BAB VIII

19 1 0
                                    

STRATEGI RUSIA

Alexei bergegas keluar ketika suara berdenting dan pintu lift terbuka, dia berjalan cepat melewati lorong menuju ruangan yang dipenuhi oleh petugas administari dan operator kantor pusta Intelijen dalam dan luar negeri Rusia yang sedang melakukan tugasnya masing - masing dengan serius, kehadirannya seolah tidak diperhatikan oleh siapapun di ruangan itu, semuanya tenggelam dengan apa yang dilakukan, tidak ada yang tidak penting di tmepat itu, apa yang mereka kerjakan menyangkut kejayaan dan kehancuran Rusia.

Alexei tiba di depan pintu metalik tertutup, dia menghampiri meja skeretaris yagn sedang bekerja di depan komputernya, seorang wanita muda yang cantik, dia mendongak dari layar komputernya ketika melihat Alexei, "Tuan, Jenderal sudah menanti anda di dalam, silahkan masuk."

"Terimakasih Anna," Alexei menganggukkan kepala kepada wanita itu sambil bergegas menuju pintu masuk ruangan Jenderal Sergey, di depan pintu dua orang prajurit jaga dengan seragam militer dinas harian memberi hormat kepada Alexei dan membukakan pintu.

Alexei memberi hormat kepada Jenderal Sergey begitu masuk ke ruangannya, "Alexei, aku berharap ada kabar bagus yang akan kamu sampaikan tentang kondisi kita di Indonesia, silahkan duduk," Jenderal Sergey menyambutnya dengan antusias.

"Hari ini, pasukan paramiliter dari Timur Tengah sedang menuju Indonesia Jenderal."

"Bagus, aku berharap tidak ada kendala yang berarti dalam perjalanan mereka hingga sampai di Indonesia, lalu bagaimana protokol ketika mereka sudah mendarat di sana ?," Jenderal Sergey menatap serius kepada Alexei.

"Semua pasukan kita yang bertugas di Indonesia sudah menyiapkan segala sesuatunya pak, mulai kedatangan, kendaraan, hingga tempat tujuan transit untuk menyiapkan penyerangan."

"Lalu bagaimana kedutaan Rusia ?"

"Mereka menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, menggunakan segala jaringan yang mereka punyai di Indonesia untuk memenuhi apa yang kita butuhkan dalam operasi serangan, dilakukan dengan sangat hati-hati dan rahasia tentunya."

Jenderal sergey sedikit tampak tenang dengan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursinya, "Apakah kamu sudah memastikan pasukan Timur Tengah tidak mengetahui tujuan utama kita dalam operasi ini ?."

"Hal tersebut tergantung siapa yang menjadi penghubung pasukan Timur Tengah, Igor, saya sudah memastikan kepada dia agar tidak membocorkan tujaun operasi kepada siapapun, atau taruhannya negara akan menyita semua kekayaannya dan memasukkannya ke penjara seumur hidup tanpa menyisakan apapun untuknya kecuali kamar pengap di sel tahanan."

Jenderal Sergey mengalihkan perhatiannya sejenak dari Alxei, dia mengambil cerutu di kotak terbuat dari kayu Jati berukir dan menyalakannya, asap kebiruan mengepul bergulung menyebar ke seluruh ruangan, bau asap tembakau menenangkan syarafnya yang membuat jantungnya berdebam mengingat level dan bahaya yang sedang dia hadapi tentang operasi rahasia tersebut.

"Aku rasa itu cukup untuk meyakinkan Igor agar benar - benar menjaga kerahasiaan tujuan utama kita menyerang Indonesia, mengingat dia terlalu dimanjakan oleh negara dengan segala yang dia miliki saat ini, mengumpulkan kekayaan dari hal ilegal, tetapi melihat level jaringan yang sudah dia bentuk, seperti jaringan teroris sekelas Al Hajar, aku rasa negara masih akan lebih lama memanjakannya," Jenderal Seergey terkekeh yang diikuti senyum simpul Alexei.

"Pesawat apa yang kamu gunakan untuk mengangkut 200 prajurit Timur Tengah ?"

"Untuk mengalihkan kecurigaan Imigrasi Indonesia, kita menggunakan pesawat komersial dan pemberangkatan sudah kita atur dari berbagai tempat, negara-negara dengan pengamanan longgar seperti India, Brazil, Argentina, Spanyol, menggunakan kedatangan yang berbeda - beda, dan sudah kita pastikan untuk semua dokumen palsu benar - benar bisa diterima sistem di Jakarta ataupun di negara - negara keberangkatan."

3 I N T E L I J E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang