𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐦𝐮

17 4 11
                                    

Sinar mentari hari ini mengantarkan Bintang untuk bersiap rapi. Ia pergi ke sebuah tempat di mana ia dan Zhea—atau Jeje dalam pouch kelinci itu—untuk menyelesaikan agenda mereka hari ini, yaitu jalan-jalan.

Ia menunggu setelah sempat saling bertukar kabar melalui pesan singkat bahwa dirinya sudah tiba di sini, di rumah teman Jeje.

Di dalam mobil sesekali ia melirik ke arah luar namun presensi wanita yang dijemputnya itu belum juga muncul.

Ada sedikit rasa gugup di hati.

Kenapa, ya?

Aneh.

Sudah lama rasanya ia tak merasakan perasaan seperti ini.

Mari singkirkan perasaan aneh itu sejenak.

Daripada berpikir ke mana-mana, Bintang memilih untuk membuka pintu dan menghirup udara dari luar mobil saja. Namun ternyata tak perlu butuh waktu lebih lama, Jeje di sana. Ia berjalan ke arahnya dengan begitu—

cantik.

Tunggu.

Apa boleh wanita itu mengambil hatinya secepat ini? Tapi Bintang tak boleh meruntuhkan tembok prinsip yang ia bangun sejak lama soal cinta. Mama dan Nana cukup, sudah cukup. Sudah cukup Bintang hanya mencintai mereka. Masa perihal charger laptop saja jadi turun ke hati.

"Kak maaf ya telat, tadi ke toilet dulu. Ayo kita pergi." Jeje masuk ke dalam mobil begitu saja tanpa izin Bintang. Bahkan lelaki itu hanya diam terbengong tanpa sempat membukakan pintu untuknya.

"Unique and different," ucap Bintang pelan kemudian masuk kembali mengambil alih kemudi.

"Kak, punya playlist AgustD nggak?" tanya Jeje sementara Bintang yang sibuk dengan seat belt-nya sejenak dibuat bingung karena tak paham.

"AgustD? Lagu?" Bintang mencari ponselnya di dashboard namun sadar bahwa benda itu mengganjal di saku celananya. Ia mengetik sesuatu di kolom pencarian sebuah aplikasi pemutar lagu sesuai dengan permintaan Jeje. "Ini?" Bintang memutar salah satu lagu yang kini terhubung dengan audio di mobil membuat Jeje tampak kegirangan.

Sesederhana itu membuat wanita ini tampak bahagia. Meskipun Bintang tidak mengerti lagunya secara keseluruhan, tapi Jeje tampak seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.

Yeah, somebody does love. But I'm thinking 'bout you
Something does love, oh, oh, oh
Somebody does love. But I'm thinking 'bout you. You, oh
I'm thinking 'bout you

Atau mungkin Jeje memang teramat menyukai penyanyi dari lagu ini.

Jeje sampai memejamkan matanya untuk menikmati lagu sembari bernyanyi. Bahkan wanita ini tak sedikitpun berusaha untuk mencoba menjadi orang lain. Ia menjadi apa adanya sejak perkenalan pertama, berbeda dari wanita pada umumnya yang menjaga sikap yang bukan dirinya di awal.

Atau Bintang salah? Tapi ia menyukai itu.

Namun sebaliknya, adakah sosok yang sedang Jeje sukai sekarang?

Baik, lagipula sekarang terlalu dini untuk menilai. Bintang harus mengambil keputusan panjang untuk sekedar meyakinkan diri bahwa Jeje cukup menarik di mata dan hatinya. Ia juga harus tahu banyak hal tentang wanita ini, karena kepribadian Bintang cukup rumit untuk kesederhanaan Jeje.

Satu yang pasti, ia kembali fokus untuk agenda hari ini, yaitu pergi makan ke Cakrawala Sparkling Resto di daerah Bandung Barat, Lembang. Sebenarnya Bintang ingin sekali mengajak Jeje ke kebun bintang, tetapi rasanya tidak umum untuk kesan jalan-jalan pertama— karena pergi ke tempat seperti itu bagi Bintang rasanya seperti sedang nge-date saja sedangkan mereka bukan apa-apa.

The Magic Shop | Part of Purple Universe ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang