Karte 19

466 53 0
                                    

Disepanjang perjalanan hanya ada keheningan diantara keduanya, chika yang fokus dengan ponselnya sedangkan zean yang fokus kearah depan sambil menyetir.

" Chik, kok kamu gak ngasih tau saya lebih awal kalo kamu itu keluarga dari Reveri. Bahkan di cv kamu gak tertulis nama Reveri didalamnya, ada alasan tersendiri untuk menyembunyikan identitas asli kamu kah? " Tanya zean yang matanya masih fokus ke arah jalanan.

" Ya saat bekerja saya memang selalu menyembunyikan nama Reveri untuk kepentingan sendiri, karena banyak perusahaan yang tidak mau menerima orang yang ada kaitannya dengan alfa." Jawab chika.

" Kenapa bisa begitu? " Tanya zean kembali.

" Tuan tau sendiri kalo keluarga alfa adalah keluarga yang paling disegani dan banyak perusahaan yang hancur karena menerima keluarga yang bersangkutan dengan alfa. Dan alasan sebenarnya mereka menolak untuk berurusan dengan orang yang berhubungan dengan alfa karena mereka selalu melakukan transaksi gelap dan tidak ingin perusahaan lain tau termasuk perusahaan alfa. Dan masih banyak juga desas-desus yang membicarakan bahwa siapa saja yang menerima keluarga yang ada sangkut pautnya dengan alfa family, semua tindakan kotor mereka akan terbongkar. " Jawab chika panjang lebar.

" Ah begitu rupanya, trus saat kamu bekerja sebelum di perusahaan saya kamu juga yang mengungkap atasan mereka yang cabul? " Tanya zean.

" Ya, itu salah satu misi yang tuan keynal berikan pada saya waktu itu. Saya hanya di suruh mencari bukti saja dan sisanya gracio atau sean yang akan menyelesaikannya." Ucap Chika.

" Ternyata pak tua itu selalu memerintah yang lain tanpa sepengetahuan ku, hufftt padahal dia sendiri yang mengangkatku menjadi wakil tapi aku sendiri tidak diberitahu apapun soal itu." Gerutu zean.

" Mungkin tuan keynal ingin tuan zean lebih fokus dengan perusahaan milik tuan sendiri, jadi jangan terlalu menyalahkan tuan keynal akan hal ini." Ucap chika sedikit terkekeh.

" Yah kamu benar, memang masih banyak pekerjaan yang harus aku urus diperusahaan miliku sendiri. Dan banyak client yang tidak ingin diwakili oleh sekertarisku, padahal aku selalu mempercayakan apapun pada sekertaris pribadiku. Tapi mereka malah kekeuh ingin aku sendiri yang turun tangan." Ujar zean.

" Haha yang sabar tuan, begitulah resiko menjadi CEO perusahaan besar." Sahut chika.

Karena keasikan mengobrol akhirnya mereka pun sampai di apartemen milik chika.

" Terimakasih sudah mau mengantarkan saya dan soal biodata dari Mayori akan saya kirim jika sudah mendapatkannya." Ucap chika.

" Iya sama², ya sudah kamu bisa istirahat terlebih dahulu. Lagipula kita masih ada waktu beberapa hari sebelum menjalankan misi." Jawab zean.

" Baik tuan, kalo begitu saya izin masuk terlebih dahulu. Permisi." Pamit chika dan hanya dibalas anggukan oleh zean.

Setelah chika masuk kedalam apartemennya, zean pun langsung menancapkan gas kearah kediaman alfa family. Namun tak lupa ia juga singgah terlebih dahulu di supermarket yang tak jauh dari komplek perumahannya.

.
.
.
.

Beralih ke sisi ashel, ia saat ini hanya bisa belajar secara online atau homeschooling karena semua sekolah tidak ingin menerima siswa yang sudah dikeluarkan dari Antero school.

" Arghh.... Semua ini karna cewek sialan itu dan kenapa si aldo gak ngasih tau sih kalo dia punya adik, kan kalo tau gue gak bakal kayak gini. Mana mommy marah besar karna hal itu." Kesal ashel.

" Karna udah kayak gini gue bakal lakuin sesuatu ke mereka, lagipula papa cio ninggalin mommy karna kerjaan dari mereka dan akhirnya cerai karna keluarga mommy sangat menentang dengan yang namanya bawahan dari keluarga alfa." Sambungnya.

" Apa sebaiknya gue telp bang aran ya buat balik dan balas dendam sama mereka, kalo gue sendiri yang bergerak kan gak mungkin. Geng gue aja cuman geng kecil yang masih jauh dengan gengnya si aldo." Ucap ashel.

" Ah telp aja deh, soal mau nggaknya biar urusan nanti. Tapi pasti mau sih, orang dia dendam banget sama keluarga alfa. Dia dulu gak mau bantu karna gue ngejalin hubungan ama si aldo, kalo sekarang kan udah nggak." Monolog ashel.

Ashel pun langsung mengambil ponsel miliknya dan mencari nama kontak milik aran.

Tuut....

Tuut....

" Halo kenapa shel? " Tanya aran dari balik telp.

" Halo bang, bang aku diputusin sama si aldo dan dikeluarin dari sekolahnya." Adu ashel dengan nada yang dibuat sedih.

" Hah!? Kok bisa?! " Kaget aran.

" Aku salah bully orang, aku kira dia cuma murid pindahan biasa. Ternyata dia adik dari si aldo dan bungsu keluarga alfa." Jawab ashel.

" Bukannya alfa family cuman punya 2 anak? Kamu yang bener aja." Tanya aran.

" Bener bang, kalo gak percaya tanya mommy aja. Aku juga awalnya gak percaya, tapi tiba² zean kakak dari aldo dateng dan bilang kalo anak perempuan itu bungsu dari keluarga alfa. Mungkin mereka sengaja nutupin identitas anak itu biar gak ada yang nyelakain dia." Jawab ashel panjang lebar.

" Mungkin kamu bener, yaudah abang lusa balik ke indo. Abang mau kasih komando dulu ke bawahan abang yang disini, soalnya ada kerjaan yang harus abang urus dulu." Ucap aran.

" Oke bang, pokoknya kita harus kasih pelajaran ke mereka. Kalo perlu kita buat aja keluarganya sengsara." Ucap ashel.

" Ya, nanti kita omongin lagi rencananya kalo abang udah di indo. Kalo gitu abang matiin ya, masih ada kerjaan yang harus abang selesaikan dulu." Ucap aran.

" Iya bang, semangat " Ucap ashel.

" Iya abang kerja dulu ya, love you my cute sister." pamit aran.

" Love you to my brother." Jawab ashel.

Tuuut....

Telepon pun dimatikan sepihak oleh ashel dan ia langsung meletakkan ponsel miliknya di nakas dekat tempat tidurnya. Karena pelajaran sudah ia pelajari untuk hari ini, ashel pun langsung membuka laptopnya dan menonton drama korea yang ia suka sampai sore hari.

Back to zean>>>

" Shalom, zean pulang " Ucap zean yang baru sampai di kediaman alfa.

" Barang yang mommy suruh udah dibeli semua kan bang?" Tanya veranda.

" Udah kok mom, lagi dibawa sama kang asep ke dapur." Jawab zean.

" Ou yaudah makasih ya, kamu langsung naik gih bersih². Abis tu jangan tidur, pamali" Titah veranda.

" Iya mom, kalo gitu zean naik dulu ya.

Muach

"Bye mom." Pamit zean setelah mengecup singkat pipi veranda.

Veranda pun hanya tersenyum melihat apa tingkah zean yang menurutnya meskipun zean adalah anak tertua tapi zean masih bisa bersikap manis layaknya anak kecil yang masih berumur 10 tahun.

" Semoga mommy bisa liat kalian tumbuh lebih lama ya nak, sampai kalian bisa mengurus diri kalian sendiri atau mungkin sampai kalian nikah nanti." Batin veranda menatap sendu punggung putra sulungnya itu

To be continue

Capek beud jir mikir kata-kata + alurnya, tapi gapapa demi reader, gw i'm fine hehe. Jangan lupa vote dan follow ya biar gw juga semangat untuk bikin alurnya maju dan gak stuck. Dah guys kita lanjut nanti lagi👋🏃‍♂️

Nobody Knows Who We AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang