KANTOR INTELIJEN RUSIA-SVR
Ruang kendali di kantor pusat intelejen Luar Negeri Rusia - Sluzhba Vneshney Razvedki -SVR dipenuhi dengan komputer layar besar yang sedang menyala, menampilkan perkembangan infromasi dari agen mata- mata berupa kiriman gambar, dokumen dan apapun yang bisa dijadikan bahan untuk berbagai kepentingan pemerintahan Rusia.
Ruangan itu didominasi oleh kegiatan petugas operator yang menghubungi para intelijen Rusia yang tersebar di seluruh dunia untuk mendapatkan kabar informasi mata - mata terbaru.
Sekelompok petugas dengan keahlian komputer di atas rata-rata, level hacker sedang ditugaskan untuk membajak sebuah data negara lain atau semacamnya, kebanyakan dari mereka adalah pemuda maniak komputer yang uniknya kebanyakan direkrut setelah mereka ditangkap polisi karena pernah membajak komputer pemerintah Rusia.
Pengiriman Dibatalkan.
Sebuah tulisan merah menyala dengan tanda alert cukup mengejutkan petugas Livin.
Sejak satu jam yang lalu dia hampir tidak melepaskan pandangannya dari layar komputer, mengamati transfer data dari agen pembajakan data “Proyek Borneo – Indonesia’ selesai, tetapi tiba – tiba pengiriman dibatalkan, dengan pesan singkat dari sang agen dengan sandi rahasia yang berarti "aku tertangkap polisi lokal, data sudah aku amankan untuk sementara”.
Dengan cemas petugas Livin segera berdiri dari kursinya,tergesa - gesa menuju pemimpin ruangan, Valyev, lelaki paruh baya yang karirnya cemerlang di dunia intelejen Rusia karena kejeniusannya.
Salah satunya berhasil menggagalkan percobaan peledakan kediaman presiden Rusia oleh kekompok komunis garis keras dan banyak operasi intelejen lain yang diselesaikan olehnya dengan nyaris sempurna.
“Comrade, sepertinya agen kita yang ditugaskan untuk membajak Proyek Borneo tertangkap” kata Livin sesaat setelah mengetuk pintu ruangan Valyev.
Valyev yang sedang membaca sebuah berkas laporan terdiam sejenak, kemudian menoleh kepada Livin, “Apa kamu yakin?”.
“Yakin pak, sesaat sebelum pengiriman data dibatalkan, agen kita mengirim pesan berkode bahwa dirinya tertangkap oleh polisi Indonesia”.
Valyev menghela nafas panjang, sesaat mengalihkan pandangannya dari Livin, Operasi Borneo adalah tugas super prioritas, menyangkut kompetisi besar berikutnya bagi Rusia dengan Amerika.
Setelah persaingan sengit perlombaan membuat bom atom hampir satu abad yang lalu.
Meskipun faktanya tidak ada yang benar – benar berani untuk meledakkan satu bom atom terkecil sekalipun kepada lawannya, alasannya, karena Rusia ataupun Amerika masih sama –sama waras.
Sekali bom nuklir diledakkan untuk menyerang lawan,maka tidak akan ada lagi perang berikutnya, yang ada hanya kehancuran total kedua belah pihak.
“Baik Livin, tunggu perintah selanjutnya, terus pantau perkembangan situasinya”, perintah Valyev kemudian.
“Baik Pak”, Livin bergegas menuju pintu dan menutupnya dari luar.
Pembajakan Proyek milik Amerika “Proyek Borneo” sudah dirancang sedemikian rupa sehingga apabila gagal maka ada beberapa langkah cadangan, rencana B yang harus dijalankan.
Sebagai seorang pimpinan departemen intelijen yang setiap operasinya selalu bekerja secara diam – diam, Valyev sangat tidak nyaman dengan pilihan rencana B karena akan memancing kegaduhan yang sangat besar, dunia akan membelalakkan mata karena rencana cadangan itu melibatkan serangan militer tidak resmi kepada sebuah negara yang sah.
Selain sudah menjadi protokol yagn sudah disepakati oleh otoritas tertinggi, situasi saat ini menyebabkan Valyev tidak memilki pilihan lain, kepentingan negara harus diutamakan, dia segera menghubungi kepala agen lapangan kepercayaannya, Alexei melalui telepon genggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 I N T E L I J E N
Ciencia FicciónFiksi Politik Militer "Serangan Rudal dari Kapal Perang RI ke Gedung DPR RI" Intelijen Indonesia, Amerika, Rusia https://my.w.tt/mKMp9785XS