X

231 35 8
                                    

***

Pintu rumah besar itu terbuka, Sakura yang tengah berbaring diruang tengah sembari menonton tv seketika bangkit dan berlari menuju pintu depan. Ia dengan ceria menyambut Madara yang pulang bekerja,Sakura berteriak dan merentangkan tangannya dengan bahagia.

“Selamat datang kakek, huh?” ujarnya seketika bingung ketika mendapati bukan Madara yang masuk melainkan seorang pria dewasa yang tidak ia kenal. Fugaku yang baru saja melepaskan sepatunya terkejut lantaran seorang gadis kecil berambut merah muda dengan penampilan yang menggemaskan menggunakan piyama beruang miliknya menyambutnya dengan semangat. ‘ahh apa dia cucu perempuan yang dikatakan ayahnya tadi?’ pikirnya. Onyx gelap Fugaku bertemu dengan emerald berbinar milik Sakura. mereka hanya saling memandang dalam diam hingga kehadiran Madara menginterupsi keduanya.

“Sakura...kenapa berdiri disini?” tanya Madara yang baru saja masuk. Sakura mengerjapkan matanya dan mengalihkan pandangannya pada Madara yang baru saja masuk.

“Aku kira kakek yang datang ternyata paman tampan ini duluan yang masuk” Madara menganga mendengar panggilan Sakura pada Fugaku sementara Fugaku tersenyum kecil tak menyangka begitu pandangan gadis kecil itu padanya,ia berbangga diri sedikit.

“Paman ini terlihat mirip dengan kakek” lanjut Sakura memandang Fugaku dan Madara bergantian. Madara terkekeh kemudian mendekap bahu putranya.

“Begitukah? Perkenalkan dia putranya kakek, Fugaku Uchiha” ujar Madara. Sakura melebarkan matanya kemudian membungkuk memberi salam. Fugaku akhirnya terkekeh kecil, ia mengusap pucuk kepala Sakura dan melangkah masuk setelah berkata

“Kamu gadis yang menggemaskan,Sakura..” Sakura memandang Madara dan tersenyum,pipinya merona ketika mendapat pujian dengan suara semanis itu. Madara ikut melangkah masuk membawa Sakura ke dalam gendongannya. Menurunkan gadis kecil itu diruang tengah kemudian pamit undur diri untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Sakura duduk diam di ruang makan, tak lama kemudian Fugaku ikut bergabung dengannya. Sakura hanya diam menatap para maid yang mondar-mandir menyajikan makanan di atas meja makan. Fugaku menatap gadis kecil itu kemudian berinisiatif membuka obrolan.

“Berapa usiamu sekarang?” Sakura menoleh ketika mendengar suara berat itu bertanya padanya.

“Huh? Aku berusia tujuh tahun sekarang” ucap Sakura.

“Kamu seumuran dengan putra paman” Sakura tampak tertarik.

“Paman memiliki putra? Dia pasti mirip dengan paman” ucap Sakura tersenyum,Fugaku pun ikut tersenyum.

“Ya, salah satunya memang mirip. Satunya lagi sangat ibunya sekali”

“Ah jadi ada dua orang” Sakura menganggukkan kepalanya mengerti.

“Bagaimana sekolahmu?”

“Berjalan seperti biasanya, aku cukup pintar berhitung kurasa” ujar Sakura sedikit berbisik. Fugaku terkekeh, ia suka gadis kecil ini mengakui dirinya dengan terang-terangan.

“Itu bagus” ucap Fugaku. Madara keluar dari kamarnya berjalan menuju ruang makan mengambil tempat paling ujung, bagian kepala keluarga dan mendudukkan dirinya. Makan malam dimulai dengan tenang, Sakura juga tak banyak mengobrol selama makan malam. Hingga makan malam berakhir, Sakura menemukan Fugaku tengah meminum kopinya.

“Paman sering minum kopi?” Fugaku menaruh gelasnya dengan perlahan.

“Kenapa?”

“Aku sering memergoki kakek meminum kopi berlebihan,bibi Sizune sudah menegurnya tapi kakek tidak mendengarkan. Paman tahukan minum banyak kopi itu tidaklah sehat?” Fugaku melirik pada ayahnya yang hanya menganggukkan kepalanya.

Pesona SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang