нαι ѕємυα.. gмηα кαвαяηуα?? вαιк уα.
ѕкяg мαℓαηg υρ ℓαgι ѕмσgα ѕυкα ѕαмα ραят кαℓι ιηʝ, уα.
вαιкℓαн, ѕєℓαмαт мєηιкмαтι яєα∂єяѕ.
***
Menginjakkan kedua kakinya di rumah sang kekasih yg isinya sepi sekali, bak rumah terbengkalai, dan terlihat semua penjuru berserakan. Ya, dia belum membersihkan semuanya ini.
Inarya memasuki rumah Felix bersama disusuli oleh sahabatnya, Fidelya.
"Ini rumah atau gudang penyimpanan barang sih, berantakan bener" ujar Fidelya sesaat dirinya menyaksikan rumah Felix.
"Kayaknya Felix semalam main sama temen-temennya disini" kata Inarya menyahuti percakapan seorang sahabat.
"Emang tuh cowok kalau main suka berantakan?" tanya Fidelya pada sang sahabat.
"Hehm" tangan perempuan itu mulai bergerak mengambil gelas, toples, dan sejenisnya yang berserakan dilantai.
Menyaksikan sikap Inarya, Fidelya bingung, "eh, ngapain lo?"
Inarya sendiri menatap muka sahabatnya yang mungkin akan menjadi satu-satunya dihidup yang harus ia perjuangkan itu.
"Ya, beresin lah, ini kan berantakan" sahut Inarya menatap sekilas wajah Fidelya dan fokus kembali pada aktivitasnya.
"Eh, nggak, nggak, nggak, gak usah diberesin segala, ini pekerjaan si bibi" ucap Fidelya sembari mencegah Inarya yg akan mengambil beberapa sampah di bawah pula.
"Si bibi gak kerja lagi disini" ungkap gadis memiliki nama Inarya.
Fidelya sedikit tercengang atas penuturan seorang Inarya pada telinga beserta rumah siputnya.
"Hah? Si bibi gak kerja lagi disini, gimana maksudnya?" tanya kembali si Fidelya.
"Si bibi pulang" kata Inarya seadanya yg ia ketahui.
"Karena?" ujar Fidelya bertanya ingin tahu apa yg menyebabkan si bibi pekerja Felix itu hingga pulang dan tidak lagi bekerja disini.
Inarya menjawabnya dengan sebuah gelengan cepat, yg pun tidak memuaskan bagi Fidelya yg penasaran itu.
"Terus, udah ada pengganti si bibi?" tanya kembali seorang Fidelya dan jawabannya masih sama dengan gelengan.
"Maunya sih, gue yg jadi pembantu disini" tutur Inarya, sahabatnya langsung melotot.
"Nggak, gue gak setuju" kata Fidelya tak menyetujuinya, sangat-sangat tidak setuju.
"Kenapa? Menurut gue, Felix butuh banget pekerja di rumah ini" ucap Inarya kembali kepada sahabatnya.
"Ya, gak harus lo juga, yang jadi pembantu di sini, emang dari banyaknya manusia, cuma lo doang yang bisa kerja disini, lo gak pantes kerja kek gini" cakap Fidelya cukup dengan kekesalan sedikit.
"Gak apa-apa biarin aja, gue juga ngelakuinnya ikhlas kok" ujar si Inarya kembali.
"Ini bukan soal ikhlas gak ikhlas, ini soal lo yg jadi cewek si Felix tapi kelakuan cowok lo itu gak sepatutnya ke lo, jadi tolak pekerjaan itu, lo fokus sama sekolah" penuturan Fidelya tersampaikan pada saraf-saraf di otaknya.
"Atau bahkan kalau bisa lo putus sama tuh cowok, cowok kek gitu gak pantes di pertahanin" lanjut perkataan Fidelya.
Gadis didepan seorang Fidelya itu menggeleng tidak bisa menerima ucapan dari seorang Fidelya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALANG
Fiksi RemajaKisah ini mempersembahkan wanita biasa yg mati-matian berjuang hidup, meski tidak semati itu, bagi dirinya sendiri. Kalau kau mau tahu semua alur ceritanya, ikuti... Karya milik kiraniadh, yg berjudul "MALANG". So.... NO✖️ PLAGIAT-PLAGIAT!!!! BAHAY...