mengubah hal itu di ceritaku, aku merasa seperti aku mengatakan bahwa Matahari-lah yang berputar mengitari bumi (Para fisikawan pendahuluku mungkin akan bangkit dari kubur hanya untuk memukul kepalaku, xD).

Ada banyak sekali aturan tidak tertulis, atau lebih seperti hukum alam yang berlaku di Mahabharata.

Dalam Ramayana, Hanuman, dimana ada yang meyakininya sebagai avatar parsial Shiva selalu melantunkan 'Jai Sri Rama', sebagai bentuk cintanya pada Narayan. Bahkan jika Rahwana adalah penyembah Shiva yang taat hingga lahirlah Shiv Tandav Stotram, karena dia adalah pelaku adharma, dia kalah.

Nb: Jika kalian ingin tahu kaitan antara Hiranyakashipu, Rahwana, dan Raja Sisupala, kalian bisa membaca kisah dua penjaga gerbang Vaikunta, Jaya dan Vijaya. [Kusarankan melakukan searching dalam Bahasa Inggris]

Ini juga diajarkan dalam Islam. Kita tidak cukup hanya menjalankan hubungan makhluk dengan Pencipta (HablumminAllah). Hubungan sesama makhluk (HablumminanNaas) juga sangat penting. Jika kita bertaubat kepada Yang Maha Pemaaf, kemungkinan besar kita akan dimaafkan. Tapi kesalahan kita pada manusia lain tidak bisa ditebus dengan ibadah kepada Tuhan.

Jadi, bagaimana aku bisa menulis bahwa Shiva justru tidak 'membantu' tujuan inkarnasi Krishna?

Parvati sendiri berinkarnasi sebagai Yogamaya, bayi perempuan yang dilahirkan Yashoda untuk ditukar dengan bayi Krishna. Yogamaya menghilang setelah memberi peringatan pada Kamsa. [Ada anggapan umum bahwa Subadra adalah Yogamaya. Tidak, itu salah]

Mahabharata What If 2: Mahanayak's NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang