𝐌𝐲 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬 𝐥𝐨𝐯𝐞

388 26 2
                                    

Warning ⚠
-jangan meniru kata buruk dari book ini
-banyak hal buruk/kotor yang tercantum dalam book ini di harapkan jangan di contoh di dunia nyata.
-jikalau ada chapter yang mengandung unsur 18+ dan anda belum cukup umur tolong di skip karna tak bagus untuk pikiran yang belum tua.

═════════════════════════════════

"Senjatanya.. Tak bisa dipakai.. " ucap Noya.

"Pantas Ubi gak peduli amat, tapi yang pasti mereka harusnya sudah sampai'kan? Kiamat. "

Tak lama setelah Sean mengatakan itu, Ragnarok muncul dari dalam fortal, "Ubi, lu gak capek gitu? Ngasih kiamat mulu ke kita. " Ubi hanya terkekeh kecil lalu tersenyum, "Noya! Orang gila mana yang akan diam begitu saja saat senjata nya diambil? Sudah jelaskan tujuan ku kesini. "

Noya memincingkan mata, "Ubi, lu pikir gua mau ngembaliin senjata amarah ini? Gak Ubi, gua gak bakal biarin lu dapetin senjata ini dengan mudah. " mendengarnya Ubi hanya tersenyum smirk.

"Serang mereka! "

SRENG-!! SrInG-! SreEing—!

"Maji, sudah saatnya tunjukkan dengan siapa kau berpihak. "

Maji teringat perkataan Ubi kepadanya, manik merahnya menatap setiap pergerakan Noya dengan penuh kepokusan, ia melangkahkan satu kakinya kedepan mengambil ancang-ancang, "Sudah saatnya.. "

Hush-! SrinG-!

Hampir saja senjata Maji menebas leher Noya dengan gercap Sean melindunginya dengan pedang yang menahan senjata Maji, "Noya awas! " teriak Sean kemudian menendang keras Maji yang menangkis menggunakan kedua tangannya seperti huruf X.

"Maji! Apa maksud lu nyerang Noya!? " kesal Sean kepadanya, namun Maji hanya menatapnya datar lalu dengan cepat melewati Sean begitu saja karna target utamanya adalah Noya.

Tentu Sean dibuat kaget, ia cepat-cepat berbalik badan namun sudah ada Jerry yang menghadangnya, "Jangan halangin gua Jerry! " Jerry berdecak sombong mendengarnya, "Sean, gak mungkin gua biarin lu gagalkan misi kami untuk mengambil senjata milik Ubi. "

SrEng-! Hush-! SriNg-!!

"Noya.. Noya, orang lemah kek lu gak pantes dijadikan pemimpin Alliansi. " ucap Maji mengambil kembali Senjata milik Ubi lalu pergi meninggalkan Noya yang terkapar pingsan dengan luka dalam ditangan nya dan darah segar yang keluar membasahi tanah dibawahnya.

•••

Noya perlahan membuka matanya, ia lalu duduk dengan susah payah. Melihat kesetikarnya tak ada seorang pun, kini pun dia sekarang berada dikamarnya sendiri, siapa yang membawanya kesini? Itulah satu pertanyaan yang terlintas di benaknya.

Clek-*

Suara pintu terbuka membuat Noya menoleh, dia melihat sosok Gizan yang membawakan nya sebuah nampan dengan mangkok berisi bubur. "Gimana keadaan lu? " tanya Gizan sambil meletakkan nampan dimeja.

Noya memegangi kepalanya yang pusing, "Dimana Sean..? " mendengar itu Gizan mengerutkan kening nya, "Sean.. Dia lagi ada urusan diluar jadi gua yang jagain lu disini. " jelasnya.

"Lu mau gua suapin? " Noya menggeleng, "Gak, gua bisa sendiri. "

Gizan tersenyum, "Yakin? " raut wajah Noya berubah kesal, "Iya! Bawel lu! Ih. "

Grep!

"Jangan, tangan kanan lu luka, biar gua aja yang suapin lu. " ucap Gizan menahan tangan Noya, "Ck, kan bisa tangan kiri! " risih nya.

Namun Gizan menggeleng, "Tetep gak boleh. " tegasnya, "Yaudah! Sebel. " Pasrah Noya.

Setelah buburnya Noya habiskan, Gizan lalu ingin pergi keluar namun tangannya tiba-tiba ditahan oleh Noya, "Jangan pergi.. Aku takut... Mati.. " lirih nya.

JDER-!

Seakan disambar petir di siang bolong entah apa yang yang Gizan rasakan, tapi ini tidak pasti benar. Apa maksud dari perkataan Noya? Mati? Gizan lalu menatap wajah nya yang sedikit nampak murung. Ini aneh, pikir nya, bahkan dari jaman dulu Noya tak pernah berkata seperti itu.

Tangan Gizan lalu menyentuh lembut wajah Noya, "Lu kenapa? " tanya nya khawatir, namun Noya hanya menggelengkan kepalanya, hingga Gizan dibuat geram oleh sifat Noya yang tiba-tiba berubah dratis ini.

"Noya! Jawab! " teriak Gizan, air mata Noya terjatuh ia menangis sesenggukan lalu memegang tangan Gizan yang berada di pipi nya, "A-aku takut.. "

Gizan menahan ego untuk berteriak lagi, kemudian menghela nafas. "Yon.. Lu kenapa? Ada masalah cerita ke gua, gua bakalan dengerin semua cerita lu dan ngasih saran buat lu. " ucap nya sambil tersenyum lembut kearah Noya.

Noya terdiam sejenak membiarkan dirinya tenang terlebih dahulu lalu menceritakan hal yang selama ini ia sembunyikan.
.
.
.

Gizan terkejut mendengar cerita Noya, berkontrak kepada seorang dewa jahat? Yang benar saja. Hal sangat tidak boleh dilakukan jikalau ketahuan maka Noya akan dihukum dialam Dewa, apalagi statusnya yang sekarang ingin diangkat menjadi utusan seorang Dewi, pasti hukuman nya akan lebih parah lagi dan dicap sebagai penghianat.

"Huh.. Yon tenang, masih ada jalan. Gua bakal bantu lu nyembunyiin semua ini, dengan cara lu putusin atau hianatin kontrak yang lu buat dengan Dewa Malik. " unsul Gizan.

"T-tapikan! Bisa aja dia bilang kepada semua orang.. Gizan. " takut Noya wajahnya nampak sangat murung.

"Gini, semua orang bisa membuat kontrak dengan Dewa, tapi bukan berarti orang yang di menghianati kontrak nya bisa begitu aja bocorin. Karna aturan Dewa/Dewi gak boleh bocorin siapa yang mereka kontrakkin begitu juga sebaliknya. " jelas Gizan, Noya yang mendengar nya bisa sedikit lega.

Ia memeluk Gizan erat, "Makasih.. Hiks.. " ucap nya dengan berlinang air mata.

Bukankah akan terasa rugi jikalau Noya tak ingin lagi menjalin hubungan dengan Gizan? Mengapa tidak? Gizan adalah orang yang selalu ada memberi saran kepada Noya dari dulu sampai sekarang pun ia masih memperdulikan nya padahal mereka tidak memiliki hubungan asmara sama sekali.

Selalu melindunginya, sayang kepadanya, peduli, dan apapun yang Noya ingin'kan pasti dia akan kabulkan. Laki-laki langka seperti ini ingin disia-siakan? Oh, tidak. Noya mungkin masih memiliki rasa sisa cinta nya, begitu juga sebaliknya dengan Gizan. Apa mereka harus mengulanginya lagi?

Kedua nya tidur dalam satu ranjang, jendela yang dibuka memberi cahaya bulan yang terang kepada mereka berdua. Tapi, bukankah Noya juga punya saingan? Siapa lagi kalau bukan Kaguwir.

•••

'Aku menyukai mu.. Gizan! '

'Kaguwir, bukankah kau sudah tau aku masih mencintai Noya? Tidak'kah kau menyadari bahwa ada orang yang mencintaimu diam-diam? Dia bahkan sama baiknya seperti'ku. '

'Huh? '

═════════════════════════════════

935 kata.

Lagi mood nieh , Cihuyy

Tbc..
.
.

Secrets of the world || Brutal Legends || [yaoi] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang