03.

851 91 32
                                    

                "Ssstt. Itu Na Jaemin. Pria mesum dari divisi GA."

"Kau jangan bicara keras-keras! Nanti dia dengar!"

Terlambat. Jaemin sudah lebih dulu menoleh pada dua wanita yang membicarakannya meski Jaemin tidak mengenali dua wanita yang bergosip mengenai dirinya itu.

Hanya dalam satu hari gossip menyebar luas. Sepertinya sampai ke seluruh karyawan kantor tanpa terkecuali.

Ini salahnya. Ya, Jaemin akui.

Bisa-bisanya dia lepas kendali dengan mengajak Y/n mewujudkan apa yang ada di kepala wanita itu. Padahal, bisa saja memang wanita itu yang mesum, bukannya karena ingin melakukannya dengan Jaemin.

"Pegang omonganku. Topic si mesum Na Jaemin pasti akan dibahas terus paling tidak sampai seminggu kedepan."

Obrolan Haechan semakin memunculkan tanduk di kepala Jaemin.

Jeno mengangguk. "Jaemin jadi orang yang paling dihindari di divisi HR."

"Aku tahu kau paling tidak bisa mengendalikan nafsumu mu itu," sahut Renjun, "tapi ya paling tidak, kau tahu tempat kalau mau mengajak!"

"Jaemin hanya tidak beruntung saja," timpal Haechan, "ada orang beruntung yang mengajak teman kerjanya one night stand secara sadar dan akhirnya terwujud."

Renjun menginjak keras kaki Haechan yang duduk di sampingnya. Haechan menutup mulutnya, membungkam agar tidak berteriak.

"Aku mengenalmu dengan baik Jaemin," ucap Jeno, "tapi sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa kau bisa-bisanya mengajak Y/n yang memiliki imej gadis manis dan polos di kantor kita?"

"Aku pernah bilang kalau aku ini bisa melihat isi pikiran orang lain secara visual 'kan?"

Jeno mengangguk tanpa minat, sama sekali tidak menunjukan dia percaya ucapan Jaemin. Lain dengan Renjun dan Haechan yang sama gilanya dengan Jaemin, kedua mengangguk seperti amat percaya dengan ucapan Jaemin yang menurut Jeno hanya sekedar bualan.

"Saat bertemu dengan Y/n. Aku melihat dia membayangkan aku dan dia sedang one night stand di kamar hotel. Padahal itu interaksi pertama kami. Aku kira dia menginginkanku, hanya saja dia malu menyampaikannya. Makanya aku berinisiatif duluan. Kalian tau sendiri betapa mengertinya aku tentang wanita."

"Konyolnya si bodoh ini," Jeno menyahut, tak habis pikir.

Haechan pun juga berpikiran yang sama. "Sayang sekali Y/n hanya menamparmu sekali. Kalau aku jadi dia, aku akan menamparmu sampai puas, bukan hanya dengan tangan. Tapi dengan sepatu milikku."

Renjun sendiri yang punya tanggapan berbeda. "Kau yakin itu khayalan, Y/n? Bagaimana jika yang ada di pikiran Y/n ternyata reka ulang bayangan yang sudah kau lakukan dengannya? Makanya saat melihatmu dia memikirkan itu."

"Maksudmu Jaemin dan Y/n pernah melakukannya?" pekik Haechan yang lebih heboh dari pada Jaemin sendiri.

"Jangan berteriak ditelingaku, sialan." Renjun menjauhkan kepala Haechan.

Jeno mengibaskan tangannya. "Aku sudah 5 tahun berada di satu ruangan yang sama dengan Y/n. Dia saja tidak pernah punya kekasih, apa lagi sampai..." Jeno menghentikan ucapannya, "...aku baru ingat. Di malam saat kau mabuk, aku mendapatkan panggilan telepon dari Y/n. Paginya pun, aku ke kamarmu dan kau tidak pakai apa pun."

Blue Sky » Jaemin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang