Acara Agustusan

37 2 0
                                    

Pagi ini di SMA Ibu Pertiwi terlihat sangat sibuk,semua jadwal pelajaran di tiadakan supaya para siswa dapat fokus mempersiapkan diri dan kelas dalam mengikuti acara tujuh belasan.
Supaya acara semakin meraih, OSIS juga bekerja dalam mendekorasi seluruh altar sekolah,tak hanya itu mereka juga akan menjadi penyelenggara dari acara tersebut.
"Lu,bantuin mereka masang tenda di halaman sekolah!!" Tegas Narendra ~ Ketua OSIS ~ menyuruh anggota OSIS lainnya.
Tak hanya para siswa,para guru juga berpartisipasi dalam acara tersebut. Sebuah ajang tahunan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia, bagaimana tidak ini merupakan bulan dimana bangsa kita merdeka.
"Sayanggg!!!" Kayfa melambaikan tangan dari ujung lorong pada pacarnya.
"Ah kamu !? ngapain sih kesini, bukannya lagi dekor kelas ,ya?" Narendra sedikit terkejut mendapat pelukan dari gadis yang dicintanya itu.
"Kenapa? Aku gaboleh ketemu ayang aku gitu??" Tanya Kayfa manja.
"Boleh dongg! Masa gaboleh" Narendra yang tadinya tegas harus melunak untuk menghadapi pacarnya itu.

Di kelas 11 IPS juga tampak para siswa yang sibuk mendekorasi kelasnya,cuma bedanya mereka melakukan seperti terpaksa,marah,atau mungkin kesal.
" Mana sih tuh anak!?" Ujar ketua kelas pada Una ~ sahabat baik Clara ~ yang juga sedang menunggu sahabatnya itu.
"Bentar lagi palingan juga datang" Ujarnya sambil melihat keluar kelas.
"Ck' tuh anak selalu aja telat" si Ketua Kelas memukul meja dihadapannya.

==========

"Aduh nih sepatu napa gabisa dimasukin sih!?" Dengan raut wajah kesal Clara berusaha memasang sepatu yang tampak sedikit sempit dibanding kakinya.
Sekarang gadis yang ditunggu tunggu itu masih berada di rumahnya, dia jelas kesiangan. Hingga pada percobaan entah keberapa sepatu akhirnya terpasang juga.
"Dah telat banget,gua harus buru nih"
Batinnya saat melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Dengan nafas terengah-engah,Clara akhirnya tiba di sekolahnya setelah berlarian sejauh 400 m dari rumahnya. Sekarang dia telah berada di depan kelasnya.
"Darimana aja lu!?" Suara tegas itu terdengar lagi dari depan pintu kelas. Dengan menggunakan tenaga yang tersisa Clara mendongakkan kepalanya.
"Eh-"
"Ga usah masuk lu!!" Gertak si Ketua Kelas pada Clara. "Kalau perlu keluar lu dari nih sekolah"
Dengan air mata mengalir di pipinya,Clara berlari pergi meninggalkan si Ketua kelas dan Una yang berdiri di belakang ketua kelas.
"Ra!!! Udah ga usah sedih" Teriak Una saat melihat Clara yang berlari menjauh.
"Ga usah terlalu baik sama dia,kalau dikasihani terus nanti jadi manja tuh anak" si Ketua Kelas melihat dengan tatapan tajam lalu berbalik kedalam kelas.

"Gua bodoh,gua ga guna,gua tolol!!" Tangis Clara pecah di depan perpustakaan sekolah. Tangisnya menjadi jadi hingga kicauan burung tak terdengar lagi.
"Kalau tau gini mending gua bolos aja tadi" Clara menyesali telah pergi ke sekolah,memeluk lututnya yang sakit berlarian untuk menuju sekolahnya.
"Ga usah nangis, cengeng!!" Suara seorang pria terdengar panas ditelinga dan menusuk di hati Clara.

Three Girls and Their Boyfriends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang