Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━━━━━━━☆☆━━━━━━━
Chapter 16 / Damage
━━━━━━━☆☆━━━━━━━
Di ruang kelas yang sangat sepi dan di temani oleh semilir angin yang masuk lewat jendela yang terbuka membuat dua insan yang berada di ruangan saling terdiam bisu. Masalahnya Ichiro baru saja mengungkapkan perasaanya kepada [ Name ], sementara gadis itu tidak bereaksi apa-apa.
Entah kenapa [ Name ] tidak merasa kaget setelah mendengar hal itu dari mulut Ichiro dan ia juga tidak merasa senang. Anehnya ini benar-benar terasa sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan saat bersama Kuroo.
"Jangan bercanda kepadaku Ichiro," ujar [ Name ].
"Aku tidak bercanda. Aku serius dan aku tau aku salah karena tidak mengungkapkan nya lebih awal," Ichiro membuang napasnya, kemudian laki-laki itu memilih untuk melangkahkan kakinya ke arah pintu.
[ Name ] melirik Ichiro lewat ekor matanya, matanya membulat ketika ia sadar akan cahaya matahari yang perlahan meredup hingga akhirnya menghilang karena pintu kelas telah tertutup rapat.
Dengan cepat [ Name ] membalikan badannya dan menatap Ichiro dengan tajam. "Kau mau apa Ichiro?"
Laki-laki berperawakan tinggi dengan tubuh atletis itu memilih diam sambil berjalan ke arah [ Name ] dengan langkah yang pelan. [ Name ] menelan ludahnya ketika ia mengetahui perasaannya tidak enak sekarang.
"Buka pintunya sebelum aku ...."
"..."
[ Name ] tiba-tiba terdiam ketika Ichiro semakin mendekat dengan tatapan yang gelap, semakin gelap hingga [ Name ] seakan tidak mengenal sosok Ichiro yang ia kenal sebagai teman sekelasnya.
"Hei-" Ucapan [ Name ] terpotong di saat Ichiro tiba-tiba menarik tubuh [ Name ] ke pelukannya. Sebuah tangan kekar melingkari tubuhnya hingga [ Name ] terbelalak bukan main.
"Brengsek! Apa yang kau lakukan Ichiro, sialan lepaskan bajingan!" [ Name ] reflek meronta keras sambil berusaha melepaskan pelukan Ichiro dengan amarah yang seketika memuncak.
Sambil memeluk tubuh [ Name ] dengan erat, Ichiro memajukan langkahnya ke depan, [ Name ] sontak membulatkan matanya tak percaya ketika Ichiro berjalan membawanya mundur ke belakang hingga punggungnya menyentuh tembok.
