PERJODOHAN¹

223 32 10
                                    

Selamat membaca

°°°°°

"Ibu ingin berbicara soal apa?" Tanya seorang gadis yang sedang duduk di samping kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu ingin berbicara soal apa?" Tanya seorang gadis yang sedang duduk di samping kakaknya.

Ia begitu penasaran apa yang akan ibunya bicarakan, pasalnya sampai ia tidak boleh jalan jalan oleh teman temannya, begitu pun kakaknya.

"Ibu ingin menjodohkan salah satu dari kalian dengan anaknya teman ibu." Kakak beradik itu begitu terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut sang ibu.

Jisoo tertawa sumbang. "Haha ibu jangan bercanda."

"Ibu jangan mengada ngada." Irene merasa ibunya ini sangat konyol, jaman sekarang masih ada perjodohan seperti ini.

Yoona hanya tersenyum. "Lebih tepatnya ibu ingin menjodohkan dirimu, Irene."

Irene membulatkan matanya begitu terkejut mendengar ucapan ibunya barusan, apa ia sedang mimpi sekarang.

"Ibu!"

"Ibu tidak menerima bantahan." Ucap Yoona final, ia tahu bahwa Irene tidak akan menerima ini.

Ia begitu kasihan melihat kakaknya, tapi ada perasaan lega dalam dirinya karna bukan dirinya yang akan dijodohkan.

"Ngomong ngomong siapa laki laki itu?" Tanya Jisoo, jangan sampai laki laki itu sangat tua, kalau sampai terjadi bagaimana kakaknya nanti.

"Dia.. Taehyung." Celetuk ibunya.

Jisoo menjatuhkan gelas yang ia pegang, ia tertegun mendengar nya. Jisoo berharap ini semua hanyalah mimpi bukan nyata, hatinya berdenyut sakit saat ibunya menyebut nama Taehyung.

Irene terkejut bukan main pasalnya ia dijodohkan oleh laki laki yang ia cintai, perasaan nya sekarang membuncah.

"B-benarkah?" Tanya Irene, saking senangnya ia sampai tidak bisa berkata kata.

Yoona mengangguk. "Dia juga setuju. Besok malam akan ada pertemuan dirumah kita jadi Irene bersiaplah besok." Setelah mengatakan hal itu Yoona pergi berlalu menuju kamarnya.

"Wahh.. aku tidak percaya ini." Irene tersenyum senyum sendiri, membayangkan ia menikah dengan Taehyung dan... ah sudahlah.

"Aku ke kamar dulu." Jisoo langsung berlalu ke kamarnya juga, ia tidak menatap kakaknya sama sekali dan berucap begitu datar.

||||||||||

Jisoo menangis saat mengingat percakapan mereka bertiga seminggu yang lalu, ia sekarang berada di taman rumah Taehyung.

Acara pertunangan mereka dimulai sekarang, dan sedikit lagi dimulai, begitu ramai didalam dan ia lebih memilih diluar karna tidak sanggup melihat Taehyung dan kakaknya.

"Hikss hikss... hatiku sakit sekali, kenapa kenapa harus kak Irene.. hiks aku tidak sanggup." Ia menangis tersedu sedu, Jisoo menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Berkali kali ia usap air matanya tapi tetep saja ia terus mengingat mereka berdua membuat dirinya menangis kembali.

Ia mengingat kenangan nya bersama Taehyung, ia memang begitu dekat dengan Taehyung. sebelum mengenal Irene, Taehyung lebih dulu mengenal Jisoo.

Karna mereka dekat, mereka pun saling menguatkan satu sama lain. kapan pun Taehyung butuh Jisoo pasti Jisoo selalu ada untuknya begitupun Taehyung juga.

"Soyaa, aku yang memainkan lipstik dior mu itu untuk menggambar dibuku haha"

"Soyaa, aku lelah ayo bertemu aku ingin melihat wajahmu. Saat melihat mu lelah ku hilang."

"Soyaa, kau galak sekali seperti ibu tiri."

"Tae! menikah itu bukan lomba, kau jangan ngaco!!"

"Dirimu mirip sekali harimau hahah, rawr"

"Sialan kau Kim Taehyung, lipstik ku 5 hancur dibuat gmabar Arghhh!!!"

Air matanya meluruh ia mengingat kembali Taehyung dengan dirinya, ia tersenyum tipis.

Jisoo sangat mencintai Taehyung tapi Jisoo lebih memilih memendamnya, Setahu Jisoo Taehyung tidak mencintai nya, Tapi tanpa Jisoo ketahui Taehyung mencintai Jisoo begitu dalam.

Tiba tiba saja ada yang menepuk pundaknya, membuat dirinya terlonjak kaget dengan segera ia menghapus air matanya.

Begitu menoleh, ia melihat Seokjin yang sedang menatapnya sambil menyengir lebar.

"Sudahlah teman jangan sedih. tapi memang sakit sih, apalagi membayangkan mereka nanti menikah dan... mempunyai anak, ya ampun." Seokjin berucap sambil menggantungkan ucapan nya ditengah, ia melirik Jisoo yang sedang menunduk menahan tangisnya lagi.

"Seokjin, pergi saja sanah dirimu." Jisoo memukul pundak Seokjin kencang membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Yak! benar kata Taehyung pukulan mu seperti kayu sangat sakit." Seokjin mengusap pundaknya, Jisoo menatap Seokjin malas.

"Sialan" Umpat Jisoo kesal, walaupun kesal ia sudah tidak sesedih sebelumnya saat Seokjin datang.

Seokjin tertawa kencang, lalu memberhentikan tawanya. "Sudahlah, kenapa juga tidak mau mengaku terhadap perasaan mu ke Taehyung?."

"Aku tidak bisa, nanti kalau aku mengaku malah Taehyung menghindar lagi dariku. Aku tidak mau itu." Jelas Jisoo kepada Seokjin.

"Kalian berdua sama saja" Gumam Seokjin pelan, ia juga tahu perasaan Taehyung terhadap perempuan yang sedang duduk disampingnya.

"Aku akan berbicara kepada Irene kalau begitu" Ucap Seokjin dengan asal.

Jisoo melotot kaget. "Hey, jangan gila kau."

"Bercanda Jis"

__________

lanjut part 2

𝗟𝗢𝗩𝗘 𝗦𝗧𝗢𝗥𝗬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang