KARTEL RUSIA
Butiran salju pagi hari di musim dingin Rusia turun menutupi hampir seluruh pepohonan lebat di pegunungan Siberia, Tiga mobil ford hitam besar sedang melaju cepat beriringan dengan gagahnya, terlihat seperti tiga semut hitam yang sedang berbaris jika dilihat dari udara, jalan lebar beraspal yang dipenuhi dengan tikungan tajam menanjak tidak mempengruhi kecepatan iring – iringan tersebut.
Mobil paling depan adalah kepala lapangan SVR, Alexei, pria paruh baya terlihat kalem dengan rambut putihnya, tapi banyak orang tidak tahu dengan kemampuannya dalam mengorek informasi dari orang buruannya, dia tidak segan untuk membuat targetnya merasakan rasa sakit fisik atau mental yang ekstrem demi sebuah informasi yang dibutuhkan, dan dia dapat melihat kelemahan seseorang dalam waktu 5 menit untuk dijadikan alat agar seseorang berbicara informasi rahasia.
Dua mobil di belakang berisi 10 anak buahnya lengkap dengan senapan ringan dibalik jubah hitam panjang yang mereka kenakan. Alexei terdiam sambil memandang keluar jendela mobil, dia sedikit ragu tentang bagaimana menghadapi targetnya kali ini, Igor Slavic, apakah dengan kehangatan seorang teman atau layaknya Polisi menginterograsi, mengingat dia adalah bos penjahat narkotika sekaligus orang yang mempunyai pengaruh di pemerintahan Rusia,
Igor selama ini menumpuk kekayaan dari perdagangan narkotika di hampir seluruh negara di dunia berkedok berbagai perusahaan. Kejahatannya tersebut selama ini berjalan mulus dengan menyogok pejabat korup yang mudah didapatkan di manapun di bumi ini.
Alexei ahirnya memutuskan untuk mengalir saja nanti sambil menyesuaikan situasi.
Iring – iringan mobil intlejen Rusia itu tiba di sebuah pos yang dijaga oleh beberapa pengawal pribadi memakai setelan hitam dengan menenteng senjata otomatis mengangkat telapak tangan untuk menghentikan mobil.
Salah satu anak buah Alexei di kursi depan segera keluar mobil dan mendekati para penjaga menjelaskan tujuan mereka untuk bertemu tuan rumah. Salah satu penjaga tampak segera menekan radio panggil menghubungi seseorang di dalam rumah utama yang jaraknya hampir setengah kilometer dari situ.
Tidak lama kemudian deretan mobil tersebut meluncur kembali setelah palang pintu dibuka yang berarti mereka diijinkan masuk, hal yang jarang terjadi di tempat terlarang itu mengingat mereka adalah tamu tak diundang.
Sebuah mansion besar bergaya kastil abad pertengahan berdiri dengan megahnya, dan satu – satunya bangunan yang berdiri di halaman pribadi seluas 1000 hektar, di sekeliling mansion terdapat hutan pinus lengkap dengan berbagai hewan buruanmulai dari unggas terbang hingga kijang, di sisi timur istana terdapat danau buatan yang membeku dengan macam jenis ikan air tawar di dalamnya, sangat menyenangkan bagi yang melihat.
Sebuah Helypad tampak tertutup salju disediakan tepat di halaman depan mansion, fasilitas yang ditujukan untuk melayani kebutuhan transportasi pemilik kastil yang harus berjalan cepat tanpa gangguan dan tentunya mewah.
Ketika iringan mobil berhenti di depan bangunan megah itu, Alexei dan anak buahnya disambut selusin pengawal pribadi mengenakan jas tebal musim dingin, mereka menyambut tamunya mirip pelayan hotel, bedanya mereka menenteng senjata otomatis.
Seorang pria kurus, berkumis tipis rapi, mengenakan setelan resmi pelayan dengan dasi pita merah di leher menyambut rombongan dengan senyum lebar, seolah markas kartel narkoba di situ senang sekali didatangi oleh selusinan intelejen Rusia.
“Tuan – tuan dari SVR ? tuan Igor sudah menunggu anda di ruang pribadinya, dan hanya satu orang yang diperbolehkan masuk, silahkan ikuti saya Sir."
Sorot mata pelayan itu memancarkan kecerdasan sekaligus kelicikan, Alexei curiga orang itu bukan hanya pelayan biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 I N T E L I J E N
Science FictionFiksi Politik Militer "Serangan Rudal dari Kapal Perang RI ke Gedung DPR RI" Intelijen Indonesia, Amerika, Rusia https://my.w.tt/mKMp9785XS