KARYA LAIN DARI AKUN INI, WALAU YG SATU BELUM USAI.
TOLONG HARGAI PENULIS.
DI LARANG PLAGIAT ❌️❌️❌️HAPPY READING.
**Habisnya air langit yg turun di kala malam kepada seisi bumi sebagian ini, dengan cahaya redup langit yg mendung malam kini.
Sesuatu yg tidak menyenangkan untuk pengagum malam bulan bertaburan bintang malam sekarang, karena sang hujan yg menjadi penyebabnya, namun sebagian orang ada pun yg suka menyaksikan dan mempertonton air langit yg di turunkan Tuhan.
Dan adapula pengagum segalanya ciptaan Tuhan alam semesta ini, hanya pengagum bukan pencinta, dan hanya pengagum berat bukan pencinta berat.
Tapi, salah satu orang itu kini sedang tiada baik saja keadaannya seusai bertatap muka dengan seseorang yg dianggapnya sosok salah satu sahabat di percayanya.
Ia sekarang tengah melangkahkan kakinya berjalan ke arah menuju pulang dengan tapak kaki yg gontai dan body nya yg pun lesu, tak berdaya.
Otaknya menyeru dan memutarkan kembali kejadian yg tadi bersama sang sahabat yg kini ia kecewa dan sedih. Kecewa sudah di percaya kini berkhianat, sedih telah terpikir akan selalu bersama sekarang harus berpisah. Bahkan sahabatnya telah membenci dirinya.
Tak tersadari pintu utama rumah telah terpandang oleh kedua netranya, saat bersamaan ia masuk, angin berhembus kencang pada sekitar sana lalu petir menyambar hujan kembali datang dengan cukup deras dari sebelumnya.
Orang tuanya pun telah berada di kursi ruang tengah dengan sigap seolah menunggu kedatangan dirinya beserta tatapan tajam yg menakutkan dirinya.
Dengan berani ia mendekat pada ayahnya meski kepalanya kini menunduk, karena tak tahan dengan tatapan menyeramkan itu.
"Berani sekali kamu, datang-datang hancurin mobil ayah" ungkap ayahnya bersuara dengan nada gawat darurat karena terdengar tak bersahabat.
Kini dia berpikir, hal jenis apakah yg dilakukan dirinya seperti yg dimaksud sang ayahnya barusan, dia tidak pernah melakukan penghancuran terhadap barang-barang orang lain, dia kan bukan penghancur.
"Maksudnya, yah?" Tanya ia baru bisa bersuara dengan matanya yg menatap sang ayah heran nan bingung.
"Alah, gak usah pura-pura gak tau, kamu tadi sewaktu ayah mau pulang, kamu datang nyamperin ayah terus rusakin mobil ayah, maksudnya apa, hah??" Bentak ayahnya disertai gemuruh di luar sana yg menggelegar sama seperti suara ayahnya.
"Aya gak pernah rusakin mobil ayah" ucap gadis itu keheranan.
"Gak usah ngelak kamu, bahkan sekarang kamu pulang malem, basah kuyup, dan coba-coba ganti baju supaya ayah gak curiga, iya?" Kata orangtuanya kembali lagi dengan ucapan tuduhannya.
Gadis remaja itu terbesit sesuatu hal dalam pikirannya. "Mungkin maksud ayah itu Ra-"
"Cukup, kemarin kamu rusakin pagar, mempermalukan saya, lalu sekarang hancurin mobil ayah, besok apa, bakar rumah ini?" Amuk ayahnya membentaknya dengan kencang membuatnya tersentak apalagi di luar tengah hujan yg deras sekali.
"DASAR!! ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG!!!" Kembali lagi bentakannya menggelegar dalam gendang telinga gadis itu yg kini ketakutan.
Ayahnya naik ke lantai atas yg tidak lama kembali lagi, tetapi kini membawa koper dengan wajahnya yg dingin.
Gadis itu yg menangis kini menghampiri ayahnya, mencegah ayahnya yg akan pergi meninggalkan dirinya sendiri dan tangisnya pecah dengan isakannya.
"Ayah!! Aku mohon jangan pergi!!! Kalau itu emang perbuatan aku,, aku minta maaf ayah, aku mohon jangan pergi, jangan tinggalin Aya sendiri disini" ungkap sosok gadis itu mencegah ayahnya dengan memeluk sang ayah dari belakang dan kini berlutut pada ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALANG
Teen FictionKisah ini mempersembahkan wanita biasa yg mati-matian berjuang hidup, meski tidak semati itu, bagi dirinya sendiri. Kalau kau mau tahu semua alur ceritanya, ikuti... Karya milik kiraniadh, yg berjudul "MALANG". So.... NO✖️ PLAGIAT-PLAGIAT!!!! BAHAY...