VII

307 30 4
                                    

***

Hari beranjak larut,Sakura telah masuk ke kamarnya setelah ia dan Yugao makan malam diluar selepas mengantar Tsunade dibandara. Sakura berbaring di ranjangnya sembari memeluk boneka kelinci besar kesayangannya. Ia mulai memejamkan mata ketika rasa kantuk datang dengan cepat. Dilain tempat disebuah kamar mewah khas orang dewasa Yugao tengah menikmati segelas anggur sambil menelpon seseorang. Ia bercerita dengan semangat.

“Kau tahu sayang perempuan menyebalkan itu baru saja pergi hari ini” ujar Yugao meneguk pelan anggurnya.

Maksudmu seseorang yang tinggal diseberang rumah?

“Kau benar sekali, wanita yang selalu merecokiku dengan perkatannya. Akhirnya dia pergi keluar negri”

Selamat untukmu seseorang yang menyebalkan telah tersingkir

Yugao terkekeh mendengar perkataan suaminya,ia menghabiskan tegukan terakhir anggurnya kemudian menutup panggilannya. Wanita dewasa yang menggenakan gaun tidur seksi itu kemudian melangkah ke kamar mandi membersihkan dirinya. Tak lama kemudian ia kembali menaiki ranjangnya,menarik selimut untuk menutupi dirinya. Ia menata bantal sedikit lebih tinggi.

“Ahh hampir saja lupa, mari gunakan ini demi malam yang damai” ujarnya memasang earphone di kedua telinganya. Yugao merebahkan tubuhnya dan jatuh ke alam mimpi. Bulan bersinar terang diluar sana,langit sangat cerah malam ini. Suasana begitu tenang ditemani dengan beberapa jangkrik yang bersuara. Seorang gadis kecil dengan rambut merah muda panjang tampak gelisah dalam tidurnya,ia berkeringat terkadang merintih serta nafasnya mulai tidak teratur. Tampaknya mimpi buruk yang sama datang kembali disetiap tidurnya.

Sakura membuka mata dan langsung terduduk,ia penuh dengan peluh dan terasa sangat sesak. Sakura menangis ketika menadapati kamar tidurnya tidak ada siapapun,tidak ada kedua orang tuanya ataupun bibi Tsunade. Anak kecil itu melangkah turun dan keluar dari kamarnya sambil menangis ia berdiri di depan kamar kedua orang tuanya. Ia berusaha membuka pintu namun pintu itu terkunci. Sakura memukul pintu tersebut berkali-kali dengan keras sembari memanggil-manggil nama Yugao.

“Hiks bibi Yugao...buka pintunya..”

“Bibi tolong buka pintunya....aku takut” ucap Sakura sesekali berteriak. Namun sama sekali tak ada respon yang diberikan. Yugao tetap terhanyut dalam tidur damainya tanpa peduli apapun walaupun ia tahu kalau Sakura kerap bermimpi buruk setiap malam. Tubuh kecil itu jatuh merosot dan terduduk di atas lantai, tangisnya mulai mereda dan Sakura sudah mulai bernafas dengan teratur lantaran ia menepuk-nepuk dadanya seperti yang di ajarkan Tsunade padanya.Dengan tubuh yang lemas, Sakura berusaha bangkit berjalan sambil menyentuh dinding kembali ke dalam kamarnya. Ia akan menaiki ranjangnya namun sama sekali tidak memiliki tenaga hingga berakhir terbaring di atas lantai.

Beberapa jam kemudian,pagi datang menyambut. Matahari bersinar dengan terang dan naik lebih tinggi. Cahayanya menembus jendela Sakura yang tidak tertutup tirai,cahaya itu tepat mengenai wajahnya. Sakura membuka matanya dengan perlahan,ia mengerjap sebentar kemudian bangkit duduk,tanpa memikirkan apapun ia berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka tampaknya gadis kecil itu sudah membiasakan diri untuk ke kamar mandi sendirian. Sakura menatap pantulan wajahnya yang sedikit sembab,ia tahu itu adalah akibat karena ia menangis dengan keras semalam.

Sakura berjalan keluar kamar menuju ruang makan, disana Yugao tengah menyusun sarapan pagi di atas meja,Sakura menarik kursi dan mendudukkan dirinya.

“Kamu sudah bangun,sedikit kesiangan tapi tidak apa-apa. Ayo makan sarapanmu” ujar Yugao memberikan semangkuk sereal di depan Sakura. gadis kecil itu hanya diam menatap sereal itu tanpa berminat.

“Aku tidak suka sereal” ujar Sakura. Yugao menghentikan langkahnya menuju dapur,ia berbalik dan menatap Sakura sambil berkacak pinggang.

“Makan saja,bukankah kau sudah berjanji akan jadi anak yang penurut?” ucap Yugao sambil mendecih.

Pesona SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang