14.

442 59 3
                                    

                "Jadi juga kau menikah dengan Y/n. Setelah banyaknya drama yang membuat pusing banyak orang," ledek Jeno.

Haechan bergumam membaca undangan pernikahan yang dibawa Jaemin. Sampai dia melihat tempat acara pernikahan temannya itu di adakan, matanya membelalak dan menunjuk alamat tersebut.

"Kau mengadakannya di venue yang sama dengan pesta pernikahanku?" Kemudian dia menuduh Jaemin, "kau pinjam uang ke Jisung ya?"

Jisung yang namanya disebut mendengus. "Kau kira Jaemin itu kau yang suka pinjam uang padaku. Padahal mertuamu punya perusahaan besar."

Haechan mengedikan bahu, "ya barang kali begitu."

"Aku pakai tabunganku sendiri."

Jaemin menghela napas melihat saldo rekening tabungannya. Mulai menyesali keputusannya sepihak, yang sama sekali tidak mendengar omongan Y/n tentang tak usah menghabiskan uang banyak.

"Kalian tau agent property yang bagus tidak? Aku masih mencari rumah yang sesuai dengan budgetku."

"Tidak tau," jawab Jeno, "perihal tempat tinggal, aku tidak pernah mengurus sendiri. Selalu terima jadi. Punya warisan."

"Memang budgetmu berapa?" tanya Jisung. Ketika Jaemin menyebutkannya, pria itu langsung menggeleng. "Aku tidak tau agent property yang bagus dengan budget segitu. Kalau kau tambah sekitar 3 kali lipatnya, aku bisa bantu."

Jaemin mencibir, "kau sih banyak uang. Kau jadi budak korporat juga hanya untuk mengisi waktu luang."

"Mungkin Haechan tau. Dulu 'kan dia pernah hidup pas-pasan," sahut Jisung.

Tidak ada maksud menyindir tapi tetap membuat Haechan merasa tersindir juga.

"Aku biasanya pakai agent property ini. Cocok kalau untukku. Dengan budget segitu, kau bisa dapat yang bagus." Haechan mengeluarkan ponselnya, mencari kontak agent property yang dimaksudnya. "Nah, ini."

Haechan memberikan ponselnya.

Jeno yang berada di samping Jaemin, ikut melihat layar ponsel temannya itu. Dia mengernyit membaca nama yang tertera di sana.

"Ini sih agent property milik temannya Y/n," celetuk Jeno. Mendapat tatapan tanya dari teman-temannya, Jeno menjelaskan, "kalian 'kan tau meja kerja ku bersebelahan dengan Y/n, aku sering lihat dia membuka website agent property ini. Sekali aku pernah tanya, katanya itu milik temannya. Mungkin dia mau mencari rumah juga, dan memutuskan menghubungi temannya itu."

Jaemin mengangguk pelan. "Kalau begitu aku langsung ke sana saja bersama Y/n. Kau tau siapa nama teman Y/n itu?"

"Kalau tidak salah namanya Hendery."

***

Sepulang kerja. Mereka memang tidak ada rencana mencari rumah bersama agent property. Harusnya hari ini pergi ke tempat desainer kenalan ibunya Y/n. Namun karena ada perubahan schedule dari pihak sana, Jaemin jadi mengisinya dengan bertemu pihak agent property.

Saat masih jam kerja tadi, Jaemin menelepon agent property tersebut. Dia membawa nama calon istrinya, berbohong kalau Y/n yang merekomendasikan.

Ternyata teleponnya diangkat langsung oleh pemilik agent property, yang mengenal Y/n, katanya temannya Y/n.

"Kau sudah memastikan agent property mu itu bagus?" tanya Y/n, "kalau belum pasti aku sudah punya agent property yang pernah dipakai Yeji, katanya bagus dan murah juga."

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang