XV

399 36 8
                                    

.
..
...

Sakura tertawa keras sambil memukul sahabatnya Ino lantaran lelucon payah yang di ujarkan oleh sahabatnya itu. Walaupun lelucon itu bagi sebagian orang sama sekali tidak lucu namun sialnya itu cocok sekali dengan Sakura. Tawa mereka terhenti lantaran wali kelas memasuki kelas bersama seorang murid baru. Sakura menatap murid baru tersebut dan ingat akan sesuatu.

“Oh dia kan?” gumam Sakura

“Namanya Shimura Sai mohon bantuannya berteman dengan baik” ujar wali kelas mereka. Semua bersorak mengiyakan. Anak laki-laki berambut gelap dengan iris gelap serta kulit pucat itu mengambil tempat duduk di belakang meja Ino membuat Ino dan Sakura sontak berbalik dan menatap padanya.

“Oh kau yang waktu itu di mall kan?” tanya Sakura

“Yaya.. kau yang menyimpan lukisanku” anak laki-laki itu hanya tersenyum menanggapi perkataan dua orang remaja wanita didepannya.

“Namaku Sai senang berkenalan dengan kalian Sakura Ino” ucapnya membaca nametag Sakura dan Ino yang melekat di seragam mereka.

“Kuharap kita bisa berteman dengan baik” lanjutnya. Ino berdecak kemudian segera berbalik.

“Dalam mimpimu saja” ujar Ino acuh Sakura hanya menggelengkan kepalanya menatap sikap sahabatnya ia kemudian tersenyum pada Sai dan menyambutnya dengan baik.

“Senang berkenalan denganmu Sai” ujar Sakura. Sakura,Ino dan Sai semenjak perkenalan mereka tersebut mereka menjadi dekat dan akrab serta sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan sepertinya Sakura yang merupakan sahabat Ino kini telah bergeser menjadi Sai lantaran mereka sering pergi kemana-mana berdua. Satu tahun telah berlalu dengan begitu cepat kini mereka telah berada di kelas tiga dan sebentar lagi akan tamat serta melanjutkan ke senior high school.

Sakura menyeruput dengan damai sebotol minuman dengan rasa stroberi ia kemudian merebahkan tubuhnya di atas karpet menatap pada langit yang cerah. Ia hanyut dalam pikirannya hingga Sai dan Ino muncul mengambil tempat di kedua sisinya ikut merebahkan tubuh mereka. Melakukan hal yang sama seperti yang Sakura lakukan.

“Tidakkah kalian terlalu lama hanya sekedar pergi ke kantin?” tanya Sakura.

“Ino begitu lama memilih makanan dia bahkan ingin mengambil semuanya” ujar Sai.

“Tutup mulutmu Sai, salahkan dessert nya yang sangat menggoda” timpal Ino membela diri.

“Sebentar lagi hari kelulusan tidakkah memikirkan apa yang akan dikenakan pada pesta kelulusan?” Sakura memilih memejamkan matanya.

“Untuk itu sebaiknya kuserahkan padamu bukan?” tanya Sakura. Ino menyeringai ia bangkit dari posisi berbaring menjadi duduk menatap berbinar kedua temannya.

“Kalau begitu setelah ujian akhir mari ikut berbelanja bersamaku” kemudian Sai menunjuk dirinya.

“Apa aku juga harus ikut?” tanya Sai

“Tentu saja, aku akan membuatmu terlihat tampan siapa tau kau akan mendapatkan pacar nanti” ujar Sai. Sakura hanya tersenyum mendengarnya. Hari ujian semakin dekat dan dalam waktu-waktu berlangsungnya ujian tersebut Sai dan Ino belajar bersama dirumah Sakura hingga hari terakhir ujian telah berlalu. Ino menghembuskan nafas lega, ia merentangkan tangannya dan tertawa dengan senang.

“Akhirnya perang telah berakhir” ujar Ino lega. Sakura tengah tertawa dan Sai hanya tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Sepertinya kau sangat tersiksa” ujar Sakura.

“Kurasa hanya kau yang menikmati hal itu kan” ucap Ino jengkel.

“Bahkan aku mendapati kepala Sai juga berasap saat belajar matematika bersamamu”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesona SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang