Lagu 'Jatuh Suka' dari 'Tulus' penyanyi Indonesia yang namanya besar dan digandrungi oleh masyarakat belakangan itu kini menjadi lagu terakhir di hari sibuk Petrichore. Ranu dan Gabriel menyelesaikan pertunjukkan di stage hingga ujung jam closing-an.
Seusai lagu romatis itu dilantunkan, kedua sosok itu turun dari sana sementara Bintang sudah menunggu di kursi semi privat tepatnya di pojokan.
"Ada evaluasi, Bang?"
"Santai mereun," sambut Bintang dengan sedikit gaya ala-ala Aa Sundanya. "Evaluasi terus lama-lama darah tinggi, Aing. Makan dulu, lah, kita. Ranu nggak buru-buru, kan?"
Ranu yang ditanya hanya mengacungkan jempol, membuat Bintang yakin kalau anak itu free dari kerja freelance-nya di minimarket.
"Wiih, ditraktir, nih? Dalam rangka apa, Bang?" seru Gabriel senang.
Sejenak ada jeda dan helaan napas dari Bintang, ia kemudian menatap keduanya bergantian diakhiri tatapannya pada Gabriel. "Ucapan terima kasih buat kamu karena udah bikin Petrichore ramai lagi berkat mille crepes. Maaf, lho, baru sempat dirayain sekarang."
Gabriel tersenyum sumringah. "Wah, makasih, loh, Bang."
"Buat Ranu juga, karena udah membersihkan Petrichore dari tukang madat." Bintang mengangguk kecil bangga. "Keren banget nggak, sih? Kita punya gitaris jago karate."
"Keren mampus!" sahut Gabriel menyetujui perkataan Bintang.
Mendengar itu, Ranu tampaknya tak terima. Ia mengetik di layar ponselnya bahwa keahliannya itu Judo bukanlah Karate seperti yang Bintang dan Gabriel maksud.
"Meleset dikit nggak ngaruh, kan, Bos?" canda Bintang. Kemudian candaan itu dilanjutkan oleh godaan Gabriel bahwa sebenarnya Ranu mungkin saja diam-diam telah menjadi ketua sebuah gangster di Bandung, disambung candaannya sebagai pahlawan penyelamat Rhea dari godaan tak senonoh si pengacau.
Bagaimana tidak? Ranu bahkan rela sampai babak belur demi Rhea. Untunglah semuanya aman terkendali sampai akhirnya Bintang meminta bantuan sang mantan Ayah yang pengacara hebat itu untuk menyelesaikan semuanya di kantor Polrestabes.
Nana sampai tak habis pikir, Bintang rela datang pada Ayah untuk meminta tolong. Sedangkan demi pengobatan sang Kakek dirinya mempertahankan harga diri habis-habisan dengan dalih memiliki teman dokter di rumah sakit besar.
Bintang berjanji untuk ke rumah sakit setelah ini untuk menjelaskan dan memberikan pengertian pada Nana dan Mama. Mungkinkah setelah ini Bintang harus menurunkan ego soal sikapnya pada Ayah?
Bagaimana nanti saja.
"Yuk, makan!"
Bintang membuka kegiatan makan malam itu duluan sebelum ada kecanggungan di antara mereka. Iga bakar, sayur-mayur, dan dori filet sudah tersaji di meja. Aromanya saja sudah mengundang saliva. Siapa yang menolak menu makanan berat andalan di Petrichore ini?
Lembutnya daging dengan rasa manis dan taburan bawang di atasnya itu terasa empuk sekali saat dikunyah, sayur yang renyah dimasak setengah matang nan gurih itu menambah cita rasa suapan demi suapan mereka, belum lagi dori filet dengan tepung yang kriuk dan sausnya yang pedas manis amatlah menggugah selera.
"Ayo, makan dulu. Kalau nggak habis, take away aja," ucap Bintang. "Pokoknya nggak boleh ada sisa. Khusus buat kalian."
Ranu berterimakasih dengan bahasa isyaratnya. Bintang mengangguk dengan senyuman tipis. Sementara itu, Gabriel sibuk mengambil makanan dengan raut sumringah.
Apakah Bintang terlalu baik sebagai atasan? Tidak. Baginya membalas kebaikan orang lain adalah standar etika. Meski hanya sekadar ucapan terima kasih kemudian melihat orang-orang yang berjasa untuknya bahagia adalah salah satu pencapaiannya sebagai manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Shop | Part of Purple Universe Project
RomancePurple Universe Project | BTS Jhope Part . Bintang, seorang Sarjana Arsitektur yang bekerja di sebuah perusahaan properti milik keluarga. Kesukaannya pada hidangan penutup yang manis-setelah berguru pada pengalaman hobi berkuliner dan rajin mengikut...