04.

755 98 25
                                    

                "Aku tidak mau tidur denganmu lagi!"

Y/n panik. Dia mendorong dada Jaemin, menjauh dari pria itu.

"Lagi?" ulang Jaemin. Pria itu mundur selangkah, "jadi malam waktu pesta ulangtahun perusahaan. Aku tidur denganmu?"

Dari perkataan Jaemin dan pancingan pertanyaan pria itu sebelumnya. Y/n tidak sebodoh itu untuk tidak tahu jika Jaemin ingin memastikan apa yang terjadi pada malam itu.

Apa pria itu sudah mengingat apa yang mereka lakukan?

"Anggap saja malam itu tidak pernah terjadi. Aku juga sudah melupakannya," ketus Y/n.

"Jelaskan apa yang terjadi pada kita malam itu," pinta Jaemin.

Y/n menolak. "Kau sudah mengingatnya, bukan? Untuk apa aku jelaskan lagi?"

"Aku belum mengingat sepenuhnya Y/n. Jelaskan padaku," ucapnya serupa perintah.

Jaemin memperkeruh suasana, mengguncangkan bahu Y/n, memaksa wanita itu untuk menjawabnya.

"Kau mabuk saat itu, dan kau memintaku untuk melakukannya denganmu!" teriak Y/n pada akhirnya.

Dia menepis tangan Jaemin yang terkejut dengan ucapannya.

"Sudah? Cukup? Itu 'kan yang kau mau? Hanya butuh tau apa yang terjadi pada malam itu," sarkas Y/n, "kau tidak lagi penasaran denganku 'kan? Jadi kumohon jangan mengganggku lagi."

Diamnya Jaemin adalah kesempatan untuknya membuka pintu rumahnya lebar-lebar, agar tidak lagi terjebak dengan pria itu.

"Kalau kita benar-benar melakukannya waktu itu, kenapa kau biasa saja padaku?" tanya Jaemin masih tak mengerti, "kau bersikap seolah tidak terjadi apa pun antara kita."

"Lantas kau mau aku menangis dan memohon meminta pertanggung jawabanmu begitu? Sampai mati pun aku tidak akan mau. Anggap saja kejadian malam itu hanya one night stand dengan stanger dan setelahnya kita lupakan semuanya seolah tidak terjadi apa pun."

Lewat gerakan tangan Y/n meminta Jaemin keluar dari rumahnya.

"Pergi sekarang atau aku panggil security."

"Iya. Aku pergi."

Begitu Jaemin keluar. Y/n langsung menutup rapat pintu rumahnya sampai berbunyi debaman keras.

Jaemin melihat pintu yang tertutup itu dengan perasaan gelisah.

Pikirannya malah berlari liar ke mana-mana karena ucapan Y/n.

Dia bergumam, "padahal aku tidak membahas perihal tanggung jawab. Kenapa dia membicarakan itu seakan aku tidak mungkin mau bertanggung jawab?"

***

Yeji : Y/n. Kau bisa bawakan testpack yang ada di tas ku? Aku lupa membawanya

Y/n : Aku antar ke mana?

Yeji : Toilet dekat cafeteria

Y/n membuka tas milik Yeji. Dia mengambil benda yang dicari temannya itu.

"Yeji hamil?" celetuk Jeno melihat apa yang dipegang Y/n dari tas Yeji.

Y/n mengedikan bahu. "Mungkin? Dia minta tolong padaku mengantarkan ini."

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang