Kini hari sudah mulai gelap, tak tau kenapa Shafa merasa kesal kepada kakak nya itu, ya syaqil saat ini belum menjemput dirinya sedari tadi di basecamp.
"Dia belum jemput?" Tanya seseorang dari arah belakang. Shafa membalikan badanya, lalu menggeleng.
"Mungkin dia lupa" kala mengucap kata itu, bersamaan suara nontifikasi dari benda pipih nya membuat Shafa membuka Rom chat itu. Tertata disana nama sang kakak
Bang Syaqil
OnlineP
Bang syaqil
|P.
Dek, maaf gue ga bisa bawa Lo pulang, Lo bisa tidur dan istirahat disana? Ayah lagi marah besar, gue takut pas Lo pulang dia ngeluapin ke Lo dek, ngerti yah.Anda
Tapi bang, gue besok sekolah..Bang syaqil
Gue tau, besok gue pagi-pagi kesana, nganterin semua peralatan Lo.Anda.
Hm, gue tunggu, jaga diri lo bang..Bang syaqil
Siap!"Siapa?" Tanya seseorang tadi yang tak lain adalah Aldi, "bang syaqil" jawab nya.
"Ini dah malem, Lo gue anter pulang?"
"Ga usah" tolak Shafa. Aldi mengangkat alisnya sebelah, "kenapa?".
"Gue disuruh tidur disini, ayah lagi tantrum".
Aldi sedikit terkekeh mendengar jawaban Shafa, yang benar saja, gadis itu berkata sedemikian kepada ayah nya.
" Sorry... sorry.." ucapnya berusaha memberhentikan tawanya.
"Kenapa ayah Lo bisa tantrum?". Lanjutnya serius."Gue ga tau, yang jelas gue ga bisa pulang", Aldi hanya mengangguk kan kepalanya pelan, "gue ijin istirahat di basecamp Lo ya" lanjut Shafa, membuat Aldi menatap nya sedikit heran.
Bukan heran si tapi lebih merasa khawatir jika gadis itu ta nyaman jika nanti beberapa anggota AS akan datang dan membuat kebisingan, Aldi sedikit mengetahui beberapa hal mengenai Shafa, salah satunya tidak menyukai kebisingan dan keramaian. Sepertinya gadis itu sangat tertutup.
"Tapi.." Aldi menggantung kata selanjutnya.
"Ga jadi, gue temenin Lo disini". Ucap Aldi, Shafa sedikit terkejut atas ucapan pria itu.
"Gue ga punya hak buat larang Lo, tempat ini juga milik Lo".
Aldi tersenyum tipis ke arah Shafa. "Ikut gue!"."Keman-"
"Ikut aja udah!" Aldi menarik pelan tangan gadis itu.
Kini mereka sudah berada di parkiran, "masuk" tunjuk Aldi ke pintu mobil yang sudah ia buka. Shafa hanya melipat tangan di dada dan halus yang ia naikan sebelah.
"Gue ga macem-macem ko" ucap Aldi, Shafa hanya memutar matanya malas. Lalu ahirnya masuk kedalam mobil.
"Lo mau culik gue?".
"Ya gak lah, ga ada untung nya ya, gue culik cewe kulkas ke Lo".
"Lo!" Shafa menunjuk wajah Aldi yang sedang memasang wajah jahil nya. Sungguh cowo di samping nya itu memang menyebal kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seni Itu Luka.
Ficção AdolescenteManusia seperti apa yang disebut sempurna? Lalu bagai mana bentuk kesempurnaan dalam diri seorang mahluk bumi? Aku tak tahu, mengapa manusia begitu menginginkan kata sempurna, padahal kata itu Takan pernah mereka dapat. Sepertinya keinginan ku berb...