•ꩇׁׅ֪݊ ɑׁׅᥣׁׅ֪ɑׁׅ݊ꪀᧁׁ• ᥱ⍴s xɪɪɪ

24 21 3
                                    

ʜᴀɪ. ʙᴀᴄᴀ ʟᴀɢɪ ʏᴀ.

sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇɴɪᴋᴍᴀᴛɪ

***

"Gue benci sama lo" kata-kata itu yg selalu terngiang di kepalanya seketika saat ia mengenang masa indah yg ia rajut dengan kekasihnya.

Namun, dalam notebook sudah tertulis jelas, yg isinya:
𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖𝑘𝑢, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑎𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑒𝑛𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖𝑚𝑢. - 𝐼𝑛𝑎𝑟𝑦𝑎.

Bagai dalam perkataan, bahwasanya Inarya telah cinta mati, cinta buta dan tuli, tidak akan pernah berpaling , dan tak pernah melihat begitupun mendengar, bagaimana kelakuan seseorang terhadapnya.

Walau sakit dan banyak luka pun, malah masih ia perjuangkan yg kalau kata orang, cowok kayak Felix harus ditinggalkan, meski sebenarnya melupakan seseorang yg dicintai sangatlah butuh proses panjang.

Dan kini, yg sedang di posisi seorang Inarya tengah berada di ruang tengah disampingnya terdapat Felix ditemani keheningan yg membara.

Sedari keheningan yg lama itu, sosok Inarya hanya memandang wajah kekasihnya walau tidak membalas dirinya, sembari menunggu kedatangan Fidelya yg katanya keluar, ia ingin memecahkan keheningan dengan berbincang bersama sahabatnya.

Ia merasa kesepian bagai tak ada siapapun di sana, walau disamping ada seseorang.

"Daripada natap gue, lebih baik lo obatin luka lo" cakap cowok di sampingnya tanpa menoleh ke sebelah.

Inarya berdiri untuk berangkat kearah dapur bertujuan mengambil obat ataupun kompresan panas entah dingin.

Tak berselang waktu lama, ia kembali lagi dengan membawa hal yg diperlukan, iyalah obat-obatan untuk luka-lukanya.

Tetapi, malah di biarkannya oleh Inarya, dia belum melakukan pengobatan pada lebam dan lukanya itu.

"Ngapain malah liatin obatnya, bukannya obatin, malah diem" ujar Felix berbicara kembali.

"Nanti aja, nungguin Delya" ucap Inarya mengatakannya.

Seusai mengatakan hal barusan, keduanya kembali hening, Felix sibuk dengan gadgetnya, begitu Inarya, ia sibuk dengan lamunan dan menantikan sahabatnya yg sudah jenuh dengan keadaan seperti ini.

***

Bapak perusahaan Sadam Crops saat ini akan ada meeting bersama, klien besar yg sangat berpengaruh bagi perusahaan dirinya.

Bukan sekarang, tapi nanti dua puluh menitan lagi, meeting mereka akan dimulai, dan sangat berhati-hati beserta tak ada kendala dan ketidaknyamanan bagi kliennya, itulah harapan Sadam.

Enam menit sebelum meeting di mulai, pun kliennya tengah menuju ke ruang meeting, namun di koridor, sosok seorang menabrak orang yg katanya sangat berpengaruh bagi perusahan Sadam Crops.

Orang yg menabraknya tengah memegang gelas yg berisikan es teh yg juga kaget akan kejadian barusan, orang-orang sekitar pun mempertontonkan hal itu dengan sebagian bisik-bisik terjadi.

"Maaf, pak, maaf, saya gak sengaja" ujar wanita itu yg menabrak.

Terlihat raut manusia yg kena tabrak itu kesal, "apa-apaan kamu, pakaian saya jadi basah" kata bapak itu.

"Saya gak sengaja, pak, tolong maafin saya" cakap kembali wanita tersebut.

Sosok pria yang menjadi klien Sadam melototkan matanya dengan tajam, "sini kamu" cakap pria tersebut karena wanita itu malah mundur dan semakin mundur ketika pria barusan terus kembali menyuruh dirinya mendekat.

MALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang