"Bangun bodoh!"
Kesal karena Jaemin tidur seperti orang mati, Jeno langsung melempar bantal sofa tepat diwajah sahabatnya itu.
Iris sewarna musim gugur itu langsung terbuka lebar akibat terkejut dibangunkan tiba-tiba. Dia bahkan langsung sepenuhnya punya tenaga untuk duduk diranjang.
Jaemin mengacak kasar rambutnya. "Bisa tidak kau bangunkan aku pelan-pelan?"
"Aku sudah membangunkanmu dari 10 menit yang lalu tapi kau tetap tidur seperti orang mati, untung saja aku tidak menghubungi kepolisian karena aku mengira kau mati."
Jeno memungut pakaian Jaemin yang berserakan di dekat ranjang, sebelum kembali melemparnya tepat ke wajah Jaemin lagi.
"Bisa-bisanya kau membuka semua pakaianmu ketika mabuk. Cepat pakai, sebentar lagi kita harus check out."
Jaemin mengernyit. Dia tidak ingat apa pun mengenai kejadian semalam. Ingatannya terakhir hanya sampai dia mabuk bersama Chenle dan Haechan.
"Sebentar lagi aku keluar. Tubuhku masih lemas."
"Kau jangan tidur lagi!" ancam Jeno saat melihat Jaemin kembali berbaring, "kau 'kan menumpang mobilku. Jangan membuat aku pulang terlambat karena aku harus menunggumu."
"Kalau begitu bantu aku membereskan barang-barangku."
Jeno berdecak. Tapi tetap menurut, itu lebih baik baginya dari pada harus memakan waktu lama menunggu Jaemin.
Jeno menaikan sebelah alisnya, mengambil guling yang tergeletak di bawah ranjang, sebelum menjerit, "Aaaa!"
"Apa lagi?!" kesal Jaemin karena merasa terus diganggu Jeno.
"Brengsek! Kau masturbasi dengan guling saat mabuk semalam ya?" Jeno menunjukan ekspresi jijik dengan tangan yang tertuju pada guling yang sudah dihempaskannya di atas ranjang.
Dia melihat tangannya sendiri, dan bernapas lega karena tidak menyentuh sesuatu cairan kental di sana.
Jaemin menengok ke bantal tersebut, benar saja ada sesuatu di sana.
Jaemin pun menggeleng kuat. "Demi apa pun aku tidak melakukan itu."
"Ya lalu? Masa iya kau melakukannya dengan wanita?!"
"Aku juga tidak tahu," pekik Jaemin
"Kau urus sajalah dirimu sendiri. Aku jadi jijik denganmu."
"Jeno sialan," umpatnya sebelum Jeno keluar dari kamarnya.
Jaemin menghela napas frustasi. Akibat tragedy guling, keinginannya untuk tidur kembali jadi sia-sia. Dia jadi ingin segera pergi dari sini secepatnya.
Matanya tertuju pada jam di ponselnya, masih ada sekitar 30 menit lagi untuk check out.
Jaemin pun mengambil handuk untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, masih berpikir positif bahwa tidak ada yang terjadi semalam dan persetan dengan cairan yang ada di gulingnya itu.
Dia merapihkan semua barang bawaannya, mengeceknya ulang agar tidak ada yang tertinggal. Menyusul Jeno yang sudah ada di lobby hotel untuk check out lebih dulu.
Di sana, dia melihat Jeno sedang berbicang dengan wanita yang merupakan teman satu divisinya.
Jaemin memang tidak pernah berkenalan langsung dengan wanita yang menjadi lawan bicara Jeno itu. Tapi Jaemin mengenalnya, wanita primadona kantor mereka dengan imej polos yang tak dibuat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky » Jaemin X You
FanfictionPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Jaemin bisa melihat apa yang orang lain bayangkan dalam pikiran mereka. Hidupnya tidak pernah datar karena kemampuan khususnya itu, terlebih ketika dirinya bertemu dengan...