•ꩇׁׅ֪݊ ɑׁׅᥣׁׅ֪ɑׁׅ݊ꪀᧁׁ• ᥱ⍴s xɪᴠ

13 12 0
                                    

JANLUP BERDOA YA. BIAR JADI BERKAH YG BACANYA.

SILAHKAN. ՏᎬᏞᎪᎷᎪͲ 𝗠𝗘𝗡𝗜𝗞𝗠𝗔𝗧𝗜.

***

Seseorang mengintip dari celah jendela menggunakan teropong yg posisinya berada di suatu rooftop rumah yg bertujuan pada rumah disebelahnya.

Senyum miringnya terukir begitu penuh dengan kemenangan, sungguh indah baginya pemandangan yg dilihatnya walau memakai alat.

"Drama di mulai, episode ke sekian" ucapnya begitu micik.

Lagi dan lagi senyum ukuran yg begitu miris dan senang akan kesusahan seseorang apalagi orang itu ialah orang yg paling dibencinya.

Sungguh ini nikmat tak terhingga bagi dirinya, walau tak pernah mengucap syukur. Tapi, apa ada manusia jahat berdoa? Walaupun ada, hanya sebagian orang saja.

Akhir-akhir ini rencana dan segala otak busuknya berguna dan berhasil lancar sesuai ekspektasinya, perjuangan yg tidak sia-sia, ia mengorbankan tangannya tersayat oleh benda tajam akan lari sewaktu kemarin di koridor kantor dan berbagai lainnya lagi.

Cara ini ampuh baginya untuk menghancurkan sahabat yg dahulu kala pernah saling berjanji untuk sehidup semati dan tak akan ada kata pengkhiatan dalam persahabatannya.

Ingin tahu siapa orang tersebut, siapa lagi jika tidak lain adalah Rakeena Sarnan, sosok sahabat Inarya bersama Fidelya yg kini memisahkan diri dari kedua sahabatnya itu.

***

Sekarang pada posisi lain, dimana Inarya yg terkejut akan kedatangan orang tersebut dengan cara yg tidak wajar dan semestinya.

"Ayah,"

Tatapan amarah dan ketajaman terlukis jelas dari manik mata sang ayah yg baginya indah.

"Udah buat masalah, enak kamu malah berduaan sama cowok, apalagi kamu pakai baju yg gak sopan seperti ini di dalam rumah cowok" tutur Sadam terpadu jelas kemarahan, ketajaman dan segala hal yg di takuti Inarya pada diri ayahnya.

"Buat masalah apa, Ayah? Aku dari tadi di sini, gak kemana-mana, bahkan seharian sepulang sekolah aku di rumah ini" kata si gadis bernama Inarya menjelaskan kepada sosok ayah.

"Berbuat hal kotor disini? Sama lelaki itu?" cakap ayahnya dengan menunjukkan cowok di sebelah sang anak.

Inarya menatap sekilas kearah Felix, lalu kembali pada ayahnya, "nggak, yah"

"Terus apa? Kata kamu seharian dirumah, berarti kamu berbuat kotor sama lelaki di samping kamu itu" ujar Sadam kembali.

"Dirumah bukan cuma berdua, tapi sama temen Naya yg lain, temen Naya lagi dikamar sekarang" cakap Inarya mengatakan hal itu pada ayahnya untuk berhenti menuduh dirinya yg bukan-bukan.

Tak ingin lama-lama untuk bisa menampar dan menodai wajah sang anak, Sadam kemudian beraksi untuk membawa anaknya.

"Sini kamu, ikut saya" kata sang ayah seraya mencekal tangan Inarya dan dibawanya keluar rumah.

Felix mengikuti langkah Sadam perlahan dan mencoba tidak untuk ikut campur, ia hanya sebagai saksi saja tak lebih.

Di hempaskan nya dengan kekerasan oleh sang ayah membuat Inarya terjatuh di tanah, lalu dipukulnya gadis itu beberapa kali, hingga menimbulkan jeritan kesakitan dan tangisannya.

"Akhh."

Di siksanya gadis berumur remaja itu dengan habis-habisan oleh sosok ayah yg selama beberapa belasan tahun ini dicintainya.

MALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang