Di pagi hari yang cerah ini, Exu beranjak keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur untuk mengambil segelas air. Saat melewati ruang tengah Ia melihat Echi dan Gilbert tertidur di sofa dengan beberapa permainan papan berserakan di sekitarnya.
Exu pun menepuk-nepuk bahu Echi yang sedang tidur dengan gaya freestyle.
"Kak, lanjut tidur di kamar aja, kak. Nanti badannya sakit," ucapnya lembut dengan suara khas baru bangun tidurnya.
Echi hanya membalasnya dengan gumaman tak jelas. Exu berfikir untuk menggendong Echi ke kamarnya namun ia takut dikira tidak sopan. Kebetulan, Aenon yang juga baru turun melihat adegan tersebut.
"Gua aja yang bangunin, Xu. Lu bangunin si Gilbert aja"
"Oke, Kak"
Cara Exu membangunkan Gilbert tak jauh berbeda dengan cara Aenon membangunkan Echi. Yah, kalian sepertinya bisa membayangkan bagaimana caranya.
"Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, Gil, heh mati lu?" Gilbert hanya meracau tak jelas dan masih belum terbangun meski Exu telah memanggilnya berkali-kali sambil mengguncangkan tubuhnya.
"Apwa sih monyet.." balas Gilbert setengah sadar.
Sementara itu Echi melamun di sofa. Matanya sudah terbuka, tapi entahlah apakah dia sudah benar-benar tersadar atau belum. Aenon yang sudah merasa cukup pergi meninggalkan Echi ke dapur lalu meminum segelas air, namun ia sisakan sedikit airnya untuk menciprati Echi.
"Bangunlah Echi~ Bangunlah~" kira-kira begitu.
Lalu ada Exu yang sudah habis kesabarannya kini menarik Gilbert hingga Ia terjatuh ke lantai, sang empunya pun meringis kesakitan.
"Emang monyet ya lu, asu"
"Gua berniat baik, monyet"
"Apa ini? Kakek masuk malah pada monyet-monyetan" Istmo yang baru masuk ke dalam rumah dengan secangkir kopi ditangannya terheran-heran mendengar Gilbert dan Exu saling mengatai satu sama lain.
"Ini nih si Gilbert, kek, gak tau terimakasih. Padahal aku niat baik nyuruh dia tidur di kamar," adu Exu kepada si Kakek.
"Elu banguninnya brutal banget!"
"Elu nya aja yang susah bangun!"
Istmo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat pertengkaran kedua anomali ungu tersebut, lalu Ia melihat Echi yang masih melamun.
"Ini Echi kenapa?"
"Otaknya masih loading itu, Kek. Biarin aja" jawab Shannon santai kemudian beranjak ke lantai atas, mungkin ingin mandi.
"Chi.. Echi, bangun dulu yuk. Lanjut tidur di kamar gapapa" ucap Istmo yang kini duduk disamping Echi dengan lembut sambil mengelus-elus kepala Echi.
"Um.. Iya.. Mm.." lanturnya tak jelas.
"Noh, bangunin orang tuh kayak gitu! Jangan malah ditarik jatoh!" dan ya, perdebatan ini masih terua berlanjut.
"Gua udah kek gitu tadi, Lo nya aja kebo"
♪┌|∵|┘♪└|∵|┐♪
Tak lama kemudian, yang lain juga sudah bangun dan siap beraktivitas hari ini. Tapi hari ini masih gak ada agenda sih.
Kini Caca, Exu, dan Made sedang bermain kejar-kejaran disekitar rumah. Lalu ada Funin yang pergi ke UwU Cafe. Kemudian Gilbert, Arhan, Garin, Aenon, dan Echi sedang mabar, sementara itu yang lainnya hanya mengobrol santai.
"Btw aku baru denger katanya bini ke-duanya Kevin, Ibam, keluar negeri juga tau" ucap Selia memulai percakapan.
"Buset, itu Kevin punya berapa bini?" tanya Pak Sui, keren juga ketua geng motor itu memiliki 2 istri.
"2 doang, sisa 1 soalnya satunya lagi udah keluar negeri"
"Oalah"
"Kakek juga mau beristri dua"
"Cabul banget ni kakek-kakek satu, anjir"
"Tau lu, tua"
"Emang dasar tua"
"Tuaan Rion" bela sang Kakek, ya meski bukan seorang kakek secara legal tapi dia benar-benar merasa seperti seorang kakek yang tinggal dengan cucu-cucunya.
"Iye tapi itu sesepuh udah gak ada, sekarang kan elu paling tua, Kek" balas Krow.
"Durhaka banget ya kalian semua,"
"Sekarang gak ada si Papi kita durhakanya ke Istmo" celetuk Elya terkekeh kecil.
"Iya ya, dulu kalian durhaka banget sama Rion. Jahil banget sampe dia pundung" sambung Sui teringat Rion yang tak hanya sekali dua kali pundung dikarenakan tingkah anak-anaknya itu.
"Emang tu orang pundungan aja" yang lainpun tertawa mendengarnya. Ah, masa-masa yang menyenangkan.
".. Jadi kangen" gumam Elya, tersenyum sedih menatap gelas minumannya.
"Dulu kita ngisengin si Papi, terus dia pundung ke pojok-pojok atau /e sitsad1," ujar Krow yang hafal betul dengan tingkah laku Rion saat mode pundungnya aktif.
"Kalo sama si Echi mah langsung todong" tambah Riji, sementara yang dibicarakan sedang mendumel kesal lantaran dicurangi oleh saudara-saudaranya itu.
"Iya lah, bocahnya lagi tengil banget. Sekarang juga sebenernya pengen gue bolongin tuh pala" sahut Krow.
"Tiba-tiba saya keinget pas ketemuan sama anak-anak BO yang habis kasusnya Funin waktu itu"
"Ohh, yang pas semuanya menjauh gara-gara suara tuhan Kevin, ya? Itu ngakak banget sih, asli" yang lainnya juga ikut tertawa mengingat momen-momen tersebut.
"Kevin siapa?"
"ALLAHUAKBAR"
"Kaget, Jing"
Ke-enam orang yang sedang mengobrol itu terkejut karena Made tiba-tiba saja datang dan bertanya, Exu langsung menggeplak kepalanya.
"Parah banget lu, motong-motong orang lagi ngobrol!" omelnya kepada sang surai kuning.
"Oh iya, mumpung lagi dibahas, nanti antara Jum'at atau Sabtu kita bakal ketemu sama anak-anak Black Oni, aliansi kita" jelas Riji, "Nanti pada kenalan aja"
"Oke, bang"
"Okeeee"
plak!
"Aduh!"
Caca yang akhirnya berhasil mengejar mereka berdua langsung memukul kepala mereka dengan keras sebagai balasan karena menjahilinya.
"Makan tuh pukul!"
Buyar fokus Echi pada game yang sedang Ia mainkan saat melihat hal tersebut, "Kurang kenceng, Ca! Harusnya kamu pake ini!" Echi melempar baseball bat kesayangannya dan ditangkap dengan mulus oleh Caca.
"Ca, Ca jangan, Ca! Caa!" dan kejar-kejaran tersebut berlanjut lagi.
"Kejar, Ca, kejarrrrr!!!!! Gebukin aja gak usah takut!" Echi menyoraki adiknya itu, bangga sekali dia melihat Caca mengejar dua lelaki itu.
"Kak Echi jahat banget!" seru Made sambil terus menghindari serangan dari Caca.
"Baru tau, Lo?" Selia yang sudah biasa dengan kelakuan Echi hanya bisa tertawa melihat penderitaan Made dan Exu setelah Caca menjadi murid Echi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Our Life - TNF
FanfictionTokyo Noir Familia's daily life (not canon) ga bakal ada angst, tenang saja :D