11.

492 66 33
                                    

                Y/n mengigit kuku telunjuknya gelisah, kakinya tak bisa diam sejak tadi melangkah ke kanan kiri pada jalur yang sama, dan di depan pria yang didapuk akan menjadi suaminya dalam hitungan bulan.

"Santai saja, sih. Yang akan menikah denganmu ini seorang Na Jaemin lho," ucapnya bangga, mulai menunjukan sisi narsistiknya, "ayo sebutkan apa yang kurang dariku. Aku tampan, berasal dari keluarga kaya, pintar-"

"Kau kurang waras!" potong Y/n belum sempat Jaemin menyelesaikan perkataannya. Dia bersidekap, menunjuk Jaemin tepat di depan wajah pria itu. "Bisa-bisanya kau meminta orangtuamu supaya kita di jodohkan!"

"Tapi orangtuamu 'kan juga setuju. Berarti ini bukan sepenuhnya salahku 'kan? Orangtuamu juga menginginkan aku menjadi menantunya." Jaemin menurunkan tangan Y/n yang menunjuknya, dia menggenggamnya, "itu berarti orangtuamu menganggap aku bisa menjadi suami yang baik untukmu."

Y/n menghempaskan genggaman tangan Jaemin. Wanita itu duduk di pembatas air mancur di belakangnya, bersebrangan dengan Jaemin yang duduk di kursi depannya. Masih melipat tangan di depan dada, dia mencondongkan sedikit tubuhnya, menatap Jaemin tajam.

"Kuberitahu ya. Aku ini tidak sebaik yang kau kira." Nada bicaranya terdengar penuh keseriusan.

Jaemin menaikan sebelah alisnya. "Kau mau membicarakan keburukanmu supaya aku ilfeel dan membatalkan perjodohan ini?" tebaknya.

Y/n menepuk tangannya sekali. "Betul itu!"

Jaemin mengedikan bahunya. "Coba beritahu aku."

Y/n menunjuk dirinya sendiri, penuh semangat dia berkata, "aku ini Teume-"

Jaemin menyelanya, "iya aku tau," balasnya tampak tak masalah, "kau 'kan pernah bilang kau menyukai musuhku, si Junkyu. Apa salahnya menjadi Teume?"

"Dengarkan sampai selesai dulu!" pekik Y/n kesal, "aku ini Teume garis keras, penganut bias is mine. Aku juga sering bertindak toxic jika ada kabar dating menyangkut bias ku. Lalu..."

Jaemin mengerjapkan matanya, omongan Y/n yang katanya sedang menjelekan dirinya sendiri hanya masuk ke kuping kanan dan keluar dari kuping kiri. Masih tak paham kenapa Y/n mengira hal tersebut bisa membuat Jaemin ilfeel.

"Hanya itu?" respon Jaemin masa bodo.

Dia belum tau segila apa fangirl yang mengklaim bias adalah miliknya.

"Hanya itu kau bilang?" Y/n menganga tak percaya, "belum lama ini seorang fans TXT ditinggalkan kekasihnya karena sering posting perihal Yeonjun, mereka putus karena Yeonjun! Padahal dia tidak lebih parah dibandingkan aku. Dan aku masih tetap mau denganku?"

Jaemin mengernyit bingung. "Aku tidak tau kenapa itu jadi masalah. Kau 'kan tidak mungkin mendapatkan bias mu itu."

"Mungkin!" tegas Y/n, "10 sampai 30 persen fans menganggap dirinya bisa mendapatkan bias-nya itu, aku salah satu golongan itu. Dan itu sisi gelapku."

Jaemin diam memperhatikan Y/n yang sejak tadi menggebu-gebu menjelaskan tentang dirinya. Dia melihat visualisasi yang ada di pikiran wanita itu.

Kemudian Jaemin tersenyum miring, menyebalkan sekali.

"Oh, aku kira sisi gelapmu itu adalah sering membayangkan kalau dirimu sendiri adalah kekasih Junkyu, lalu Junkyu melamarmu dan kalian menikah. Setelahnya kau membayangkan adegan kotor di malam pertama kalian. Dan dari pada adegan romantisnya, kau lebih sering membayangkan adegan di ranjang–"

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang