𝐀𝐥𝐥𝐢𝐚𝐧𝐜𝐞

646 51 1
                                    

Warning ⚠
-jangan meniru kata buruk dari book ini
-banyak hal buruk/kotor yang tercantum dalam book ini di harapkan jangan di contoh di dunia nyata.
-jikalau ada chapter yang mengandung unsur 18+ dan anda belum cukup umur tolong di skip karna tak bagus untuk pikiran yang belum tua.

Utamakan vote nya dek, atau sharelock baku hantam kita

═════════════════════════════════

Tatapan membunuh penuh amarah Ubi lempar ke anggota Vallhala, mereka semua ketakutan akan kematian, takut, takut Ubi akan membunuh mereka.

"Jelasin sekarang atau kalian gw bantai disini" ancam Ubi dengan penuh tekanan.

Noya menghela nafas kasar, "maaf Ubi Vallhala bubar" ucap Noya enteng, urat pelipis Ubi terlihat menandakan dia sedang sangat kesal sekarang.

"Dengan enteng lu bilang gitu? " ucap Ubi sedikit tak percaya, ia kira Noya akan tunduk takut dan patuh pada nya, eh ternyata punya nyali yang cukup besar juga.

"Ck! Noya, Noya.. Ini kesalahan besar yang kalian lakukan.. " seringai lebar terukir di wajah nya, seperti nya pesta pembantaian akan berlansung meriah malam ini.

"Kemana kalian pergi hah? Dasar pecundang! Hahah! " gelak tawa Ubi seakan bergemma di telinga mereka, Kirman, Naraiendra, serta Megi berhasil kabur dengan trident, sedangkan yang lain? Huh sudahlah mereka sudah pingsan tak usah dipikirkan lagi.

Ubi menatap Vallhala yang sepi, tak ada seorang pun disana selain diri nya sendiri, "Ck! Sialan, awas aja lu Noya gw kejer lu sampe mati" Aura gelap menyelimuti tubuh secara perlahan yang membuat nya seakan di telan dan menghilang dari pandangan.

Esok hari nya, di Centera.

"Noya, lu pikir kita bakalan percaya gitu aja? Ck, mana mungkin. " ucap Maji tak percaya.

"Gw gak bohong! Banyak saksi mata di sana, " ucap Noya mencoba menyakinkan orang-orang disana.

"Noy, kalo lu gak punya bukti yang pasti kita gak bisa percaya gitu aja, apalagi banyak team yang membenci kalian salah satu nya kami" ucap Voiz, bukan tanpa sebab ia mengatakan itu, tapi memang yang dikatakan nya adalah sebuah fakta.

"Huhh, gw juga gak maksa buat kalian percaya sama kita, tapi gw saranin buat hati2 kalau bertemu dengan Ub-.. " ucapan terpotong saat mendengar sebuah tawa kecil yang berada di depan pintu.

Noya bangkit dari duduk nya dan membuka pintu itu untuk mengecek siapa yang menguping di luar. Namun, disaat Noya membuka itu ia lansung di hadiahi oleh ulti Ubi yang lansung tertuju pada diri nya, alhasil diri nya pingsan seketika.

Rekan dan team lainnya yang melihat itu terkejut dengan kedatangan Ubi yang lansung membuat satu orang kelihatan satu nyawa. Mereka semua yang ada di ruangan itu menatap horror kearah sang monster itu.

Ubi melempar tatapan meremehkan, "huh? Gini doang? Ck, lemah!" Ubi mendecak kesal, tak ada lawan yang sepadan apa? Buang-buang waktu saja.

Ubi mengalihkan perhatian nya kearah Sean, "Sean.. Gw kasian deh, liat tuh jer-.. "

"Diam lu bajingan! Gw benci lu! Gara-gara lu yang manipulasi dia, dia join lu!.. " bentak Sean memotong pembicaraan Ubi.

"Sean, gw join Ragnarok bukan karna manipulasi.. Tapi gw cinta sama dia" sangkal Jerry lalu mencium Ubi, semua nya yang ada di sana menatap tak percaya.

"A-apa?... " manik Sean mengecil melihat kejadian itu, ia memegangi dada nya, ada yang sakit tapi bukan luka, itulah yang di rasakan Sean saat ini, hati kecil nya seakan di tusuk ribuan jarum.

Wajah Sean nampak murung, sesuatu bergejolak dalam diri nya, rasa sakit yang sangat amat luar biasa menyerang dada nya yang membuatnya susah untuk bernafas, pandangan nya menghitam dan akhirnya jatuh pingsan.

"Obat nya bekerja dengan sangat bagus ya Voiz" puji Ubi.

"Ubi.. Harus banget sekarang ya? Hadehh ketahuan kan udah" ucap Voiz, semua orang di buat tercengang oleh nya.

"V-voiz? L-lu penghianat?! " tanya Kaguwir memastikan, dan Voiz menanggapinya dengan tersenyum lalu mengangguk'kan kepala nya.

"Seperti nya.. Hari ini adalah pesta" ucap Ubi dengan seringai lebar nya, tanpa ampun dan jelas kasihan Ubi menghajar semua orang yang ada disana tanpa terkecuali, ya walaupun masih ada yang berhasil kabur.
.
.

Eclipse team.

Dengan perlahan Sean membuka mata nya, dengan susah payah ia berusaha duduk dan melihat ke sekitarnya, tak ada seorang pun. Sean teringat kejadian dimana Jerry mencium Ubi dan kata yang sangat menyayati hati mungil nya.

Sean menangis, sedih dan kecewa, rasa nya sangat hampa. "S-sean? Lu kenapa nangis? Ada masalah? " tanya Noya khawatir, ia datang dengan membawa nampan yang berisi semangkok sup hangat dan segelas air putih.

Noya meletak'kan nampan itu diatas meja, dan menenangkan Sean yang menangis, "Sean? Lu kenapa? Sini cerita sama gw" ucap Noya lembut, membuat Sean seketika luluh.

Sean kemudian menceritakan tentang hal yang membuat nya sedih, dan Noya sedikit tersentuh. "Sean, dari pada lu harus ngejar Jerry lagi yang udah memiliki hubungan sama Ubi mending lu cari yang lain aja. " saran Noya.

"Tapi Noy, gw bener2 cinta sama Jerry.. G-gua.. Gua gak bisa begitu aja buang perasaan gw" keluh Sean murung.

"Hah.. Sean, jika lu terus punya perasaan sama Jerry itu cuman nyakitin perasaan lu aja... Coba aja lupain dia bagaimana pun cara nya. " Sean mengangguk paham.

"B-bakal gw usahain."

"T-tapi Noya, lu gpp kan? Habisnya Ubi.. "

"Gw gpp kok, mending lu istirahat dulu, gw bakal bantu yang lain buat lanjutin projek kita " pinta Noya.

═════════════════════════════════

Vote lu semangat gw, awas kalo ada yang sider tak ku colok mata mu sampe picek.

864 kata.

Tbc..
.
.

Secrets of the world || Brutal Legends || [yaoi] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang