09.

517 73 9
                                    

                "Aku tau kau hamil, Y/n. Aku sudah tau semuanya. Tidak ada yang perlu kau sembunyikan lagi."

Jaemin masih bersikeras dengan keyakinannya sendiri yang membuat dia berani melamar Y/n seperti ini.

Sudah sejauh ini. Mana mungkin dia salah? Ini pasti Y/n yang belum terima kenyataan jika mereka akan menjadi orangtua.

Tapi wanita itu juga lebih keras kepala, menyakinkan semua orang di sini kalau dirinya tidak hamil. "Apa yang mau aku sembunyikan? Aku memang tidak hamil," pekik Y/n.

"Sudah, Y/n. Kau mengaku saja, orangtua kita juga setuju. Aku juga sudah menyiapkan pernikahan kita." Jaemin mengambil ponselnya dan menunjukan mutasi rekeningnya, "tuh, lihat. Aku sudah membayar lunas semua vendor."

Y/n memijat kepalanya yang pening.

Dia menengok ke semua tamu undangan yang ada. Dia malu, demi apa pun dia malu. Tapi dia yakin jika semua ini terbongkar pasti Jaemin yang lebih ingin mengubur dirinya hidup-hidup.

Wanita itu berteriak frustasi. "Bagaimana aku mau mengaku? Aku saja tidak hamil!"

"Waktu itu aku bertemu denganmu baru keluar dari toilet dan kau membawa testpack hasil positif. Yeji bilang kau juga sedang mual-mual. Apa lagi kalau bukan hamil?"

"Bisa saja, gerd," balas Y/n tak mau kalah. Meski terdengar konyol seolah mereka sedang tebak-tebakan.

Ada satu nama yang tersebut. Semua mata menoleh pada wanita yang sejak tadi fokus memakan cemilan yang ada di tengah ruangan.

Sudah seperti kuis tanya jawab, wanita itu mengangkat tangannya sedikit dengan canggung. "I-itu, sebenarnya testpack punyaku. Aku meminta Y/n membawanya karena aku tidak mau suamiku tau."

Suara dari jauh menyahut, entah itu suara siapa. "Kalau begitu berarti Yeji yang hamil anak Jaemin?"

Gedung menjadi ricuh kembali. Jaemin menggeleng kuat dan menyangkal itu semua, begitu melihat Yeji menarik suaminya agar tidak mendekati Jaemin untuk baku hantam.

"Tidak!" teriak Yeji, "tentu saja, aku hamil dengan suamiku, bukan dengan Jaemin! Jadi aku meminta tolong Y/n, supaya aku bisa membuat surprise untuk suamiku! Lagi pula, Y/n mual-mual waktu itu karena dia minum kopi punya Yuna."

Ya! Bagus sekali! Gedung acara yang awalnya dipakai untuk lamaran mendadak, kini lebih seperti tempat debat.

Satu nama disebut kembali. Yeji bernapas lega ketika berhasil melempar 'beban'nya ke Yuna.

Yuna yang terkejut sedikit gagap dalam menanggapinya. "Pa-pagi itu aku meminta Y/n untuk membelikan kopi. Aku sudah memperingatinya untuk tidak minum kopi karena dia belum makan. Tapi dia tetap meminumnya, makanya dia mual. Dan testpack itu, benar punya Yeji."

Y/n menghela napas lega, mengusap dadanya yang tak lagi berdebar cepat seakan mau lompat dari tempatnya, ketika Jaemin terus memaksanya setuju dengan kesalah pahaman pria itu.

Lain dengan Jaemin.

Dia langsung membeku saat itu juga. Masih tidak mau percaya kalau selama ini kesenangannya yang akan menjadi seorang ayah ternyata hanya kesenangan semunya semata.

Padahal 'kan dia sudah membanggakan diri akan memiliki seorang anak di depan teman-temannya. Duh.

Kalau Y/n tidak hamil. Berarti... mereka tidak akan menikah, dong?

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang