18

316 57 5
                                    

                "Y/n. Kau bawa charger tidak? Aku mau pinjam."

Mendengar ucapan Yuna, Y/n langsung merogoh tasnya untuk mencari barang yang ingin temannya itu pinjam. "Ada nih." Y/n berdiri, hendak berjalan ke meja Yuna untuk mengantarkan.

"Biar aku saja yang ambil," sela Yuna sebelum Y/n melangkah, "aku kasian melihatmu yang sulit jalan."

Kikikan geli terdengar di ruang HR, puas sekali menggoda pengantin baru sejak tadi masuk kerja sampai sekarang sudah jam istirahat.

Y/n merengut kesal. Dia kembali duduk dan menaruh kasar charger miliknya.

Menganggapi guyonan Yuna. Yeji ikut menimpali. "Pengantin baru. Hanya saat ke kantor saja pakaiannya lengkap. Kalau di rumah sih, pakai baju hanya sejam saja, sudah bagus."

"Ih, kasian Y/n kedinginan," sahut Yuna.

Yeji kembali membalas, "kan ada Jaemin yang menghangatkannya."

Omongan orang dewasa menyangkut hal seperti ini, memang selalu diluar batas.

Y/n agak menyesali ajakan Jaemin mengambil cuti panjang untuk bulan madu mereka. Terlepas karena perusahaan mereka sekarang ini sedang sibuk-sibuknya, Y/n juga tak tau mau bulan madu ke mana.

Di rumah saja dia lelah setengah mati akibat ulah nafsu menggebu-gebu suaminya itu. Apa lagi saat moment bulan madu.

Menyebalkan sekali. Yang diucapkan teman-temannya itu memang benar sehingga dia pun tak bisa mengelaknya.

"Jadi rencananya mau punya anak berapa, nih?" seru temannya yang lain.

Baru kali ini Y/n menjawab, "satu."

Apakah candaan berhenti sampai situ saja?

Tidak.

"Anak satu tapi buatnya berkali-kali ya."

Persetan dengan lingkungan kerja ramah yang sudah seperti keluarga. Ini bahkan lebih-lebih dari keluarga. Sepertinya lingkungan toxic yang tidak peduli satu sama lain terhadap rekan kerja lebih baik untuk urusan ini.

Kakinya sudah gatal keluar dari ruangan. Tapi suaminya sudah bilang ingin menjemputnya di ruangan. Kalau dia pergi ke cafeteria duluan, Jaemin bisa merajuk begitu sampai rumah, dan dibahas sampai mau tidur nanti.

Jeno pun selaku teman dekat Jaemin yang tau seberapa gilanya Jaemin dalam mengejar istrinya. Malah yang paling melebih-lebihkan candaan. "Jaemin pasti menggempur mu tiap malam di setiap sudut tempat ya."

Sialan sekali.

Y/n menutup telinganya yang memerah karena malu. Tapi dia tetap mendengar suara sahutan lain yang amat dia kenal. Suara suaminya, Na Jaemin.

"Itu sih kau Jeno. Tidak hanya malam, tiap ada kesempatan juga pasti kau lakukan."

Y/n bernapas lega melihat Jaemin sudah menjemputnya di ruangan, walau omongan suaminya itu memicu perdebatan ringan dengan teman dekatnya sediri.

Y/n mengambil dua bekal yang sudah dibuatnya. Bergegas pergi dari ruangan divisi HR setelah pamit istirahat pada teman-temannya yang masih tersisa di ruangan.

Dia menarik Jaemin yang sedang meledek Jeno.

"Kau lama sekali sih tadi," kesal Y/n.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang