VI

350 29 3
                                    

***

Sakura tengah membantu Tsunade menata piring di meja makan, mereka akan bersiap untuk makan siang setelah Tsunade selesai memasak tentunya.Sakura telah bisa menaiki kursi sendiri,tak perlu butuh gendongan lagi. Selesai dengan kegiatannya Sakura kembali menuju ruang tengah melanjutkan acara menontonnya yang tertunda,duduk di atas sofa sembari memakan cemilan asin yang tersedia.Tsunade menaruh sup yang masih berasap itu ke atas meja makan kemudian menghampiri ruang tengah memanggil Sakura yang sangat fokus menonton.

“Sakura ayo makan..supnya sudah matang” ujar Tsunade. Matanya melirik setoples camilan yang kini tersisa setengahnya. Sakura mengalihkan pandangannya dari televisi menuju Tsunade,ia segera mematikan tv dan menutup toples tersebut lalu ikut bersama Tsunade menuju meja makan. Ia duduk dengan tenang,Tsunade membantunya menaruh nasi beserta lauk pauk dan sayuran ke dalam piring Sakura.

“Selamat makan” ujar Sakura ceria dengan senyum lebar. Ia menyendok nasi beserta sup ke dalam mulutnya.

“Ini enak,wortelnya juga lembut. Bibi sangat pandai memasak” ucap Sakura memuji. Tsunade terkekeh kemudian ia ikut makan bersama dengan Sakura.

Beberapa jam setelah acara makan siang mereka,Tsunade dan Sakura hanya menghabiskan waktu bermalas-malasan dirumah. Sakura yang sibuk bermain sendiri bersama boneka-bonekanya dan Tsunade yang menonton drama favoritnya ditemani cemilan buah segar di atas meja. Hanyut dengan kegiatan masing-masing sontak suara bel menarik atensi mereka. Tsunade meninggalkan ruang tenga,berjalan membuka pintu rumahnya. Seorang wanita dewasa cantik berdiri tersenyum kemudian menyapanya dengan sopan.

“Selamat sore,apakah benar ini dengan Nona Tsunade?” ucapnya dengan ramah.

“Ya..ada yang bisa saya bantu”

“Begini,saya mendengar dari tetangga sebelah bahwa Sakura tengah bersama anda. Maaf sebelumnya perkenalkan saya Yugao adik ipar Kizashi dan bibi Sakura” Tsunade mendengar dengan tenang ia tampak berfikir sejenak. Selama ini ia mendengar dari Mebuki bahwa mereka tidak terlalu akur dengan keluarganya yang lain bahkan hampir sama sekali tidak ada yang pernah berkunjung ke kediaman Haruno.

Sakura berjalan menghampiri Tsunade,ia berdiri disebelah wanita dewasa berambut pirang panjang tersebut. Emerald Sakura memandang wanita dewasa yang berdiri dihadapannya. Yugao tersenyum menatap gadis kecil tersebut ia merendahkan tubuhnya,berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Sakura.

“Kamu Sakura bukan? Apakah masih ingat dengan bibi?” ucap Yugao sebuah gelengan adalah jawaban dari Sakura. Tsunade hanya diam memperhatikan interaksi dari dua orang tersebut.

“Ah tentu saja Sakura tidak ingat,dulu kita bertemu saat Sakura masih menjadi bayi. Bahkan bibi menggendong mu” ucap Yugao sembari mengeluarkan ponselnya tampak mengotak-atik kemudian menunjukkan foto dimana ia menggendong Sakura lengkap dengan Kizashi dan Mebuki yang ada disana.

“Sakura sepertinya ia memang bibimu” ujar Tsunade. Sakura ikut memperhatikan foto tersebut,ia melihat kedua orang tuanya beserta dirinya yang tengah menangis dalam gendongan bibi tersebut. Sakura tersenyum kemudian mendekat dan memeluk Yugao. Ia sangat senang ternyata ia masih memiliki keluarga yang lain,ia tidak sendirian. Yugao terkekeh dan memeluk balik Sakura.

Malam harinya setelah berkemas barang-barangnya dari rumah Tsunade,mereka kembali ke kediaman Haruno. Sakura menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang kesayangannya. Ia sangat merindukan kamarnya. Yugao menaruh barang-barang Sakura di sebelah ranjang gadis kecil tersebut.

“Kamu ingin makan malam? Mau bibi buatkan sesuatu?”

“Tidak bibi,Sakura masih kenyang”

“Baiklah, kalau ada apa-apa panggil saja bibi. Bibi ada di kamar orang tuamu” ujar Yugao. Sakura mengangguk lalu Yugao berangsur keluar dari kamar tersebut. Sakura menarik kelinci besar yang sejak tadi terus bersamanya,ia memeluk boneka tersebut kemudian memandangnya sambil tersenyum.

Pesona SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang