HAL.5

310 25 0
                                    

Asahi menatap khawatir kakaknya dan kakak iparnya itu. Kakaknya masih belum sadar dari tadi pagi sedangkan kakak iparnya juga tidak mau makan sebelum kakaknya sadar. Tentang Doyeon dan Doyoung. Keduanya sudah berada di rumah Jihoon. Mereka akan menginap disana malam ini.

"Kak Jun, ayo makan dulu. Nanti kak Yoshi marah loh kalau dia tau kamu belum makan"

"Enggak, Sa. Gue nunggu Yoshi aja"

"Makan kak.."lirihan itu membuat Junkyu terkejut. Ia menggenggam erat jemari kasihnya itu. Bahkan air matanya langsung turun. Isa pun mengerti keadaan dan pamit memanggil dokter.

"Ada yang sakit, Chi? Kamu pusing? Atau mual? Atau pengen sesuatu?"

Yoshi menggeleng lemah. "Enggak ada kak. Justru kamu yang harus makan"

"Aku bisa nanti Chi. Sekarang kamu dulu"

Lagi-lagi Yoshi menggeleng. "Aku enggak laper kak"

"Aku juga enggak"

"Batu banget sih"gerutu Yoshi pelan tapi masih bisa Junkyu dengan. Ia tersenyum kecil mendengar itu. Yoshi masih sangat peduli padanya. YA JELASLAH PAK! ORANG CINTA MATI ANAKNYA:⁠-⁠[

Yoshi beranjak duduk membuat Junkyu langsung memeluk perutnya. Junkyu menangis disana membuat Yoshi ikut menangis. Ingat, Yoshi itu perasa. Jadi, ia tidak bisa jika melihat oranglain menangis.

"Maafin aku Chi... Maaf.. aku emang laki-laki bejat dan enggak tau diri. Aku salah karena enggak pernah liat kamu padahal kita udah sama-sama selama ini. Aku salah Chi... Aku brengsek. Pukul aku Chi, pukul aku semaumu yang penting kita enggak pisah. Aku enggak mau kamu jauh dan pergi dari aku, Chi. Aku enggak sanggup tanpa kamu. Jangan tinggalin aku Chi.."

"Lepas kak"ucap Yoshi seraya mencoba melepas dekapan Junkyu. Tapi, Junkyu malah semakin mengeratkannya.

Junkyu menggeleng. "Aku enggak mau sampai kamu maafin aku Chi"

"Aku maafin kakak kalau kakak mau makan"Junkyu langsung melepaskan dekapannya dan menatap Yoshi.

"Aku makan sekarang"Yoshi mengangguk dan tersenyum tipis. "Sana makan. Aku enggak mau kamu sakit"

Junkyu mengangguk. "Tunggu bentar ya sayang, aku makan dulu"percakapan mereka diakhir oleh kecupan di kening Yoshi.

Setelah Junkyu menghilang di balik intu itu, Yoshi kembali menangis.

"Aku enggak tau kak, aku enggak tau harus kayak gimana lagi. Semuanya terlalu sakit kak Jun"Yoshi semakin terisak ketika Isa, sang adik mendekapnya. Entah kapan ia datang namuan pelukan ini yang ia butuhkan selama ini. Ia hanya punya Isa sebagai satu-satunya keluarga yang tersisa. Kedua orang tua mereka sudah tiada setelah satu tahun Yoshi menikah.

"Sakit Sa, sakit banget"Isa juga ikut menangis mendengar kakaknya. Ia tidak tahu apa yang menjadi permasalahannya yang pasti masalah mereka sudah sangat berat. Yoshi punya imun yang lemah, ia akan sakit dengan hal-hal kecil sekalipun.

"Aku disini kak, kakak enggak sendiri. Kakak punya Isa buat cerita, kakak punya Isa buat dipeluk, kakak punya Isa yang bakal selalu ada buat kakak"

"Entah dia yang jahat atau aku yang terlalu bodoh"

"Tsutttss.. kakak enggak boleh bilang kayak gitu. Isa yakin semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Jadi, sekarang kakak harus istirahat ya? Kasihan Doyeon sama Doyoung. Mereka khawatir sama maminya. Jung-Hwan aja sampai ngerengek minta ketemu kakak"

"Sa.."

"Iya kak?"

"Kalau pisah, Doyeon sama aku ya?"

Isa terkejut mendengar kata pisah yang diucap kakaknya itu. Pisah? Cerai?

"Kakak istirahat dulu. Lupain masalah ini sampai kakak benar-benar pulih. Kita selesain besok dengan kepala dingin. Oke?"Yoshi tak menjawab. Ia melamun menatap langit-langit rumah sakit yang berwarna putih itu.

"Sa, jangan biarin kak Junkyu masuk ya? Kunci pintunya. Aku enggak mau ketemu sama dia"

"Tap-"

"Bolehkan?"Yoshi menatap Isa dalam. Tentu Isa tidak tega melihatnya. Ia menghela nafasnya berat lalu mengangguk seraya tersenyum.

"Apapun untukmu kak"

___

Junkyu yang baru saja balik dari kantin rumah sakit diberhentikan oleh Isa di depan kamar.

"Gue mau masuk, Sa"

"Kak Ochi lagi istirahat, jangan diganggu dulu. Mending kak Junkyu pulang aja, kakak istirahat juga"

"Gue bakal nginap disini. Lo aja yang pulang, Sa. Takut Jaehyuk nyariin Lo"

"Gue udah bilang ke Jaehyuk buat ngejagain kakak gue, jadi Lo aja yang pulang"

"Gue enggak mau! Buka pintunya!"

"Kak Ochi enggak mau ketemu sama Lo kak"Junkyu mematung disana. Ia melihat ke dalam dimana Yoshi masih sama. Melamun menatap langit-langit rumah sakit. Jangan kira Yoshi tidak mendengarnya. Yoshi mendengar percakapan antara adik dan suaminya itu.

"Ochi! Dengerin kakak dulu Chi. Tolong izinin kakak masuk!"

"Udahlah kak"

"Gue enggak mau Isa!"teriak Junkyu. "Ochi... Dengerin kakak dulu, please. Kasih aku masuk Chi, aku mau sama kamu. Aku enggak mau jauh dari kamu Chi. Kakak minta maaf Chi, tolong maafin kakak"Yoshi meremat selimutnya. Ia benar-benar sakit mendengar Junkyu memohon seperti itu. Ia membalik badannya memunggungi Junkyu.

"Chi!! Please kasih aku kesempatan. Sekali aja"

"YOSHI!! PLEASE YOSH!!"

"AKU SAYANG SAMA KAMU YOSH, AKU CINTA SAMA KAMU!!"

"YOSH, TOLONG SAKALI AJA KASIH AKU KESEMPATAN!"

"STOP KAK JUN! Ini udah malam dan ini rumah sakit! Sebaiknya kakak pulang sekarang dan kalian bisa bicarain besok. Sekarang biarin kak Ochi istirahat dulu. Dan kakak juga istirahat"

"Tapi, Sa. Yoshi belum maafin gue"

"Lo pasti dimaafin kak. Kak Ochi bukan orang yang pendendam. Kita bicarain lagi besok ya? Biarin kak Ochi istirahat dulu. Dia baru sadar kak"Junkyu menunduk lemas. Ia benar-benar bisa gila jika Yoshi tidak mau lagi bersamanya.

"Maaf ya, Sa. Gue titip Yoshi"

"Iya kak. Sabar ya, kak Yoshi pasti maafin Lo kok"Junkyu mengangguk lemah lalu setelahnya berbalik pergi dari sana. Isa memandang kakak iparnya itu iba. Seberat inikah masalah mereka. Tapi, Isa yakin jika kesalahan Junkyu kali ini pasti fatal. Yoshi selama ini tidak pernah menceritakan bagaimana mereka bertengkar atau lainnya. Ia selalu bilang jika Junkyu adalah pria manis dan romantis. Bahkan Junkyu tidak pernah membentaknya. Isa memang ingin tahu apa permasalahan mereka. Tapi, untuk bertanya ia rasa ini bukanlah waktu yang tepat. Biarkan Yoshi yang menceritakannya sendiri.

Junkyu sudah hilang dari pandangan, kini Isa masuk ke dalam ruang rawat Yoshi. Ia menarik selimut Yoshi hingga ke dadanya, mengelus pelan rambut sang kakak yang terlihat sudah tertidur. Isa menghapus bekas air mata kakaknya itu lalu mencium puncak kepalanya.

"Sebesar apapun masalah kalian, perpisahan bukanlah solusi terbaiknya kak. Tapi, jika kakak udah enggak sanggup. Apapun akhirnya itulah yang terbaik. Semangat ya kak. Aku selalu ada buat kakak"Isa lalu mengambil selimut di dalam bagpapernya lalu mulai tertidur di sofa.

"Maafin kakak, Sa. Seharusnya dulu kakak dengar kata kamu"batinnya.

Lagi-lagi air mata itu jatuh kembali.







___

Ochi maaf ya buat kamu nangis Mulu🙏:⁠'⁠(

I Want Your Love || (Kyushi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang