07. Nona muda yang halus dan lembut (07)

112 21 0
                                    

Cheng Mo tidak mengindahkan kata-kata Cheng Xiaoyu. Dia mengulurkan lengannya, menangkap tubuh gadis itu yang jatuh tak sadarkan diri. Geraman teredam terdengar darinya, Cheng Mo menggendong Cheng Xiaoyu dalam postur bridal style, membawanya ke ruang medis dengan tanpa persetujuan gadis di dalam pelukannya.

Cheng Mo menendang pintu ruang medis dengan keras, memandang ringan ke arah dokter, mengucapkan kalimat perintah dengan dingin, "Periksa kondisinya."

Dokter yang bertugas buru-buru mengecek kondisi Cheng Xiaoyu, setelah beberapa saat, dokter itu dengan gugup berbicara. "Ini sengatan panas dan kelelahan, Nona Cheng hanya perlu beristirahat..."

Cheng Mo tidak mendengarkan apa yang dikatakan dokter selanjutnya. Baginya, hanya ada sosoknya dimatanya, dia hanya menatap Cheng Xiaoyu yang terbaring lemah di atas ranjang medis, dia mengkhawatirkannya.

Ketika Asisten Lu mendatangi Tuan Muda Cheng, dia disambut dengan ekspresi gelapnya, Asisten Lu hampir terguncang oleh sikap dinginnya, namun dia berusaha mempertahankan sikap profesionalnya. Cheng Mo tidak ingat bagaimana dokter itu mengusirnya dari dalam. Suasana hatinya sangat buruk setelah diusir keluar secara paksa dari ruang medis.

Dikatakan sosok Tuan muda Cheng hari ini terasa lebih dingin dan kejam dari biasanya...

Sorenya Lilith terbangun, mata almond birunya berkedip, dia membuka matanya perlahan, dan mengerang sedikit karena cahaya yang tiba-tiba muncul pada bidang penglihatannya.

Dia mengulurkan lengannya, menyentuh dahinya yang lembab, suhunya telah turun dan menjadi normal, dia perlahan duduk di ranjang, matanya menelisik ke segala penjuru ruangan, dan terhenti ketika melihat alat-alat medis di sekitarnya, suasana hatinya yang tenang memburuk dalam sekejap.

Dia sangat membenci segala hal yang berhubungan dengan rumah sakit dan bangsal, rasanya sangat tidak menyenangkan untuk kembali ke tempat yang serupa. Aroma disinfektan memenuhi udara dingin, dinding yang dilapisi cat putih polos, ranjang besi tinggi berukuran kecil, segala hal ini membuatnya bernostalgia dengan kenangan buruk.

Pintu ruangan terbuka, diikuti kemunculan sosok pria paruh baya berjas putih yang masuk, pria itu membawa sebuah kantong plastik di tangannya, dia berjalan kearahnya, kemudian mengulurkan plastik transparan itu pada Lilith.

Lilith yang bingung hanya menatapnya tanpa niatan untuk mengambilnya.

"Ini bubur millet." Ucapnya singkat, kemudian meletakkannya di sisi ranjang Lilith.

Pria paruh baya itu tidak menjelaskan lebih lanjut, tapi apa yang tidak Lilith pahami? Implikasinya jelas, bubur itu untuknya.

Lilith membuka wadah yang masih panas dengan hati-hati, membiarkan angin sedikit menurunkan suhu pada bubur di tangannya, setelah merasa suhunya cocok di lidah, Lilith meminum semua bubur yang ada di dalamnya dengan cepat, dia menutup wadah kosong di tangannya, mengucapkan "Terimakasih." Dan turun dari ranjang.

Dia tidak ingin berlama-lama di tempat ini, jadi Lilith segera melenceng pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata pada pria paruh baya itu.

Ketika Lilith membuka pintu, dia hampir dikejutkan oleh sosok Cheng Mo yang berdiri diam di depan pintu ruang medis. Lilith tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Mengapa kamu disini?" Dia bahkan melupakan honorifiknya, dia bahkan melupakan kata 'saudara' ketika berbicara dengannya.

Cheng Mo perlahan membuka matanya, mata tajam dan dalam Cheng Mo menatap lurus pada Cheng Xiaoyu, dia bahkan tidak mengerti mengapa dirinya ada disini, dia hanya ingin melihat sosok mungil gadis itu, ingin memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja.

Apa yang Lilith lihat adalah sosok Cheng Mo yang bergeming. Dengan kepala terkulai, buku matanya yang hitam dan tebal diturunkan, rambut hitam pendeknya terlihat agak acak-acakan, sosok pria itu terlihat linglung, membuat Lilith tanpa sadar melembutkan tatapannya.

Cheng Mo melihat Cheng Xiaoyu memandangnya seperti ini, dan tiba-tiba mengulurkan tangan untuk memegang bagian atas kepalanya, dengan lembut mengelus kepalanya, membuat Lilith tercengang dan bertanya dengan bingung, "Saudaraku, apa yang salah denganmu?"

Cheng Mo terkekeh pelan pada pertanyaan polosnya, dia juga tidak mengerti apa yang salah dengannya. Cheng Mo menghela napas berat, "Bagaimana menurutmu?"

Lilith dengan spontan membalas. "Saudaraku, memang ada yang salah denganmu." Cheng Xiaoyu berkata dengan tenang, matanya begitu jernih, membuat Cheng Mo sadar bahwa saudarinya tidak sedang bercanda. Setelah mengatakannya, Lilith berhenti sejenak, kemudian melanjutkan. "Tingkahmu aneh, mungkinkah kamu salah minum obat?"

Bibir pria itu berkedut, Cheng Mo menundukkan kepala berusaha menyembunyikan seringainya, dia masih mengusap kepala Cheng Xiaoyu, kemudian berbisik dengan suara rendah, "Begitukah menurut Xiaoyu?"

Lilith dengan gugup mengangguk, suara yang datang dari atas sangatlah dingin, membuat Lilith tanpa sadar meliriknya, dan segera membuang muka ketakutan.

Tatapan mata Cheng Mo yang dia lihat sangatlah dalam, begitu tidak wajar, hal ini membuat Lilith gelisah, di saat yang sama juga membuatnya semakin yakin, dia memang seharusnya tidak dekat-dekat dengan protagonis pria.

Cheng Mo dapat merasakan ketegangan Cheng Xiaoyu, dia tidak ingin membuatnya tidak nyaman, dia hanya ingin lebih dekat dengannya, "Xiaoyu, tolong jangan membenciku." Dia bergumam, menutup matanya sambil menyandarkan kepalanya pada bahunya.

Ucapan dan tindakan Cheng Mo sontak membuat Lilith membeku, mata almond birunya membulat dengan sempurna. Dia ingin melemparkan tubuh pria besar itu menjauh darinya, sayangnya Xiao Bai di lautan kesadarannya terus mengingatkan Lilith untuk menahan diri dan bersabar.

Xiao Bai sendiri juga bingung, dia tidak pernah melihat situasi seperti ini atau yang serupa dengannya. Itu selalu pihak tuan rumah yang berusaha memeluk paha protagonis dengan melakukan berbagai strategi dan trik untuk menarik perhatian protagonis. Namun pada kasus Lilith, protagonislah yang justru berlari ke arah tuan rumah dan bertingkah genit, seakan ingin menarik perhatian tuan rumahnya.

Xiao Bai membalas dengan bersemangat: [Tuan rumah bersabarlah, merupakan hal yang baik bagi tuan rumah untuk menarik perhatian protagonis!]

Wajah Lilith menjadi murung seketika, tapi dia tetap mendengarkan ucapan Xiao Bai. Lilith bermurah hati meminjamkan bahunya untuk protagonis pria, dia kemudian menepuk-nepuk kepalanya yang berbulu, seakan menghibur anak anjing besar yang sedang bersedih. Benar, yang di depan Lilith bukanlah seorang pria besar bernama Cheng Mo, melainkan seekor anak anjing besar yang malang. Dengan pemikiran tersebut, Lilith sedikit lebih mampu menerimanya.

Tubuh Cheng Mo bergetar ketika merasakan sentuhan panas pada kepalanya, dia memiringkan kepalanya, dan berbisik tepat di samping telinga Cheng Xiaoyu, "Tolong jangan membenciku."

Anjing menggonggong, sedangkan manusia berbicara. Mendengar kalimat yang sama, Lilith sejenak menghentikan gerakan tangannya. Rupanya, Cheng Mo sadar bahwa dia membencinya.

"Maaf saudaraku, tapi aku tidak bisa melakukannya." Jawab Lilith sambil tersenyum miring.

Lilith selalu membenci Cheng Mo, meski dia tidak pernah menunjukkannya dengan jelas, dia memang cukup membencinya, tentunya bukan jenis kebencian seperti ingin memukul atau membuat hidupnya menderita, ini lebih mengarah pada ketidaknyamanan fisik ketika berada di dekatnya.

Lagipula, tidak ada alasan untuk tidak membenci orang yang akan mengakhiri nyawanya, orang yang akan membunuhnya, orang yang akan melemparkan mayatnya ke dasar laut. Kebencian itu seakan memang sudah tertanam di dalam lubuk hati dan tubuhnya. Karena hal itu pula, berada di dekat Cheng Mo tanpa sadar membuat Lilith merasa risih, muak, gelisah, dan tidak nyaman. Pokoknya, perasaan serupa yang membuat Lilith ingin terus menjauhi sosok protagonis.

To Be Continued...

Quick Transmigration: The Host is Very SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang