CHAPTER ELEVEN
"Mousetrap"
Minggu, 21 April 2019
16.30 WIB
Barbequeen®💡💡💡
Jonas masih tertunduk lemas sejak lima jam yang lalu. Ini sudah pagi, tapi masih belum ada kabar dari Samantha. Ia benar-benar harus merelakan Samantha dibawa semalam. Kalau ia campur tangan lebih lanjut, justru ia tak bisa menjamin keselamatan wanita itu dari cengkeraman Rudolf.
Yang terpenting, ia harus menghemat nyawa saat ini. Jayme, ayah, ibu, dan seluruh anak buahnya bergantung pada keputusannya kali ini. Ya, dia tak boleh gegabah.
"Selamat pagi, Mr. Rodgeley. Operasi berjalan dengan lancar. Kami berhasil mengambil peluru dari dalam tubuh pasien. Untung saja pelurunya tidak mengenai organ yang vital."
Jonas menghela napasnya. Setidaknya satu masalah selesai ditangani.
Setelah memindahkan Jayme dari emergency room ke ruang rawat intensif, Jonas harus menunggui Jayme takut-takut ada tindakan lebih lanjut dari Rudolf yang tidak bisa ia duga.
Ia langsung menelepon Matthew untuk memeriksa keadaan ayahnya. Jonas berdiri menghadap Jendela, mengintip cahaya matahari di sela-sela gorden. Pagi yang begitu cerah di luar sana. Orang-orang sudah mulai menjalani aktivitasnya masing-masing. Sementara ia dan kakaknya harus terlibat semua masalah ini.
"Matt, bagaimana?"
"Kondisi aman sampai pagi ini, bos. Apa perintahmu selanjutnya?"
Jonas memijit keningnya. Ia memejamkan matanya sesekali.
"Tetap jaga rumah ayah dengan ketat."
"Brother."
Suara Jayme yang serak membuat Jonas langsung menoleh. Ia langsung menutup teleponnya lalu menghampiri Jayme yang terbaring.
"Kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?"
Jayme memerhatikan raut wajah Jonas yang terlihat pucat. Sangat berantakan.
"Kau kenapa?" Tangan Jayme terulur ke arah ujung bibir Jonas dan mengusapnya lembut.
"Aku kenapa? Kau memedulikan setetes darah di bibirku dibanding peluru di perutmu?"
"Aku.. Sudah biasa, musuhku banyak. Tapi kau tidak," ucap Jayme lesu.
Jonas tertawa penuh ironi. Lihat? Bahkan kakaknya yang begitu ia benci masih mempedulikan dirinya. Langkahnya untuk menyelamatkan Jayme memang tidak salah, meski dendam di hatinya belum hilang sepenuhnya.
"Samantha. Di mana Samantha?" Mata Jayme menyisir seluruh ruangan. "Untung saja kau membawanya pergi. Kate juga, dimana dia?"
Jayme terus memberondongi Jonas dengan sejumlah pertanyaan yang tak mungkin Jonas jawab. "Seingatku, ketika peluru itu menembus perutku, Kate langsung berlari dan entah kemana. Semoga dia baik-baik saja. Apa Samantha sudah kaupulangkan dengan selamat? Dia di rumahnya, kan? Bukan di rumahku? Oh, dan bagaimana keadaan paman Osmond dan Maxwell? Mereka tidak apa-apa, kan? Seandainya aku tidak pergi ke pesta itu, aku pasti tidak akan mengacaukan pesta Max."
Jonas tersenyum kecut. Jayme bahkan masih senaif itu karena masih menganggap keluarga Osmond berada di pihaknya. Padahal, keluarga Osmond adalah musuh utama sesungguhnya.
"Paman Osmond dan Maxwell baik-baik saja," kata Jonas, masih menutup-nutupi semua yang terjadi. Karena kalau sampai Jayme mengetahui semua motif Rudolf, Jayme juga akan tahu semua itu berkat Jonas yang membantu mengkhianatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me After The Fifth Twilight || [MSEH Re-Write]
Romance• got #1 in romance for a week • got #2 in romance for 4 days • got #3 in romance for 3 days Cinta dan benci memang hampir serupa. Namun, berbeda halnya jika disandingkan dengan dendam yang sudah mendarah daging. Tujuan hidup Samantha hanya dua; mem...