Pintu utama rumah terbuka, menampilkan Doyoung yang baru saja pulang. Doyoung berjalan memasuki rumah yang masih terlihat terang padahal waktu sudah menunjukkan tengah malam.
"Darimana aja, kak?"
"Bukan urusan papi"acuhnya.
"Kamu enggak tau ini udah jam berapa? Ini udah tengah malam Doyoung"
"Semua orang juga tau kali"
"Kalau tau kenapa enggak pulang! Kamu enggak ingat punya adik! Dia nungguin kamu dari tadi Doyoung!"
"Terus? Emang papi ingat kalau ada mami?"skakmat. Junkyu terdiam membuat Doyoung terkekeh remeh.
"Mami kurang apa sih Pi?"tanya Doyoung dengan jengah. Sebulan kepergian Yoshi tanpa pamit membuatnya menjadi sosok yang dingin. "Kalau belum selesai sama masa lalu jangan mulai yang baru!"Junkyu menunduk karena anaknya benar.
"Papi enggak pernah mikirin perasaan mami? Hah? Perasaan aku? Doyeon?"emosi Doyoung berkumpul menjadi sebuah bendungan di matanya dan siap terjun kapan saja.
"AKU SAMA DOYEON MASIH BUTUH MAMI, PI!!"teriaknya keras. Junkyu menangis mendengar penuturan Doyoung. Memang benar, ini semua salahnya. Salah yang sangat fatal. Tetapi, apa bisa diperbaiki lagi? Junkyu ingin keluarganya utuh lagi.
"Kalau memang dari dulu papi enggak punya rasa sama mami, selesain semuanya sekarang, pi. Aku sama Doyeon enggak butuh sosok ayah yang bajingan kayak papi!"ucapan menohok itu membuat Junkyu menatap Doyoung memelas.
"Maafin papi, kak. Papi emang salah, papi keterla-"
"Udahlah! Basi tau enggak!"Doyoung melenggang pergi tanpa peduli dengan Junkyu yang hanya terdiam.
Junkyu mendudukkan dirinya di sofa lalu menyandarkan tubuhnya di sana. Air matanya terus saja turun seiring kilasan kenangannya dengan Yoshi berputar. Dari awal pertemuan hingga mereka memutuskan untuk hidup bersama. Isakan demi isakan pun muncul.
"Papi..."Junkyu langsung menghapus air matanya lalu tersenyum pada putrinya disana. Doyeon datang dan langsung memeluk Junkyu diiringi sebuah tangisan juga.
"Doyi kenapa? Mimpi buruk?"tanya Junkyu lembut. Ia mengelus rambut anaknya itu dengan sayang.
"Doyi kangen mami"Junkyu memejamkan matanya erat. Perlahan ia melepas dekapannya dengan Doyeon.
"Maafin papi ya. Papi buat Doyi sama mami pisah. Papi bakal cari mami sampai ketemu"ucap Junkyu dengan mengusahakan senyum disela ucapannya.
Doyeon mengangguk pasrah. Ia kembali memeluk Junkyu dengan erat.
"Tidur ya sayang, besok sekolah"Doyeon mengangguk samar seraya menyamankan posisinya di pundak Junkyu. Junkyu turut mengelus lembut rambut sang putri seraya menepuk pelan punggung Doyeon agar lekas tertidur.
"Papi minta maaf sama kalian"lirihnya.
____
Pagi menyapa Junkyu. Ia melakukan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga sekarang setelah Yoshi pergi. Ia menyiapkan sarapan seperti biasa. Nasi goreng kimchi yang menjadi menu hari ini. Seeelah berkutat di dapur. Ia kemudian berjalan ke lantai dua Ke kamar anak-anaknya.
Ia menuju ke kamar anak perempuannya terlebih dahulu.
"Doyi-ya! Ayo bangun!"ia mengguncang pelan tangan sang anak hingga ia terbangun. Junkyu tersenyum lalu mengecup pipi sang anak.
"Ayo bangun princess!"
"Selamat pagi papi!"sapanya dengan suara serak.
"Pagi juga cantik"balas Junkyu. "Ayo mandi! Papi yang nyiapin baju sama sepatu Doyi"
"Doyi mau sepatu warna putih!"
"Siap princess!!"Doyeon terkekeh begitupun Junkyu. Setelah itu, Doyeon pun bangun lalu beranjak ke kamar mandi. Junkyu pun dengan sigap menyiapkan semua kebutuhan Doyeon untuk ke sekolah. Lalu setelahnya ia menuju ke kamar anak sulungnya.
Ia mengetuk pintu itu dua kali.
"Doyoung! Bangun, nak. Nanti kamu telat"Junkyu menunggu beberapa detik untuk mendengar jawaban dari dalam. Tetapi, nyatanya tidak ada sahutan. Junkyu menghela nafasnya. Ia kemudian turun ke bawah menyiapkan sarapan.
Hingga 20 menit berlalu ketiganya sudah siap di meja makan. Doyoung makan tanpa mengatakan satu kata pun berbeda dengan Doyeon yang sudah mengoceh sedari tadi.
"Papi! Kok enggak makan?"
"Papi udah makan kok"
"Beneran?"
"Iya sayang"
"Aku berangkat"potong Doyoung. Doyoung pun beranjak dari sana.
"Kak!"panggil Junkyu. Doyoung menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap tanya pada sang ayah.
"Papi ada jadwal dua hari. Jadi kalian nginap di rumah nenek kalian dulu ya? Nanti Doyeon papi suruh jemput kakek kamu aja"
"Hm"ia pun langsung melangkah setelah menjawab perkataan ayahnya dengan tidak sopan.
Junkyu hanya bisa menghela nafas saja. Ia sangat maklum dengan Doyoung.
"Doyi! Nanti pulangnya bareng kakek ya? Doyi sama kak Dobby nginap di rumah kakek sama nenek dulu. Papi ada jawal dua hari"
"Papi enggak pulang?"Junkyu mengangguk pelan seraya mengelus lembut surai sang anak.
"Doyi sama kak Dobby dulu ya"Doyeon mengangguk saja sebagai jawaban.
"Ayo berangkat!"
"AYOO!!"
___