10 || Zidan Sialan!!

92 22 96
                                    

"Kita bagaikan dua kata yang dipisahkan spasi yang tak saling berinteraksi"
_Zidan dorevano bramasta_




༶•┈┈⛧┈♛┈⛧┈┈•༶

Hari ini adalah hari minggu saat dimana para pekerja menghabiskan waktu mereka berkumpul bersama keluarganya.

"Zen udah mau pulang? Ga sorean aja?" Tanya Bianca. Mereka memang masih di mansion Lea dan paginya Zenia memutuskan untuk pulang.

"Iya Zen cepet banget pulangnya" Kata jessica.

"Takut dicariin" Ucap Zenia lirih.

"Yakin lo bakal dicariin? Sama siapa? Orangtua lo?" Ketus Bianca membuat Zenia terdiam.

"Udah ihhh, masih pagi juga ayok kita makan" Ucap Lea.

Mereka pun memutuskan untuk makan bersama hingga akhirnya Zenia pamit untuk pulang.

"Lo hati-hati Zen" Ucap Bianca.

"Iya"

"Kalo mereka ngapa- ngapain lo kabarin kita aja" Ucap jessica.

"Apaan sih kalian pikir gue lemah gitu?" Ucap Zenia.

"Yeee kali aja Zenia butuh bantuan" Ucap Lea.

"Iya, gue pulang dulu" Balas Zenia.

Diperjalanan Zenia memikirkan perkataan Bianca tadi.

"Yakin lo bakal dicariin? Sama siapa? Orangtua lo?"

Zenia hanya tersenyum miris mengingat tidak ada seorang pun yang mencarinya bahkan mengharapkan kehadirannya pun tak ada.

Setelah 30 menit Zenia pun sampai di mansion nya, ia memarkirkan mobilnya di bagasi setelah itu ia masuk kedalam mansion.

Baru juga selangkah ia masuk ada seseorang yang menampar nya sangat keras membuat pipinya memerah.

Plakk

Suara tamparan itu memenuhi ruang tamu. Zenia memandang orang yang menampar nya dengan tatapan kekecewaan.

"Dari mana saja kamu?" Tanya abian. Papa Zenia.

"D-dari rumah Lea pah" Ucap Zenia pelan.

"BOHONG" Bentak abian membuat Zenia terkejut.

"Jujur sekarang! semalam kamu kemana?!" Sentak abian.

"Beneran pah, aku ga bohong semalam memang aku menginap dirumah Lea" Ucap Zenia.

"Ohh kamu sekarang mulai berani berbohong kepada saya?" Tanya Abian.

"Tidak pah percaya sama Zenia" Ucap Zenia.

"Semalam kamu ke club kan? Ngapain? Jual diri?" Tanya abian dengan santai.

Zenia memandang papanya tak percaya sebab abian mengatakan kalimat yang membuat hatinya sangat sakit.

"Dibayar berapa kamu? Jawab!! " Sentak abian.

"Zenia gak jual diri pah" Ucap zenia lirih.

"Mana bisa saya percaya sama kamu? Kamu itu pembohong" Ucap abian.

"Lantas aku harus bagaimana supaya Papa percaya sama zenia?" Ucap Zenia.

"TAK PERLU!!" Bentak Abian.

"Papa tolong percaya sama Zenia sekali saja" Mohon Zenia berlutut di hadapan Abian sambil terisak menahan sesak di dadanya. Zenia mengangkat kepalanya lalu memandang papanya.

DIANTARA KITA (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang