Bagaimana?

348 36 6
                                    

happy reading..

“Tuan Yim, terimakasih sudah menemani James datang kesini,”ucap Net tulus, pada Yim, yang akhir-nya menyusul James keruangan Net, setelah puas nongkrong dicafe lantai dasar.

Yim mengulas senyuman simpul-nya.

“Sama-sama Presdir Net, lagi-pula ini sudah kewajiban saya, karena James adalah teman dekat saya,”balas Yim dengan seulas senyuman masih bersemi diwajah-nya.

Meski-pun ia tidak lagi menjadi bawahan Net, setidak-nya, ia tetap terus menghormati Net, apalagi kala mengetahui jika Net adalah kekasih James teman-nya.

Net berdeham pelan, telinga-nya seketika merasa selalu merasa asing, setiap kali Yim masih memanggil-nya dengan sebutan presdir, padahal sejak beberapa bulan yang lalu, ia tidak lagi menjadi atasan teman kekasih-nya itu.

Karena memang Yim masih bekerja disana, sementara James memang telah ia minta berhenti, tepat sepulang dari mereka dirumah Yim kala itu.

“Tuan Yim, bisa-kah panggil saya dengan nama saja? Karena saya bukan lagi sebagai atasan-mu seperti dulu, terkecuali kalau Tuan Yim mau bergabung dengan perusahaan saya?”

Mendengar ucapan Net, Yim melempar-kan pandangan-nya pada Yim yang asyik sekali memakan berbagai jenis camilan yang Net persiap-kan.

Ia hanya menyimak pembicaraan Net dan Yim, dengan sesekali akan menyuap-kan Net makanan, karena memang mereka duduk berdampingan disofa persegi panjang, sementara Yim duduk dihadapan mereka.

Memperhatikan bagaimana teman-nya itu bisa sebegitu dimanjakan oleh Net, seseorang yang pernah menjadi atasan-nya dulu.

“Kalau begitu Tuan Net saja, saya merasa tidak enak jika harus memanggil anda hanya dengan nama saja, untuk mengenai pekerjaan, saya rasa belum saat-nya Tuan, karena saya sudah terlanjur merasa nyaman bekerja diperusahaan orang tua anda,”balas Yim dengan penuh kehati-hatian.

Ia takut ucapan-nya membuat Net merasa tidak nyaman, apalagi kala kata orang tua ia ucap-kan, dimana itu-lah yang menjadi pemicu Net tidak lagi menjadi atasan-nya, demi hubungan-nya dengan James sang teman, yang sudah Yim ketahui jika kedua-nya tidak dierestui oleh kedua orang tua Net, dan bahkan menentang-nya kuat, hingga tanpa sadar melukai hati James, karena perkataan-nya, termasuk Net yang adalah anak mereka.

Yim turut bersimpati mendengar-nya, terlebih setelah beberapa bulan ia melihat hubungan Net dan James yang baru ia ketahui itu berjalan dengan manis-nya, perasaan tulus mereka bisa mengalah-kan semua-nya, hanya karena ingin terus bersama hingga menjadi satu dalam ikatan yang sah.

Net mengangguk-kan kepala-nya mengerti, ia tersenyum maklum, dan sama sekali tidak akan memaksa Yim.

Lagi pula ia hanya berkata seandai-nya.

“Dad, aku mau lagi, apa boleh?”celetukan James membuat kedua-nya menoleh kearah lelaki cantik yang tengah berbadan dua itu.

“Tentu saja boleh sayang, ayo berikan juga pada teman-mu, Tuan Yim,”

James tersenyum senang, ia meraih kembali satu bungkus besar snack diatas meja, memberikan-nya pada Yim sang teman, yang menerima-nya dengan senang hati tanpa rasa malu, karena itu sudah biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐌𝐘 𝐁𝐎𝐒𝐒 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang